Ch 11

5.1K 347 11
                                    

Makan obatnya Naru!!

Tok...tok... Tok...
Bunyi pintu kamar Naruto terketuk dari luar.

"Naru ini kaachan. Kaachan masuk ya nak" teriak Mikoto

"Hai kaachan" jawab Naruto

Pintu kamar Naruto pun terbuka.

Mikoto yang melihat Narruto tengah melamun entah memikirkan apa pun datang menghampiri Naruto dan duduk disamping dan mengelus Puncak kepala Naruto dengan lembut.

"Ada apa Naru? Apa ada yang Naru inginkan? Oh... Ya apa Naru sudah minum obat?" tanya Mikoto dengan lembut.

Keringat dingin mulai muncul di pelipis Naruto. Dengan gerak patah-patah Naruto menengok kearah Mikoto.

"Hoam... Kaachan Naru ngantuk Naru mau tidur siang ya" ucap Naruto yang langsung merebahkan tubuh kecilnya dikasur yang empuk akan tetapi....

"Ohh... Begitu jadi Naru gak mau minum obat ya sayang" ucap Mikoto dengan nada yang sangat menakutkan. Tak ada jawaban.

"Ohhh... Jadi Naru gak mau ya. Mmm... Sepertinya kaachan harus menyuruh tauchi-san untuk menghilangkan menu ramen dihari minggu ya... Baiklah kalau begitu akan kaachan katakan pada tauchi-san" dengan hanya dengan gerakan kecil sebuah tarikan yang berasal dari gundukan kecil menarik lengan baju panjang Mikoto.

"Kaachan obat Naru dimana?" tanya Naruto dengan tatapan mata seperi anak kucing yang meminta dipungut.

"Ada dilaci sayang. Ohh... Ya kaachan ambikan ya Sayang" tutur Mikoto. Dilangkahkan kaki Mikoto menuju meja kecil di samping tempat tidur Naruto. Dibukanya laci di lemari itu dan Diambil oleh Mikoto beberapa plastik berisikan obat.

"Nah ini Naru minum dulu obatnya setelah itu baru Naru boleh tidur"

"Hai... Kaachan" dengan berat hati Naruto menerima 5 bungkus plastik berisikan obat-obatan yang harus dikonsumsinya secara rutin. 'Kami-sama sampai kapan putraku akan menderita seperti ini' batin Mikoto yang melihat Naruto dengan prihatin. Anak yang baru genap berusia 3 tahun harus mengkonsumsi obat-obatan demi kesehatannya.

"Naru apa ada yang Naru inginkan?" tanya Mikoto

Naruto yang mendengar pertanyaan Mikoto sang ibu hanya diam berfikir.

"Mmm... Naru ingin pergi bermain dengan teman-teman Naru di luar" icap Naruto dengan polosnya.

"Apa tidak ada yang lain?" tanya Mikoto kembali.

"Mmm... Naru ingin seperti Sasuke-nii,Kurama-nii, dan Tachi-nii boleh kan kaachan?" ucap Naruto

"Iya tentu saja sekarang Naru istirahat besok kita harus berangkat pagi-pagi sekali untuk pergi ke rumah sakit untuk kemoterapi." tutur Mikoto

"Hai... Okaachan"

Mikoto pun menarik selimut Naruto hingga sebatas dada.

"Oyasumi... "

"Oyasumi okaachan" timbal Naruto.

Skip time

Pagi hari telah tiba(?) matahari mulai bersinar dengan malu-malu di ufuk Timur. Seorang anak kecil masih berkulat dengan selimut hangatnya.

Anak itu adalah tokoh utama kita Naruto. Pagi yang cerah nampaknya tidak terlalu mengusik tidur nyenyak. Entah mimpi apa yang menghampiri (?) Naruto hingga membuatnya tak ingin segera membuka mata dan melihat indahnya dunia (?).

#dapur

Harum.
Itulah yang tercium oleh hidung siapapun yang melintah menuju arah dapur.

Terlihat seorang wanita parubaya tengah memasak dengan diiringi senandung ria. Siapapun yang mendengarnya pasti akan terpana dengan senandung merdu dari sang wanita. Wanita itu adalah nyonya besar rumah tersebut ialah a.k.a Namikaze (Uchiha) Mikoto. Dengan lihai Mikoto mengaduk kare dalam panci dengan tambahan senandung rianya.

"Ohayo miko-chan"
"Ohayo anata" jawab Mikoto
"Anak-anak belum bangun?" tanya Minato sembari celingak-celinguk mencari ke-4 putranya

"Sepertinya belum" jawab Mikoto.
"Hari ini Naruto harus melakukan kemoterapi iya kan? Lalu sekarang mana Naruto?" ucap Minato
"Mungkin sebentar lagi Naruto akan turun" jelas Mikoto.

10 menit kemudian Naruto turun dari kamarnya menuju lantai bawah. Tak lama setelah itu disusul oleh ke-3 orang kakak laki-lakinya.

skip Time

Saparan dimulai dengan hikmat tanpa ada percakapan sedikit pun, hanya terdengar suara benturan antara piring dengan sumpit saja.

"Naru apa sudah selesai kita akan berangkat untuk kemoterapi" jelas Minato
"Ha'i Naru sudah siap" jawab Naruto dengan nada riangnya.

Setelah acara saparan pagi keluarga Namikaze selesai mereka pun pergi ke Rumah Sakit Konoha untuk melakukan kemoterapi bagi si kecil Naruto.

Perjalanan keluarga Namikaze tersebut kini terkesan lebih suram dari biasanya. Kenapa? Karena kini si kecil Naruto hanya diam sembari menatap keluar jendela mobil.

"Ada apa Naru? Tak biasanya Naru diam seperti ini nak?" tanya Mikoto dengan lembut.
"Daijoubu okaachan" jawab Naruto dengan cengiran rubahnya.
"Benarkah?" tanya Mikoto kembali.
"Ha'i" sekali lagi cengiran itu terbentuk di wajah Naruto yang membuat wanita paruh baya itu menghela nafas lega.

20 menit waktu yang mereka tempuh untuk sampai di Rumah Sakit Konoha.
Setelah mereka memarkirkan mobil yang dikendarai oleh keluarga Namikaze.

"Ayo kita masuk" ucap Minato
"Sasuke-niichan Naru ingin sesuatu" ucap Naruto sembari memainkan tangan mungilnya didada.
"Apa?" tanya Sasuke singkat
"Hihiiii... Gendong. Naru ingin Suke-nii menggendong Naru" pinta Naruto dengan puppy eyes no jutsu andalannya.

Tak kuat dengan tatapan bak kucing minta dipungut Sasuke hanya merendahkan tubuhnya dan sedikiy merentangkan kedua tangannya.
Melihat tanda bahwa si empunya mengijinkan Naruto pun lantas Naruto berlari kecil kedalam pelukan Sasuke.

"Naru senang?" tanya Sasuke lirih
"Sangat. Naru sangat senang saat suke-nii menggendong Naru" riang Naruto.
"Apa yang membuat Naru ingin niisan gendong?" entah mengapa untuk kali ini saja Sasuke merasa ingin sekali melontarkan berbagai pertanyaan kepada adik kecilnya.
"Naru tak tau, rasanya untuk sekarang Naru agak sedikit takut" ucap Naruto sembari membenamkan wajahnya di Pundak sang kakak.

Dengan sabar Sasuke mendengarkan setiap perkataan sang adik sembari melangkahkan kakinya menuju ruang khusus kemoterapi bagi pengidap kanker otak.

"Rasanya untuk yang sekarang akan lebih menyakitkan dan Naru takut akan hal itu niichan" ucap Naruto rilih
"Kau tak perlu takut Naru kami selalu ada disini bersamamu" ucap Sasuke sembari mengeratkan gendongannya pada Naruto.

Kini rasa takut itu telah hilang entah kemana. Rasa takut akan sesuatu hal butuk akan terjadi kini telah sirna dalam Hati kecil Naruto dan telah tergantikan oleh rasa bahagianya.
.
.
.
.
.
Tbc

Gomen kalo lama ya minna.
Yosh... Selamat menunggu kelanjutan ceritanya ya

Jangan lupa kunjungi karya saya yang lainnya

°> I'll be here
°>my boyfriend is captain

Thank You My Family [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang