Ahmad Alghazali Kohler"Aaallll... Aaaaalll... Al Kohlerr! AAAALLLLLL!," teriak seorang gadis tambun, manis, bermata sipit dari barisan belakang, tapi cukup membuat Al jengah karena suaranya benar-benar mirip toak. Melengking, menusuk telinga.
" AAALLLL!" Sekali lagi gadis itu berteriak sambil berusaha menyerobot kerumunan gadis-gadis didekat Al. Badan besarnya, seolah siap mengguncang seluruh pertahanan bodyguard dan barisan fans di sana.
Ya Tuhaan! Al begidik. Tiap kali terjadi hal seperti ini, Ia selalu berdo'a semoga tidak ada penggemarnya yang lebih gila lagi dari gadis tambun itu. Karena hampir disetiap tournya, Ia selalu melihat gadis itu di antara lautan gadis lainnya. Dengan ekspresi yang sama, dan poni menyebalkan yang sama.
PRUUKK!!
"Shit!!" maki Al.
Handphone-nya terjatuh. Para bodyguard segera mendorong kerumunan gadis supaya sedikit mundur, agar mereka bisa mengambil benda persegi berwarna hitam tersebut. Tapi saat salah satu bodyguard berhasil mengambil handphone Al, disaat bersamaan pula, gadis tambun itu sampai dijajaran paling depan sambil membawa posternya, poster yang masih sama, yang selalu dia lihat."Jadilah pacar Yuki Alena, kalian cocok!"
Tidak! senyuman itu, senyuman yang lebih mirip seringai aneh menurut Al. Senyuman misterius, yang tidak bisa ia lupakan dengan mudah itu terlihat lagi. Menakutkan!.
Cepat-cepat Al memasang kaca mata hitamnya, kemudian berjalan memasuki gedung dengan terburu-buru.
"Yuki Alena? Nggak penting!" gerutunya, kemudian meloloskan kaca mata hitam dari hidung mbangirnya ke atas meja rias. "Dia itu fans-nya Yuki Alena, fansku, apa pegawai biro jodoh, sih?? Aneh!."
Dihempaskannya bokong di atas sofa. Decitan spiral sedikit nyaring karena termakan usia. Wajah gadis dua puluh dua tahun itu kembali memenuhi kepalanya. Dia tidak habis pikir, kenapa banyak sekali orang yang menjodoh-jodohkannya dengan gadis keturunan Indo-Jepang itu? Cocok dari mana-nya, coba?
Jujur, ia pernah melihat Yuki beberapa kali di acara-acara yang ia datangi. Bahkan Yuki pernah hang out bareng Jeje, sahabatnya. Tapi tak ada sedikitpun ketertarikan dihatinya. Yuki gadis yang sangat-sangat biasa, type gadis cantik, anak rumahan, berkulit putih mulus, manja dengan gaya bicara lebay. Oh, shit! mikir apa para Alki itu?
"Al, lima menit lagi, yah.." seorang PD berteriak kearahnya sambil menunjuk jam tangan, sedikit mengetuk-ngetuk untuk menegaskan. Al hanya mengacungkan jempolnya tanda setuju.
Ia sedang berada di Studio dahsyat hari ini, menjadi bintang tamu bersama Nadira Vina, penyanyi Malaysia yang sedang jadi pasangan duetnya. Tentu saja dia tidak berharap demam Alki sampai di telinga creative atau host acara ini, lebih- lebih pada gadis Negeri Jiran itu, atau Alysa? Big No! Bisa mampus, dia.
******
Akhirnya, acara dahsyat selesai juga. Setelah menyanyikan single duet mereka yang berjudul "jika cinta telah datang" dengan segala tetek bengek-nya, pemuda itu kembali duduk manis di backstage. Meluruskan kakinya sambil bersandar pasrah.
"Ngapain lo, Al, Diem gitu?" Rafi, host senior dengan bayaran fantastis mendekatinya.
"Nggak papa, kak, cuma lagi ngantuk aja, semalem baru pulang jam tiga, gue."
"Weh.. Nge-dj, lo?"
"Iya." Al menggeser posisinya, mencoba mencari posisi nyaman. Jujur, ia butuh nikotin. Menghirup asap, kemudian menghembuskannya lagi terlihat begitu nikmat saat ini.
"Gue mau nanya, nih. Lo udah tahu belum hastag yang lagi bertebaran sekarang?" Rafi to the point. Al mengerutkan keningnya, kemudian membenarkan posisi duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️Tembok Vs Mercon (I Don't Know , I love U)
RomanceYuki dan Al, adalah artis berbeda genre yang di jodoh-jodohkan oleh fans mereka. Carla, salah satu fans yang berjuang mati-matian untuk mempersatukan mereka dengan cara-cara aneh dan menggelikan. Hingga suatu hari, sebuah kejadian membuat mereka be...