Video call dengan Touchan dan Itachi-nii
"Permata sudah keluar dari kotaknya. Gunakan waktu tersebut juga bila ada celah bawa dan siksa dia jangan kalian bunuh. Aku ingin memberikan peringatan bahwa kita tak main-main" ucap Inoichi
"Ha'i Yamanaka-sama. Lalu bagaimana dengan Shimura-sama pasukan mereka saya lihat hanya diam saja" seru sang bawahan
"Biarkan saja mereka mungkin langsung menyerang raja jadi lakukan saja tugasmu dan ingat siksa permata mereka dan buat mereka tau bahwa kita tidak main-main" perintah Inoichi dengan nada redahnya. Sang bawahan pun langsung menurutinya dan kemudian pergi meninggalkan ruangan milik Inoichi tersebut.
"Kita lihat secepat apa kau bisa mengurangi rasa sakit permatamu. Jangan salahkan aku bila permatamu mati ditanganku dan ikut dengan bunga mawarku" gumam Inoichi sembari mengusap-usap foto wanita berparas cantik berambut merah dia adalah Kushina.
@
@
@
Mansion Namikaze tepatnya didalam kamar seorang anak kecil. Putra bungsu dari seorang raja bisnis Namikaze Minato. Terlihat Naruto tengah menggelung dirinya didalam selimut tebal. Meskipun matahari sudah menampakkan diri namun Naruto masih ingin terus mengelung tubuhnya didalah selimut tebal tersebut.Terlihat begitu jelas bahwa Naruto masih belum mau beranjak dari kasur empuknya tersebut.
Sementara di ruang makan seluruh anggota sudah berkumpul hendak memulai sarapan.
"Apa panasnya belum turun?" Tanya Kurama
"Panasnya sih sudah turun tapi sepertinya flunya masih saja ada" sahut Mikoto
"Begitu ya"
Suasana yang memang biasanya terlihat ramai kini menjadi sunyi karna sang pembawa keramaian tengah sakit dan kini masih berbaring diatas kasurnya. Sampai akhirnya Mikoto berdiri dari duduknya dan kemudian melihat bahwa bubur yang ia masak sudah matang.
"Kyuu, Sasuke kalian sarapan saja duluan ne kaasan akan menyuapi Naru bubur dulu." Kurama dan Sasuke pun hanya mengangguk pakam.
Mikoto pun pergi menuju kamar Naruto dam ketika Mikoto sampai di kamar tersebut Mikoto melihat Naruto tengah bersin-bersin.
"Naru sarapan dulu ne" ucap Mikoto. Mendengar suara sang ibu Naruto pun langsung melirik dan benar saja sang ibu tengah berdiri dengan nampan berisi semangkuk bubur dan air minum.
Hacih...
Rasa gatal pada hidungnya membuat dirinya merasa jengah. Hidung memerah dengan cairan menjijikan keluar dari hidungnya. Ia benci itu."Okaachan" rengek Naruto. Mikoto pun mendekat ke arah Naruto dan kemudian mengelap hidung Naruto.
"Lain kali jangan terlalu banyak makan makanan yang dingin ne. Nanti pilek lagi loh" ucap Mikoto sembari mengelap hidung Naruto sementara Naruto hanya diam tak bersuara.
"Nah sekarang makan dulu biar cepat sembuh" diraihnya mangkuk berisi bubur ayam tersebut dan kemudian diaduknya.
"Okaachan kalau Naru sudah sembuh bolehkan Naru main lagi ketaman?" Tanya Naruto dengan antusias.
"Tentu. Nah sekarang buka mulutnya" Naruto pun langsung membuka mulutnya lebar-lebar supaya sang ibu bisa dengan mudah menyuapinya.
"Bagaimana apakah enak?" Tanya Mikoto
"Enak" sahut Naruto singkat
"Ne boleh kaasan bertanya sesuatu? Kaasam dengar Naru punya teman ya?" Tanya Mikoto kembali
"Iya Naru punya teman. Mereka orangnya baik mereka adalah Nara Shikamaru terus Akimichi Chouji dan Inuzuka Kiba." Jawab Naruto dengan antusias. Melihat putra kecilnya kini bahagia dengan adanya teman membuatnya ikut bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You My Family [The End]
FanfictionHidup memang tak pernah selalu berjalan mulus terkadang ada sedikit lekukan yang membuat sebuah bencana. Oleh karenanya syukurilah takdir yang telah dituliskan oleh yang maha kuasa.