Ana tidak jadi ke kantin. Ia berbalik arah melangkahkan kakinya menuju kelas.
Ana mempercepat langkahnya agar segera sampai ke kelasnya untuk menceritakan peristiwa yang baru saja terjadi.
Tap tap tap
Selang beberapa menit Ana sudah sampai di kelasnya. Ia langsung menemui Ira dan Putra. Putra heran melihat Ana yang terkesan terburu-buru.
"Kamu kenapa Na?" tanya Putra heran.
Ana tak membalas pertanyaan Putra. Ia malah tersenyum-senyum sendiri tidak jelas.
Putra semakin heran dengan sikap Ana yang tiba-tiba seperti orang tidak waras."Are you crazy?" tanya Putra lagi.
Ana terbelalak mendengar perkataan Putra yang mengatainya 'gila'. Ana menabok tangan Putra dengan keras.
"Argghh!, sakit tau," rintih Putra kesakitan.
"Habis kamu ngatain aku gila."
Putra menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia tahu jika Ana bersikap seperti ini, ada sesuatu antara dia dan Andra.
"Andra kan?" tanya Putra.
Ana diam seribu bahasa ketika Putra menyebutkan nama 'Andra'. Ana bingung apa yang harus dijawabnya ketika Putra menyebutkan nama Andra.
"Cerita lah, ada apa?" tanya Putra.
"Ya ampun Put, rasanya seneng banget!. Tadi Andra ngajak aku ngobrol Put," jawab Ana senang.
Ternyata apa yang di dalam pikiran Putra benar. Ia sudah menyangkanya sejak awal dari sikap Ana yang tiba-tiba tak seperti biasanya.
"Yaelah, cuma diajak ngobrol sama Andra aja senengnya selangit. Seneng tuh kalo dapet undian mobil, " ujar Putra.
Ira yang mendengar perdebatan kedua temannya hanya geleng-geleng kepala. Ia hanya diam mendengarkan perdebatan mereka yang dirasanya tak kunjung henti.
Ira akhirnya mencoba melerai perdebatan mereka, karena ia sangat bosan mendengar perdebatan mereka."Udah, udah," Ira melerai berdebatan mereka.
"Tuh Ra, si ketok magic mulai duluan," ujar Ana.
Putra berpikir dua kali kenapa Ana mengatainya 'ketok magic'.
"Kok ketok magic? tanya Putra heran.
"Kan kamu pernah bilang, kalo hati hancur bawa ke ketok magic. Makanya aku juluki kamu 'ketok magic'," ujar Ana.
Putra tak membalas perkataan Ana yang dirasanya enggak jelas sama sekali.
Drtt
DrttTiba-tiba ponsel Ana berbunyi. Ana mengambil ponsel nya yang berada di saku jeans celananya.
Ana melihat pada layar ponselnya, dilihatnya ada 1 pesan whatapps. Setelah dilihat pesan itu ternyata tak lain adalah pesan dari Andra.
Na bantuin aku bagiin brosur buat event dari sekolah ya.
Ana seolah tak percaya mendapat pesan whatapps dari Andra. Bagi Ana itu hanya mimpi belaka yang tak akan menjadi nyata. Tapi semua sekarang berbalik yang Ana rasa tak mungkin, kini menjadi mungkin dan kenyataan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Alien[Terbit]
General FictionCover by @saegraph Open pre order Berawal saat Ana tak sengaja menabrak Andra dan menemukan kartu mahasiswa Andra yang terjatuh di lantai. Akhirnya mereka saling mengenal satu sama lain dan Ana jatuh cinta kepada Andra, tapi kenyataan pahit harus An...