Al memarkir mobilnya di area parkir Bandara. Sebuket mawar bersandar cantik di jog penumpang. Akhirnya, setelah begitu lama, dan beberapa kali drama, gadis yang dia cintai datang juga."Aku udah sampai, Beb." Sebuah pesan masuk di ponsel Al. Pemuda itu tersenyum bahagia, tidak sabar rasanya ingin cepat-cepat bertemu dengan pujaan hatinya.
Buru-buru dilepasnya seat belt. Beberapa kali menyemprotkan Bacarat dileher dan pergelangan tangan. Yes, ofcourse. Dia harus tampil maksimal, karena Alysa pantas mendapatkannya. Dia terlalu berharga untuk disambut biasa-biasa saja.
Tak sampai lima menit, Al sudah berlari menuju terminal kedatangan. Penampilannya seperti biasa, terlihat cool tapi tetap casual. Setelan jeans Zara hitamnya berpadu apik dengan t-shirt Guci putih dan jaket kulit. Tapi, kenapa perasaannya aneh, yah? Seperti ada yang mengikuti.
Bulu kuduk Al tiba-tiba berdiri. Pemuda itu berhenti ditengah puluhan manusia yang berlalu lalang, memegang tengkuknya, kemudian menoleh ke kanan dan ke kiri. Bandara Seramai ini kenapa hawanya begini?
Karena tidak melihat apapun, dilanjutkannya lagi berjalan, tapi perasaan diikuti seseorang itu masih saja ada.
Persetan, mungkin cuma perasaan gue aja. Batinnya.
Lima menit lagi Alysa akan keluar, Al melirik minimarket diujung kanan. Ia harus membeli minuman dan beberapa camilan. Alysa suka sekali makan snack.
Belum juga meraih botol air mineral di dalam lemari pendingin, seseorang bertubuh subur dengan jaket, topi, dan sarung tangan mirip orang penyakitan menabraknya dengan tabrakan yang lumayan keras hingga Ia terjatuh.
"Sorry, sorry, mas." katanya pada Al, kemudian buru-buru bangun. Dibantunya Al berdiri sebelum ia permisi pergi. Al hanya bisa melongo memperhatikan penampilan aneh orang tersebut. Apa-apaan, sih, dia?
Merasa sudah diburu waktu, pemuda itu meletakkan beberapa Snack dan minuman di meja kasir, tapi tunggu... Kemana dompet di sakunya? Dia sangat ingat sekali membawa dompet itu di sakunya tadi.
Seketika ingatannya kembali pada kejadian beberapa menit yang lalu. Mbak-mbak itu... Iya, pasti dia!.
Al melesat cepat kearah mbak-mbak aneh tadi pergi. Tak dihiraukannya penjaga kasir yang super duper terkejut melihat wajah tampan Al muncul didepannya tiba-tiba. Ditajamkannya mata, berusaha seteliti mungkin, agar tak satupun manusia bertopi, berkaca mata dan berjaket hitam terlewatkan, tapi nihil.
"Shit!!!" makinya kesal. Kemudian teringat kalau Alysa sedang menunggunya. Ia akan menemui gadis itu dan segera mengajaknya keruang informasi untuk mengurus masalah kecopetan dompet ini. Tapi baru saja beranjak, sebuah panggilan dari ruang informasi terdengar.
"good afternoon, this is a call to mister al ghazali, expected to soon to the information room. again, the mister al ghazali is expected immediately to the information room,
Thank you for your attention"Jelas pemuda dua puluh dua tahun itu bingung. Ada apa lagi ini? Atau mungkin ada yang menemukan dompetnya, yang bisa saja sudah kosong? Secepat itu?
Di urungkannya niat ke tempat Alysa. Dia hanya mengirim sebuah pesan, agar gadis cantik itu menunggunya sebentar. Gadis itu pasti mengerti keadaannya, kan?.
Al buru-buru menuju ruang informasi. Dilihatnya seorang petugas tersenyum ramah padanya.
"Selamat siang, pak Al?"
"Iya, pak, ada apa, yah?" Tanya Al tanpa basa-basi.
"Perkenalkan, ini mbak Yuki. Beliau menemukan dompet pak Al di tempat sampah baru saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️Tembok Vs Mercon (I Don't Know , I love U)
RomanceYuki dan Al, adalah artis berbeda genre yang di jodoh-jodohkan oleh fans mereka. Carla, salah satu fans yang berjuang mati-matian untuk mempersatukan mereka dengan cara-cara aneh dan menggelikan. Hingga suatu hari, sebuah kejadian membuat mereka be...