"Kenapa, Han?" tanya Jerry heran.
"Takut! Gak mau! Gak mau ke kamar! Gak mau! Mau pulang!" teriakku sangat ketakutan dari dalam selimut.
"Loh? Kenapa? Cerita aja cerita." ujar Bang Ray.
Aku keluar dari dalam selimut lalu duduk senderan di kasur di tengah-tengah Jerry dan Bang Ray. Aku berusaha menenangkan diriku lalu mulai bercerita dari awal kejadian di kamar mandi.
"Dari tadi gua sama Bang Ray di luar." ujar Jerry.
"Dan kita juga gak bawa botol minum, kan? Kita selalu beli air mineral."
Astaga... aku baru sadar.
"Ah! Pokoknya gak mau ke kamar!"
"Yakin mau tidur bertiga? Atau mau di sini sendiri aja? Gua sama Jerry di ruang tamu."
"Enggak!!!! Enggak mau sendirian!!!" teriakku ketakutan.
"Iya, iya. Selow aja gak usah teriak. Nanti hantunya ke sini loh, hii." ledek Jerry menakutiku.
"Sumpah, gak lucu."
Tiba-tiba suara ketukan 3x di pintu kamar. Kami bertiga langsung menatap pintu kamar. Aku benar-benar ketakutan. Wajah mereka berdua juga langsung pucat.
"Pinjem Hp! Hp! Gece! Hp gue di kamar." pintaku panik dan takut.
Jerry memberikan ponselnya kepadaku. Untuk pertama kalinya aku meminjam ponsel Jerry. Aku tak memperhatikan apapun yang ada di sana, hanya browser lah tujuan utamaku meminjam hpnya. Jariku mengetik pencarian ayat kursi. Aku menyuruh Jerry dan Bang Ray untuk membacanya sampai ketukan itu hilang dan suasana kembali aman.
"Sejak kapan lu tau kalo ini bisa ngilangin setan?" tanya Bang Ray heran.
"Dari Mba Lia. Di Alquran ada."
"Oh, sekarang Hanna jadi alim? Sejak kapan?"
"Sejak gue liat Mba Lia baca Quran pas sholat subuh."
Aku mengeluarkan browser dan kembali ke beranda. Mataku tertuju pada wallpaper ponsel Jerry yang merupakan fotoku. Seingatku, aku tak pernah foto seperti ini. Jerry mengambilnya sendiri, di saat aku sedang serius menonton TV di ruang tamu. Mengetahui aku sedang melihat ponselnya, Jerry langsung mengambil ponselnya.
"Ih, tardulu. Gue mau liat lagi. Di situ gue cantik." ujarku sedikit menghilangkan kecanggungan.
"Liat apa?" tanya Bang Ray ikut melihat ke arah ponsel.
"Gak." jawab Jerry sangat singkat dan mengumpatkan ponsel di belakangnya.
"Apa sih? Mau liat dong, Jer." pinta Bang Ray.
"Enggak, apaan sih. Udah lanjutin nonton aja." ujar Jerry kesal dan berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Oh lagi nonton, nonton apa?"
Jerry dan Bang Ray terdiam.
Aku menggeser layar laptop yang mati. Ternyata mereka sedang menonton film yang judulnya "Sister Complex". Ya... aku tau ini film tentang apa.
"Setel ya, mau nonton juga." Jariku memencet tombol play.
"Jangan!" larang Jerry dan Bang Ray sambil menutup layar laptopnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Zone
Roman pour Adolescents(part 1) (part 2 sudah selesai) Hanna, Viray, dan Jerry adalah saudara sekandung yang tidak pernah akur sejak lahir. Tetapi ketika Hanna duduk di bangku SMA, semua hal tentang kedua saudara laki-lakinya itu berubah. Akur, sangat akur. Lebih dari a...