Dosen memasuki ruangan, perkuliahan di mulai dengan mata kuliah pengantar sosiologi.
Banyak mahasiswa dan mahasiswi yang tak mendengarkan penjelasan dosen, karena bagi mereka pelajaran itu pelajaran yang membosahkan, apalagi pelajaran itu menggunakan dasar-dasar teori yang susah untuk dihapalkan. Saat menjadi soal pelajaran itu membutuhkan analisis yang sangat sulit.Ya, kecuali bagi mereka yang sangat menyukai mata kuliah itu.
Putra enggan saat dosen menerangkan tentang bab primodialisme, ia sesekali melihat sekitarnya, melihat kanan dan kiri, dilihatnya teman-temannya ada yang bersendagurau, tidur bahkan ada yang melamun.
"Pengantar sosiologi, pelajaran yang paling aku benci," ujarnya.
Bagi Putra, matematika dasar merupakan pelajaran yang paling menantang tak seperti sosiologi yang membutuhkan hafalan dan teori yang memerlukan pemahaman.
Berbeda dengan Ana, Ana sangat menyukai pelajaran pengantar sosiologi, baginya pelajaran itu sangat menarik baginya, karena berhubungan dengan masyarakat sekitar.
Putra melihat ke arah Ana yang duduk di sebelah kanan kursinya, dilihatnya Ana sangat serius mendengarkan mata kuliah itu.
Putra memanggil Ana dengan lirih."Na," panggil Putra.
Ana merasa terpanggil oleh Putra, ia menoleh ke arah Putra, tapi Ana hanya menoleh saja, ia merasa terganggu karena ia sedang asyik mendengarkan penjelasan dosen.
Beberapa jam berlalu akhirnya mata kuliah selesai, dosen mengakhiri perkuliahannya.
Putra menghampiri Ana, ia merasa tersinggung karena Ana tak meghiraukan panggilannya saat pelajaran pengantar sosiologi.
"Sombong banget, dipanggil cuma nengok aja" gerutu Putra.
Ana menatap Putra, lalu ia mencubit tangan Putra.
"Aku baru serius belajar, jangan diganggu."Putra merasa kesakitan saat Ana mencubit tangannya."Sakit tau, ya percaya yang suka mata kuliah itu."
"Hmmm" guman Ana.
Ana berdiri dari tempat duduknya, berjalan perlahan keluar kelas.
Saat Ana berada tepat di depan pintu Putra memanggilnya, Ana menengok saja lalu pergi begitu saja."Dasar! diajak bicara malah pergi," batin Putra kesal.
Ira menghampiri Putra dan menepuk bahu Putra dari belakang.
"Kenapa Put?," tanya Ira.
Putra menoleh kebelakang, lalu menggelengkan kepala.
"Enggak, Ana itu diajak ngobrol malah pergi," jawab Putra sambil mengerutkan keningnya.
Ira tersenyum kecil.
"Mungkin dia lagi baddmood diajak ngobrol," ujar Ira.
Putra hanya mendehem pelan "Hmmm."
Ana berjalan menelusuri koridor melihat sekelilingnya, ia berharap bertemu dengan Andra.
Benar saja saat itu Andra tiba-tiba bertemu dengan Andra, Ana kaget setengah mati karena ucapannya menjadi kenyataan."Mampus, ada Andra.Gimana ini, mana aku sendirian lagi," ujarnya ketakutan seperti melihat hantu saat melihat Andra.
Ana mempercepat langkahnya, lalu ia berpapasan dengan Andra, tak disangka Andra tersenyum kepadanya.Ana tidak habis pikir kepada hal itu bisa terjadi.
"Tuh anak kesambet setan kuburan depan rumahku kali ya, masak senyum gitu, biasanya aja kalo ketemu kalo disapa diem aja, kalo enggak pura-pura enggak tau kalo disapa," batin Ana.
Andra menghentikan langkahnya lalu berada tepat disamping Ana, ia mengajak Ana mengobrol
"Mau kemana?," tanya Andra.
Ana terbelalak kaget saat Andra melontarkan kalimat itu.
"Ini, mau ke kantin beli minum," jawab Ana.
Andra menangguk angguk kan kepalanya dan ia bertanya lagi.
"Tumben enggak sama Putra, sama teman kamu yang satu lagi itu..lupa namanya," tanya Andra lagi.
"Kok kamu juga enggak sama gebetanmu si Hilda itu," jawab Ana lirih.
Andra tak mendengar perkataan Ana, ia menanyakan pertanyaan yang dilontarkan Ana barusan.
"Kamu tadi bilang apa?, aku enggak denger," sahut Andra.
"Emm, enggak kok, Ira sama Putra di kelas," ucap Ana berusaha santai, padahal ia grogi saat itu.
"Oh gitu, aku duluan ya," pamit Andra.
Andra berjalan meninggalkan Ana yang masih diam terpaku disana, Ana bengong dengan sikap Andra yang tiba-tiba berubah, ia masih tak percaya Andra akan mengajaknya bicara sedekat itu.
"Putra sama Ira harus tau ini," batin Ana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Alien[Terbit]
General FictionCover by @saegraph Open pre order Berawal saat Ana tak sengaja menabrak Andra dan menemukan kartu mahasiswa Andra yang terjatuh di lantai. Akhirnya mereka saling mengenal satu sama lain dan Ana jatuh cinta kepada Andra, tapi kenyataan pahit harus An...