12. Puncak 2

1.6K 257 27
                                    


Yuki mengerjap-ngerjapkan mata tegang. Oh my God!, oh my mom, oh my dad, oh my Grandpa. Apa yang udah gue lakuin?? Kenapa asal bilang deal aja, sih? Buuoddooh banget!

Di tenggelamkannya wajah dalam-dalam ke bantal kursi. Fiiiuuuh...... Jadi, dia akan keluar lagi dengan Al minggu depan? Apa-apaan, ini? Apa anjing juga sudah mulai berpihak pada Alki? Yuki mengurut kepalanya. Sudah jam setengah dua dan Al masih belum selesai juga. Bosan...

"Neng Yuki?" tiba-tiba terdengar suara seseorang dari samping Vila. Bapak-bapak yang tadi ngobrol dengan Al. Nampaknya bapak penjaga Vila.

"Ya, pak?" jawab Yuki sesopan mungkin.

"Saya pak Gatot." kata bapak itu tak kalah sopan. Yuki manggut-manggut mengerti. "Itu, mas Al sudah nunggu di kebun, neng Yuki disuruh nyusul."

"Hah??" Yuki terkejut. Kapan perginya? Kok tiba-tiba udah di kebun aja? Perasaan dari tadi Al serius sama tamu dan laptopnya di dalam. Buru-buru gadis cantik itu berdiri dan mengedarkan pandangannya kendalam rumah dari luar jendela.

"Punten, ada apa, neng?" pak Gatot akhirnya ikutan mengedarkan pandangan dari belakang Yuki. Tapi tak mendapati apapun.

"Al keluar darimana, yah, pak?"

"Ooooohhh...." pak Gatot yang akhirnya mengerti alasan Yuki tadi tersenyum maklum.

"Oh??"

"Dari samping..."

"Ooooohh.."

"Mari neng, bapak antar."

"Iya pak, makasih.." Yuki menghela napas berat. Harusnya Al selesein saja kerjaannya dan biarkan yang tidak berkepentingan istirahat. bisa nggak, sih, gue disini aja? Ngapain coba, manggil-manggil gue?

Pak Gatot membawa Yuki ke perkebunan teh melewati bagian belakang Vila sambil menenteng radio kecil di tangannya. Seperti radio yang biasa dipakai ronda. Dan Yuki? Mukanya yang semula masam plus monyong seketika berubah menjadi ceria, bahagia, bersinar dan menggebu-gebu.

"Wwwhuuoooo... Its beautiful..! " teriaknya sambil menghirup udara dalam-dalam. Percaya, beberapa tahun yang lalu dia pernah ke daerah sekitar sini, tapi lupa di sebelah mananya. Waktu itu dia sedang syuting salah satu film bersama Adipati, bintang muda yang sedang bersinar juga mantannya. Dan suasana ini, ia benar-benar sangat merindukannya.

"Nggak usah teriak-teriak, deh.. Kampungan!" omel Al yang kebetulan melihat reaksinya.

"Ra ngurus!" jawab Yuki sewot. Al ngerusak suasana aja.

"Sini, lo" panggil Al tidak menggubris wajah jutek Yuki.

"Ngapain?"

"Sini, naik keatas."

"Ogah.. Ntar gue lo glundungin, lagi?"

"Serius? Niat gitu mah dari tadi aja gue lempar dari mobil."

Yuki menarik napas dalam-dalam, kemudian memandang laki-laki berpakaian casual yang sedang berada sedikit di atasnya itu kesal.

"Mulut lo jahat banget, sih, Al?" katanya sambil memicingkan mata, pelan-pelan melangkah ke tempat Al.

Al tersenyum dingin. "Gue jahat cuma sama lo, kok."

"Cepetan naik, atau gue gendong?"

NO!!, lo kira Romeo and Juliet? Yuki geleng-geleng kepala. Cepat-cepat naik keburu Al macem-macem.

Dan, waw..... Gadis berhidung bangir itu tercengang dengan mulut sedikit menganga. Ini benar-benar indah. Hamparan pepohonan teh terbentang begitu luas. Di ujungnya seperti di batasi oleh bukit-bukit kecil yang tak kalah hijau, tersusun rapi begitu saja.

✔️Tembok Vs Mercon (I Don't Know , I love U) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang