5. Gosip

1.7K 283 15
                                    


Kenapa Al bisa ada disini?

Pertanyaan pertama yang ada di kepala Yuki.

Sadar waktunya tak banyak, buru-buru ia mendorong Reyna yang akhirnya membereskan sendiri bukunya, kearah gerbang sekolah.

"Yang rajin, yah, Rey. Kakak berangkat," katanya. Tanpa memperdulikan Al sedikitpun, gadis itu melangkah menuju pintu mobilnya.

"Tunggu, Yuk... Gue mau ngomong bentar." Al menarik lengan Yuki kuat, Yuki mendengus kesal, kemudian berbalik menatap laki-laki itu.

"Ada apa lagi? Urusan kita udah selesai, kan? Jangan sampai ada yang moto lagi, yah... gue ogah di gosipin jadi perebut cowok orang" jawabnya ketus.

"Gue cuma mau minta maaf sama lo, please" ucap Al lunak. Entah mengapa, sepertinya dia tidak akan tenang sebelum gadis itu benar-benar memaafkannya.

"Buat apa?" Yuki melirik jam di pergelangan tangannya. Dua puluh menit lagi. Mati!

"Gue buru-buru, ada siaran." Pingin kabur aja rasanya.

"Buat kejadian di Bandara dan bully-an orang gara-gara foto kita." Al terlihat mencari sesuatu di mata Yuki, tapi gadis itu terlalu sulit ditebak. Hanya warna hazel indah yang Ia dapat, dan sibakan anak-anak rambutnya dipipi. Tunggu, satu lagi. Wangi khas-nya yang manis menenangkan.

"Gue males bahas itu. Percuma lo minta maaf sama gue, kalo sama orang lain lo tetep seperti itu, kan?." Yuki menatap Al tajam, seolah mengatakan "dasar cowok miskin respect" kemudian mulai membuka pintu mobilnya Kasar.

"Dan masalah foto-foto itu, gue rasa lo yang lebih bertanggung jawab untuk menjelaskan pada media, Gue pergi."

Brakk!

Pintu mobilpun ditutup tanpa perasaan.

Yuki mengembuskan napasnya kencang-kencang, di sepanjang perjalanan ia dag-dig-dug tidak karuan. Kenapa harus ketemu laki-laki itu di sekolah Rey, sih? Kesal, marah, takut ada yang melihat, grogi, campur jadi satu.

Sementara, di depan sekolah Reyna, Al masih berdiri diam melihat mobil Yuki menjauh. Sangat kebetulan sekali dia bisa bertemu gadis itu. Padahal, selama dua tahun Dul sekolah di sini, ia sama sekali tidak pernah melihat Yuki muncul. Pertemuan pertamanya dengan Yuki beberapa hari yang lalu, seakan membawanya pada pertemuan-pertemuan baru yang tidak mereka rencanakan. Bukankah tidak ada sesuatu yang kebetulan? Segala hal telah Allah tuliskan sebelumnya.

Dan by the way, Ia juga kesal berat mengetahui Yuki sama sekali tidak menatapnya seperti perempuan lain. Gadis berpenampilan super santai itu terkesan malas berurusan dengannya, itu hal yang cukup menyakitkan bagi seorang Al Kohler.

Gue udah minta maaf. Itu cukup, kan? Tapi kenapa hati gue masih nggak tenang?

********

"Lo tumben, sih, Kuy, telat pake banget?" Rangga mengamati wajah bete Yuki dengan seksama. Siaran sudah hampir di mulai dan gadis itu baru saja datang? Hmm, ini benar-benar bukan Yuki.

"Gue sebel, kak." Yuki menarik kursinya, kemudian membuang tas kecil yang ia bawa begitu saja di atas meja. Dipijatnya ujung hidung pelan, bekas kaca mata terlihat jelas disana. Hari yang penuh kejutan.

Rangga ingin bertanya lebih banyak, tapi tampaknya waktunya tidak tepat. Beberapa detik lagi mereka sudah on air.

"Yuhuuuu.... Pagi yuhu gengs... Ketemu lagi sama kita, gue Yuki Alena.."

"Dan Rangga moela.."

"di yuhu pagiiiii..."

"Selama satu setengah jam kedepan, kita bakal nemenin pagi kamu dengan lagu-lagu chantieek.."

✔️Tembok Vs Mercon (I Don't Know , I love U) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang