Ch 14

3.5K 261 2
                                    

Naruto demam

Minggu.
pagi yang cerah burung berkicau dengan merdu. Tampaknya hari ini cuaca cukup cerah untuk melakukan aktifitas dipagi hari. Akan tetapi berbeda di kediaman Namikaze sekarang ini.

Kini terlihat seorang bocah tengah duduk diranjangnya dengan tangan terlipat didada dan pipi yang mengembung lucu serta bibir kecilnya yang mengerucut bak mulut bebek. Sepertinya sekarang ini bocah tersebut tengah merajuk.

bocah tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah sibungsu Namikaze a.k.a Naruto kini tengah merajuk kepada kakak ketiganya Sasuke.

"pokoknya Naru gak mau makan bubur Naru mau makan ramen" rajuk Naruto

"kau ini sedang demam jangan banyak protes cepat makan buburnya, ini adalah makanan yang cocok untukmu saat ini paham" jengkel. Mungkin itu yang kini tengah dirasakan Sasuke kala menyuruh Naruto untuk memakan buburnya sebagai sarapan. bocah kecil tersebut terkena demam sejak kemarin dan suhunya pun belum turun.

"tak mau...pokoknya Naru pengen ramen" rengek Naruto

"terserah kau saja" setelah mengatakan hal tersebut Sasuke pun pergi keluar kamar Naruto. Naruto yang melihat hal tersebut pun hanya diam sembari menundukan kepala. Sebenarnya yang Naruto lakukan hanya untuk bermanja-manja pada kakak ke 3 nya tersebut dan bukan maksud dia rewel ingin segalanya harus dipatuhi.

"Suke-nii..." cicit Naruto. air mata pun jatuh dari pelupuk matanya yang berwarna biru langit cerah.

lama Naruto menangis hingga pada akhirnya jatuh terlelap karna kelelahan.

*Sasuke

kini Sasuke hanya diam di kamarnya yang bersebelahan dengan kamar Naruto. Sasuke sangat yakin sekarang ini Naruto-adik tirinya- tengah menangis karna ia tinggalkan. Masalahnya bukan Sasuke tak mau hanya saja mana mungkin orang sakit sarapan dengan ramen bukannya sembuh marah akan memperburuk kondisi tubuh kecilnya.

'dasar iblis kecil' batin Sasuke sembari menghela nafas kasar.

kesal. Tentu saja ia kesal sudah dirinya yang harus merawat adiknya tersebut malah adiknya rewel terus.

kasian. Tentu siapa yang tidak kasian melihat adiknya hanya bisa terbaring diatas ranjang dan merengek minta ini dan itu.

oke. sekarang perasaan Sasuke sudah campur aduk.

'hah...merepotkan saja' batin Sasuke.

skip time

hari sudah semakin siang dan Naruto masih belum keluar dari kamarnya. ayah dan kedua kakaknya belum pulang paling mereka akan pulang saat makan malam hampir tiba sementara ibunya pergi keluar entah kemana dan sekarang masih belum pulang terkecuali Sasuke yang masih stand by dirumah.

'kemana Naruto?' batin Sasuke penuh tanya. Penasaran mengapa adiknya tak kunjung keluar dari kamarnya, Sasuke pun pergi kekamar adiknya.

diam...
pukk...Sasuke pun menepuk keningnya lantaran baru ingat adiknya tersebut kini tengah sakit. 'bodohnya aku' batin Sasuke OOC

tok...tok...tok...
pintu berwarna jingga tersebut diketuk Sasuke dengan pelan.

Tak ada jawaban.
merasa ada yang janggal dengan keadaan adiknya tersebut Sasuke pun membuka pintu kamar tersebut tanpa seijin sang pemilik kamar.

"Naru!!"
terlihat Naruto tengah meringkuk diatas kasurnya dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.

"Naru kau kenapa?" tanya sasuke lembut.

masih tak ada jawaban.

"Naru hei jawab niisan?"

"engg..." Sebuah erangan kecil berasal dari dalam selimut pun terdengar jelas oleh telinga Sasuke. Dengan kasar Sasuke menibak selimut yang digunakan Naruto yang membuat si empu terlonjak kaget.

"Suke-nii" cicit Naruto sembari mengocek matanya khas orang bangun tidur.

"membuat orang khawatir saja" gerutu Sasuke dengan tatapan dinginnya.

"gomen..." melihat tatapan dingin kakaknya membuat nyali Naruto langsung ciut seketika.

puk...
sebuah tangan hinggap (?) dikenang Naruto.

"Sepertinya sudah mulai turun ya" gumam Sasuke.

Naruto yang mendengarnya hanya diam dengan wajah polosnya. Entah pergi kemana rasa takutnya tadi.

"ah apa Naru sudah makan siang?" tanya Sasuke.

hanya gelengan kepala saja yang Sasuke terima sebagai respon. Sasuke hanya menghela nafas kasar ketika melihat reaksi Naruto hanya diam tak bersuara.

"nah...sudah kalau begitu duduk diam sekarang niisan akan membawa makan siangmu kekamar ya?" merasa Naruto malah semakin diam. Sasuke pun mengelus puncak kepalanya pelan.

"ada apa?" tanya Sasuke.

"bukan apa-apa" jawab Naruto sembari memperhatikan selimutnya yang entah kenapa menjadi daya tari penglihatannya untuk sekarang.

"jangan berbohong kepadaku Naruto!!"

Naruto pun hanya menundukan kepalanya lantaran takut dengan nada suara Sasuke yang sangat berat nan tegas.

"etto Na-naru takut niisan marah lagi seperti pagi" cicit Naruto sembari mencengkram selimutnya kencang.

Sasuke yang mendengarnya pun hanya bisa diam dan langsung tersenyum setelah mendengar jawaban Naruto.

"begitu ya gomen niisan tak bermaksud untuk marah padamu Naru. gomen " ucap Sasuke yang langsung mengacak-acak rambut Naruto gemas.

"Suke-nii hentikan"

suasana dikamar tersebut pun berubah yang tadinya sepi senyap menjadi lebih hidup sampai....
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
Kyuukkk...
suara lapar dari perut Naruto terdengar jelas di telinga Sasuke. kaget sekaligus geli Sasuke rasakan kala sinyal kelaparan yang berasal dari adiknya berbunyi. Rasa-rasanya Sasuke tak tahan ingin tertawa terbahak-bahak apa lagi ketika Sasuke melihat wajah Naruto yang sudah merah lantaran malu.

"tunggu sebentar aku akan membawa makan siang untukmu" seru Sasuke yang langsung pergi keluar kamar atau lebih tepatnya dapur.

Seusai mengambil makan siang untuk Naruto, ketika Sasuke sudah membawa makan siang Naruto, Sasuke pun menyuapi Naruto bubur ayam buatan Iruka dengan telaten.

"bagaimana apa kau suka?" tanya Sasuke

"hmm...ini enak" jawab Naruto dengan senyum lebarnya

"satu suapan lagi setelah itu kau makan obat dan tidur lagi supaya cepat sembuh"

"laksanakan komandan suke-nii..." jawab Naruto dengan gaya militer

skip time

Setelah melihat Naruto tidur dengan pulas, Sasuke pun pergi dari kamar Naruto menuju ruang tengah untuk kembali bersantai.
*
*
*
*
*
*
*
*
*
Keesokan Harinya.
"ohayo Touchan... kaachan... kyuu-nii... tachi-nii... suke-nii"teriak Naruto.

"ohayo/hn" sambut mereka.

"wah...jagoan kaachan sudah sembuh ya?" tanya mikoto sembari tersenyum lembut

"hihii...iya kaachan" jawab Naruto yang langsung memamerkan deretan gigi susunya yang putih bersih.

"syukurlah kalau begitu sekarang ayo kita sarapan. Naru kaachan sudah buatkan ramen special untuk Naru" ucap Mikoto sembari menyodorkan semangkuk ramen panas

"yeyyy...kaachan arigato" pekik Naruto girang.

Senyum keluarga itu pun tercipta ketika melihat sibungsu sudah kembali tersenyum ceria.

Namun apa yang akan terjadi hari esok mereka masih belum tahu.

*
*
*
*
*
*
*
*
*
tbc.

ngawur gak jelas,berantakan.
>no edit

jangan lupa vote dan comments nya ya

Thank You My Family [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang