11. Puncak 1

1.8K 303 41
                                    


Kaos rajut lengan panjang, celana jeans selutut, topi dan mini ransel floral. Yuki memutar-mutar badannya di depan kaca. Dia rasa cukup. Toh, Al hanya meminta waktu kosong untuk menemaninya jalan seharian, tanpa ada request busana, kan? Sip.

Disapukannya tender care di kelopak mata, kemudian dibibir, disusul dengan lipstick warna peach, membuat penampilannya semakin terlihat cantik dan energik.

Dia mau jalan sama Al?? Al Kohler? Helooo... Anggap saja dia sedang tidak waras sekarang. Sedang tidak berdaya menolak dan melawan permintaan laki-laki super menyebalkan itu. Hanya hari ini, kan? Jadi, cukup pakai topi dan bawa slayer sudah cukup.

Rencananya dia bakal "iya aja" di ajak jalan kemanapun asal wajar, biar cepet selesai. Buat suasana semembosankan mungkin, bikin Al ilfeel dengan cara apapun itu.

"Cantik amet, cui?" sloroh Ovar yang kebetulan lewat dan mampir kerumahnya.

"Dari dulu kaleee.." Yuki cuek. Di comotnya roti isi di tangan Ovar begitu saja.

"Heeehh... Yuki katrok, makanan orang diembat juga."

"Laper, cin.."

"Rumah-rumah lo, ambil makan sendiri napa?"

"Kan ada lo... Hehe."

Ovar hendak menendang gadis itu tapi Yuki keburu pergi.

"Si Ikuy... Nggak tau diri banget yah, emang, temen seganteng gue dateng malah ditinggal.. Asem."

******

"Hhaaaaiii teeh..."

Astaga!! Amit-amit jabang baby. Pasti gue lagi mimpi! Atau gue lagi berhalusinasi...?

Yuki mengetuk-ngetuk jidatnya ketika berada di depan rumah. Ovar yang mengikutinya dibelakang ngakak seketika. Akhirnya dia tahu juga mbak-mbak bulet yang dimaksud Yuki tiap kali gadis itu cerita.

"Hai, mbak..." Dipasangnya wajah seramah mungkin. Mbak-mbak nggak jelas ini kenapa kesini lagi? kalo nggak mau yel-yel pasti mau nyemangatin, nih.. Jadi takut..

"Teteh mau kencan sama kak Al, yah ?" tanya cewek bulet di depannya. Tau dari mana?? Yuki geleng-geleng.

"Ah, iya juga nggak apa-apa..." gadis di depannya senyum-senyum nggak jelas.

"Tapi nggak, kok..."

"Iya nggak apa-apa kok, Teh.."

"Tapi enggak, mba..." wajah Yuki mulai jutek.

"Iya juga nggak--"

"DIBILANGIN ENGGAK!!" akhirnya Yuki ngomong dengan suara kencengan. membuat gadis itu mendelik dan geleng-geleng takut. Loh tapi tadi suaranya kok cowok, yah?

"Yang barusan, Yang ngomong bukan saya, Teh.. Sumpah.." katanya dengan wajah inocent sambil nunjuk Ovar.

"Hehe... Gue Kuy yang ngomong." Ovar cengingisan di belakangnya sambil dada-dada nggak penting. Ovar pe'a!.

"Ciiiieee... Yang mau kencan... Sama siapa? Iya juga nggak papa, kok.."

BUKK!!

Satu lemparan tas mendarat di lengannya. Yuki kesal bukan main. Nggak mbak gendut aneh di depannya, nggak Ovar.

"Teteh... Semangat... Teteh semangat... Lalalala... Sukses kencannya, yah, teh.." gadis di depannya joget sambil nge yel-yel. Tuuh kan, aneh... Gila apa, ya?

Ovar cekikikan sambil menutup mulutnya. Ini cewek gaswat memang. Pedenya kebangetan.

"Kamu siapa sih, mba? Kenapa muncul di sekitar gue terus?" akhirnya pertanyaan itu muncul juga. Setelah beberapa bulan ia lalui dengan tidak tenang. Membuat gadis itu tiba-tiba diam dan kaget.

✔️Tembok Vs Mercon (I Don't Know , I love U) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang