Yuki baru saja menyelesaikan pekerjaan rumah saat ponselnya berdering nyaring. Entah mengapa perasaannya sedikit tidak tenang dari semalam. Di letakkannya lap kain di atas meja, kemudian meraih benda persegi itu dari sana.
Rei? Tumbenan dia telepon pagi-pagi gini? Batin Yuki heran.
"Ya, Rei?"
"Teh... " suara Rey terbata dri seberang, seperti sedang menangis.
"Kenapa, Rey?" Yuki mencoba menenangkan hatinya. Dia tidak boleh berpikir macam-macam dulu, kan? Mungkin Rey lagi patah hati untuk yang pertama kalinya?"Papa, Teh."
"Papa, kenapa?" tenggorokan Yuki serasa tercekat.
"Papa sakit, Teh.. Papa anfal, kita harus ke Jepang."
Dan seketika ponsel Yuki terjatuh.
"Kamu harus menikah.."
"Iyyada! Mattaku iyyada!"
"Sampai kapan? Papa takut tidak sempat melihatnya.."
Kata-kata itu terus berdengung di telinganya. Jadi, kenapa selama ini papa memaksanya untuk cepat-cepat menikah? Apa papa sakit?
Dadanya sesak. Hatinya terasa begitu sakit. Kenapa papa merahasiakannya?
Yuki memutar tubuhnya, kemudian perlahan berjongkok sambil menutup wajahnya dengan telapak tangan. Ia menangis, mengeluarkan semua rasa sakit didadanya.
Al yang baru saja keluar dari kamar, buru-buru mendekati istrinya. Apa yang terjadi? Apa Yuki sudah mengetahui penyakit papa?
"Sayang, kamu kenapa?" tanyanya sambil berjongkok mengambil pundak Yuki. Tapi Yuki malah menatapnya dengan tajam.
"Kamu tau papa sakit, Al?" pertanyaan sederhana yang tepat menghunus dada Al. Laki-laki itu menelan ludah gusar. Ya, dia tahu. Bahkan sebelum dia menikah dengan Yuki.
"Iya..." Hening.
Tak habis pikir Yuki dibuatnya. Bahkan Al saja tahu kalau papanya sakit. Kenapa papa tidak memberi tahunya sama sekali?
Iya berdiri begitu saja, kemudian melangkah menuju kamar meninggalkan Al sendirian. Mereka pikir Yuki apa? Kenapa hanya Yuki yang tidak tahu?
*********
"Otosan... " suara Yuki pelan. Hening, Takeshi hanya diam sambil melirik putrinya sedih. Sekian tahun mereka hanya bisa bertemu beberapa bulan sekali. Jujur, Takeshi sangat ingin menikmati masa tuanya di Indonesia, tapi Tuhan mungkin memiliki rencana yang lebih indah.
"Otosan... Sore wa itaidesu ka?" (papa, apa rasanya sakit?) lagi-lagi Yuki berbicara, terdengar seperti gumaman. Di genggamnya tangan Takeshi erat. Air matanya hampir saja jatuh. Laki-laki itu hanya tersenyum lembut, terlihat sedikit menahan sakitnya.
Al yang berdiri di sampingnya terus menepuk bahu Yuki lembut. Ia tidak pernah melihat istrinya serapuh ini. Bahkan saat banyak bulian mampir menjelek-jelekkannya.
"Al..." tiba-tiba Takeshi bersuara.
"Ya, Pa?"
"Terimakasih sudah menjaga Yuki."
"Sama-sama, Pa."
"Papa tidak tau, bagaimana jadinya kalau kamu tidak menyetujui permintaan papa untuk menikahi Yuki." Suasana kembali sepi. Tak ada sedikitpun kata keluar dari mulut kedua suami istri itu. Takeshi menelan ludah gundah. Mungkin ini kenyataan pahit untuk Yuki, tapi jauh di dalam lubuk hatinya, Takeshi yakin Al benar-benar mencintai putrinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/120890719-288-k252149.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️Tembok Vs Mercon (I Don't Know , I love U)
RomanceYuki dan Al, adalah artis berbeda genre yang di jodoh-jodohkan oleh fans mereka. Carla, salah satu fans yang berjuang mati-matian untuk mempersatukan mereka dengan cara-cara aneh dan menggelikan. Hingga suatu hari, sebuah kejadian membuat mereka be...