Ch 37

1.4K 190 42
                                    

Siksaan diruang gelap

Ruangan gelap nan pengap penuh dengan barang-barang bekas tak terpakai. Debu berterbangan hingga membuat hidup terasa gatal.

Terbukalah kelopak mata Naruto dari ketidak sadarannya(?). Dilihatnya sebuah ruangan yang gelap dengan ukuran sekitar 3x4m sungguh ruangan yang sempit dan pengap. Ditambah lagi ruangan ini ditumpuki(?) Oleh barang-barang tak terpakai.

Entah mengapa bisa Naruto berada ditempat seperti ini namun yang Naruto ingat sebelum terdampar ditempat ini, Naruto sempat melihat ada seorang pria yang datang entah dari mana dan tiba-tiba mendekap hidung dan mulutnya. Bukan hanya dirinya namun juga kakaknya.

Benar, dirinya ingat sebelum dirinya tersadar dan terikat disini, dirinya ingat bahwa dirinya pulang bersama sang kakak. Namun ditengah perjalanan gelabat sang kakak yang terlihat aneh dan tak lama kemudian seseorang muncul dari belakang dan membungkan mulut dan Hidung Naruto juga Sasuke. Dan setelah hal itu yang Naruto ingat adalah warna hitam yang mendominasi.

Dan kini setelah sadar dari acara pingsannya dirinya dikejutkan dengan sebuah ruangan yang entah dimana.

Rasa takut pun mendominasi. Ruangan gelap menjadi faktor utama. Apalagi Naruto termasuk anak yang takut dengan hal bernama mahluk halus atau hantu. Dan yang Naruto tahu bahwa hantu suka dengan tempat yang gelap dan senyi sepi seperti tempatnya sekarang ini.

Lantaran takut Naruto kini mulai terisak siap untuk menangis kencang. Namun sebelum itu terjadi, seseorang tiba-tiba masuk kedalam ruangan pengap nan gelap tersebut bersama orang lain dibelakangnya mengikuti.

"Rupanya kau sudah bangun bocah"

Seorang pria berambut panjang berjas hitam masuk kedalam ruangan dan kemudian mendekati Naruto.

"OJisan siapa, kenapa Naru bisa ada disini dan dimana Suke-nii?" Tanya Naruto

Pria itu malah terkikik mendengar pertanyaan Naruto. Hal itu membuat Naruto semakin bingung, apakah pertanyaannya ada yang salah atau bagaimana?.

"Kau tak tau aku bocah? Baiklah aku akan memberitaumu karna lagipula setelah ini kau juga akan mati"

Bulu kuduk rasanya malah semakin meregang. Hawa di ruangan semakin dingin bahkan hingga membuat bocah seusia Naruto merasa terintimidasi.

"Aku adalah orang yang selalu mengincarmu ahh kau ingat beberapa orang yang menembakmu dulu? Itu aku yang menyuruh mereka" ucapnya dengan penuh rasa bangga.

"Ke-kenapa ojisan mengincar Naru? Apa salah Naru pada ojisan?" Tanya Naruto ketakutan

"Tanyakan saja pada tousanmu yang bodoh itu. Hahahahaa... ya orang bodoh itu lah yang membuatmu harus seperti ini. Karena dia wanita yang kucintai harus mati dan asal kau tau saja dia mati juga karena dirimu!" Bentak orang itu keras

Pada dasarnya anak kecil bila dibentak maka akan menangis begitu juga dengan Naruto sekarang ini.

Air mata mulai memburamkan pandangannya. Air mata pun berkumpul dipelupuk matanya dan siap turun menjadi sungai kecil dipipi bergarisnya.

"Tousanmu yang bodoh itu telah merebut wanita yang kucintai. kau tau itu bocah dan dia mati karena kau lahir dasar bocah sialan!"

Air mata Naruto mulai turun seiring dengan bentakan yang semakin keras. Bahkan kini Naruto sudah terisak-isak berusaha menahan tangisannya.

"Diam kau bocah jangan menangis!"

Bukannya diam, justru Naruto malah semakin menangis keras bahkan hingga terdengar keluar ruangan.

Dengan kasar orang itu mendekap mulut Naruto dengan sapu tangan di saku jasnya dan menjejalkannya kedalam mulut mungil Naruto.

"Diam! aku bilang diam!"

Thank You My Family [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang