22. Hari ini datang juga

1.4K 261 27
                                    


Wajah Lo jelek kalo lagi jatuh cinta sama cowok Laen..
Mending jatuh cinta sama gue,
Biar awet cantik..

Yuki mendengus kesal membaca pesan Al. Apa-apaan, coba, laki-laki itu? Kenapa tingkah lakunya susah di tebak? Sebentar kesel, sebentar usil, sebentar sok romantis. Dia kira obat sama dokter jantung itu murah? Kalau terjadi apa-apa sama jantung Yuki gimana, coba?

Perlahan Yuki memutar balik mobilnya. Perjalanan pulang kali ini rasanya begitu aneh. Satu sisi ia merasa tidak enak pada laki-laki hobby clubing itu. Sisi lain bahagia karena si Eky, yang kata Al mas-mas penjual kelapa muda a.k.a Mr Sun, yang tiba-tiba muncul terus ngajakin dia makan. How so sweet?. Padahal, tempatnya juga nggak istimewa, makanannya biasa aja, minumnya apalagi... Es teh manis yang nggak ada manis-manisnya sama sekali. Mungkin mamangnya lupa ngasih gula.

Sampai di rumah gadis itu cengo, sakura yang sudah pulang dari sekolah kelihatan seneng bener. Mama nyengir dengan cengiran mencurigakan.

"Ada apa nih, Mah?" Tanyanya.

"Papa pulang." Jawab wanita itu santai, kemudian mendendangkan lagu-lagu, entah lagu tahun berapa. Meskipun Yuki suka jazz dan sedikit lagu oldis, tapi, entahlah.. mungkin lagu yang di nyanyikan mamanya nggak terkenal atau terlalu old?

"Kok tumben? Baru dua Minggu yang lalu kan, pulangnya?"

"Suka-suka papah dong, Teh.." jawab Sakura sok tahu. Yuki mencebik. Nih anak keciiil...

"Yaudah lah," sungutnya, kemudian buru-buru naik ke lantai dua. Tapi baru saja ia ingin membuka kamarnya, mama sudah teriak-teriak.

"Teeh... Mama lupa. Nanti malem jangan kemana-mana, yah... Mau ada tamu soalnya."

"Iya.." jawab Yuki malas. Paling juga temen bisnis papah.

*******

"Ini gila!" Yuki kesal bukan main. Di lemparnya ikat kepala yang tadi sudah nangkring manis di kepalanya begitu saja. Rasanya seperti mimpi saja, hidupnya berubah 180 derajat cuma gara-gara ketemu sama si biang kerok.

Yuki merasa geraknya terbatas, meskipun sama sekali tidak ada yang membatasinya. Seolah ada mata-mata yang memperhatikannya, ada orang-orang yang harus dia jaga hatinya. Aarrgghh!!! Rasanya bukan main tidak nyaman. Kalau dia harus memikirkan perasaan orang tuanya, siapa yang akan memikirkan perasaannya?

Dan saat ini, saat dia sama sekali tidak ingin bertemu dengan sumber masalah itu. Tiba-tiba saja ia melihatnya, di bawah saudara-saudara! Sedang membicarakan entah apa dengan Takeshi, ayahnya. Tertawa seolah mereka semua sudah begitu akrabnya.

Jadi, tamu itu si biang kerok? Si raja clubbing? Si dj sombong itu? Si dodol nyebelin itu?

Brukk!!!

"Aaahhh..." Yuki mengurut kakinya dengan wajah kesakitan setelah sok-sokan menendang kursi karena geram. Lagian nih kursi sejak kapan sih, jadi keras? Kan kaki Yuki jadi sakit.

"Teh... cepetan." tiba-tiba wajah Rey nongol dari balik pintu. Yuki meniup poninya yang sudah memanjang.

"Males." jawabnya, kemudian duduk.

"Cepetaaan! Teteh nggak pengen tau tanggal nikahnya teteh?" Rey memasang wajah serius.

"What??? Apa sih, maksud lo?"

"Ya tanggal nikah.. Apa lagi maksudnya?"

Yuki mangap kaget. Tanggal nikah? Mereka sudah gila? Sebenernya ada apa sama ketiga orang tua itu? Apa, sih, maunya mereka? Emang sejak kapan mamanya seakrab itu sama mamanya Al? Pasti ada udang di balik pasir-pasiran pantai, nih.

✔️Tembok Vs Mercon (I Don't Know , I love U) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang