Chapter 13

4.3K 221 5
                                    

            Malam harinya, mama dan papa mengajak kami semua untuk makan malam di suatu restoran. Setelah ganti baju, kami berangkat naik mobil. Di rumah kami memang ada mobil, tetapi hanya dipakai kalau ada papa dan mama. Aku duduk di bangku tengah bersama Mba Lia. Jerry dan Bang Ray duduk di belakang. Suasana benar-benar sangat hening sampai kita berada di restoran itu. Di restoran, kami memilih meja yang bundar agar lebih mudah berkomunikasi. Sambil menunggu makanan, papa dan mama menginterogasi kami. Mereka bertanya sangat detail kepada kami berempat.

"Gimana? Kalian udah pada punya pacar?" tanya mama.

Kami semua terdiam.

"Bang Ray udah." jawabku dingin.

Bang Ray menoleh ke arahku dengan pandangan 'Kenapa lo bilang'. Namun, aku tidak menghiraukannya.

"Ya, gak papa. Bagus. Tapi, gimana kamu mau ngurus pacar kamu dengan baik kalo ngurus adik perempuan kamu aja gak bener." ujar papa.

Nah, tuh. Dengar itu, Bang.

Aku hanya tersenyum menahan tawa.

"Kamu juga, Han. Jangan ketawa-ketawa aja. Kamu kalo punya pacar tuh samain kayak perlakuan kamu sama abang atau sama adek." saran papa.

Yah, sepertinya bukan perlakuan aja yang disamakan. Bahkan orangnya pun sama, haha.

"Iya, Pa."

"Mama sama papa punya rencana. Setelah Jerry lulus, kalian bertiga pindah ke Bali. Mama sama papa udah tentuin kalian sekolah di mana. Kalo kalian gak berantem-berantem lagi, ya satu sekolah. Biar gampang nganterinnya." usul mama.

"Papa mau kalian itu lebih dari papa dan mama. Jadi, kalian nanti kuliah di luar kota, bahkan kalau bisa di luar negeri."

"Mama sama papa juga mau punya mantu dokter, ataupun jurusan-jurusan tentang kesehatan. Karena menurut papa dan mama, kesehatan itu sangat penting. Gimana kita bisa hidup normal kalau tubuh kita sakit?"

Kami bertiga hanya mengangguk dan mengikuti omongan mereka sampai makan malam selesai.

Keesokan harinya, aku berangkat sekolah diantar papa. Aku senang sekali akhirnya bisa diantar lagi sama papa. Walaupun sedikit tidak suka karena harus satu mobil dengan Jerry dan Bang Ray.

Di sekolah, aku melihat bangku Vanya sudah terisi. Aku langsung menghampiri Vanya.

"Vanya!!! Lo kemana aja aduh. Banyak banget hal yang harus gue ceritain ke lo!" ujarku dengan sangat antusias.

"Aduh, Han. Gue lagi sibuk nyalin catetan dan kerjain tugas nih. Nanti aja pulang sekolah gue ke rumah lo." ujar Vanya sambil menulis tugasnya.

"Oke sip!"

Aku menaruh tasku di bangku. Aku berpikir kalau aku akan sendirian lagi. Aku berbalik badan menghadap Vanya dan memintanya untuk duduk bersamaku.

"Vanya, duduk di sebelah gue dong, please." pintaku memohon kepada Vanya.

"Lita kemana?"

"Itu yang mau gue ceritain juga."

"Ya udah iya nanti. Gue bilang sama Ardit dulu."

"Oke, siap!"

Setelah Ardit datang, Vanya meminta izin untuk pindah. Akupun duduk bersama Vanya. Aku tak sabar untuk menceritakan semuanya kepada Vanya saat di rumah nanti.

Pulang sekolah, aku melihat mobil papa terparkir di depan gerbang sekolah. Aku menghampirinya dan mengintip di kaca. Papa membuka kaca mobilnya. Aku melihat Jerry sedang duduk di samping papa.

Brother ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang