Kemoterapi
Entah apa yang tengah Naruto pikirkan akan tetapi entah mengapa perasaannya tidak enak untuk sementara ini. 'Kami-sama lindungi keluarga Naru kami-sama' batin Naruto sembari menenggelamkan kepala di pundak Sasuke.
"Apa kau takut Naru?" tanya Sasuke sembari mengusap lembut punggung kecil Naruto
"Iie... Sasuke-nii" timbal Naruto singkat
"Lalu"
"Iie niisan" jawab Naruto#skip time
Sesampainya mereka diruangan khusus kemoterapi (ngasal aja) Naruto langsung ditidurkan diranjang terdekat di tempat itu. Tak lama datang dokter Kabuto yang menangani Naruto bersama suster disampingnya membawa semacam obat-obatan yang entah obat untuk apa.
30 menit berlalu suasana diruangan yang ditempati Naruto kian bertambah suram kala melihat Naruto terus meringis kesakitan 'sakit' mungkin itu yang sedang dirasakan oleh Naruto sekarang ini. Entah sudah berapa kali mereka melihat Naruto seperti menahan rasa sakit yang dideritanya membuat sang ibu a.k.a mikoto menangis dibuatnya.
"Sayang apa sakit?" tanya Mikoto
"Iie... Okaachan" jawab Naruto sembari tersenyum walau dipaksakan. "Naru kan kuat jadi gak sakit kok " lanjut NarutoSenyum dipaksakanlah yang diberikan Mikoto untuk Naruto. Sebenarnya ingin sekali menggantikan posisi Naruto yang tengah kesakitan itu oleh dirinya. Sungguh rasanya tak kuasa mereka melihat Putra mereka terus-terusan menahan rasa sakit kala cairan itu masuk kedalam tubuhnya yang memberikan efek samping berupa bengkak di sekujur tubuhnya. Tubuh ringkih itu terus saja merintih kala cairan-cairan aneh memasuki tubuhnya secara perlahan-lahan.
'Kami-sama sampai kapan putra kami terbaring lemah seperti ini' batin Minato miris. Orang tua mana yang tak merasa sakit hati kala melihat putra kecil mereka yang terbaring lemah diatas kasur sembari meringis kesakitan. Seperti ada sebuah jarum kecil namun beribu-ribu jarum tersebut menusuk tepat di titik tengah hati mereka.
"Kaachan masih lama ya? " sakit rasanya Naruto mengucapkan setiap kata kepada orang-orang yang disayangi menatapnya dengan tatapan perih. Ingin rasanya Naruto cepat-cepat akhiri penderitaannya dan menggantinya dengan tawa dan senyuman yang sangat diharapkan oleh mereka akan tetapi apalah daya Naruto tak bisa melakukan hal seperti itu.
"Sebentar lagi sayang. Ada apa Naru ingin sesuatu? Katakan saja pada kaachan Naru ingin apa" bujuk Mikoto dengan lembut.
"Naru ingin pulang kaachan. Naru bosan disini" ucap Naruto sembari mengerucutkan bibirnya.
"Sabar ya sebentar lagi juga selesai kok. Setelah ini niisan akan membelikan Naru ramen kalau Naru kuat" tutur Itachi lembut
" demo-"
"Naru sayang kamikan?" entah kenapa kata-kata itu lolos dari mulut Kurama dan kata-kata tersebut tentu saja membuat hati kecil Naruto bergejolak hebat dan membuat sebuah perasaan yang mendorong Naruto untuk kuat dan tak membuat keluarganya tambah khawatir dengan tingkah manjanya.
"Tentu saja Naru menyayangi kalian kalau perlu Naru akan berjanji pada touchan, kaachan, Tachi-nii, Sasu-nii dan Kyuu-nii kalau Naru akan sembuh. Naru janji" ucap Naruto penuh dengan semangat.
tersenyumlah karena senyum milikmulah yang bisa menghangatkan suasana suram nan kelam yang ada dalam keluarga ini Naru. Kami menyayangimu sangat menyayangimu.
"Kyuu-nii kau kenapa? " tanya Naruto penasaran
"Iie.. Bukan apa-apa" kurama hanya menggelengkan kepalanya pelan.
"Ayolah nii... " jurus puppy eyes no jutsu pun aktif
"Berhenti melihatku dengan tatapan mata seperti itu" tukus Kurama.
Mata Naruto pun mulai berkaca-kaca dan siap menumpahkan muatan air matanya kapan saja.
'Ohhh... Jangan lagi Naru' batin Kurama tersiksa.
"Kyuu..."
"Kenapa kalian semua menyalahkanku? " entah perasaannya saja atau memang mereka menyalahkan dirinya.
"Sudahlah aku lapar,
*
*
*
*
*
*Acurrr... Berantakan, gak jelas
Gomen minna...Untuk kelanjutannya saya minta sarannya pada para pembaca sekalian.
Jangan lupa coment dan vote ya....
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You My Family [The End]
FanfictionHidup memang tak pernah selalu berjalan mulus terkadang ada sedikit lekukan yang membuat sebuah bencana. Oleh karenanya syukurilah takdir yang telah dituliskan oleh yang maha kuasa.