Mr Alien[Terbit]

Mr Alien(Bagian 38)

Keesokan harinya Ana sudah berada di kampus. Ia duduk di taman, ketika itu hanya ada dia seorang yang berada disana, belom ada orang sama sekali.

Teringat kembali ia jika duduk di taman tempat ia dan Andra membagikan brosur kala itu.

Kalo duduk di taman ini, jadi keinget alien deh, apalagi waktu dia ngasih minuman ke aku.

Apaan sih? Ngapain aku masih mikirin alien itu? Dia kan udah nyakitin perasaanku!

Tiba-tiba ada seorang yang duduk di sebelahnya, Ana memalingkan pandangannya ke sebelahnya. Alangkah kagetnya Ana karena orang itu adalah Andra, ia menyandarkan badannya di tempat duduk.

Hah alien? Salah liat enggak aku?

Andra lalu mengarahkan pandangannya ke arah Ana. "Kenapa tadi malam kamu enggak mau bicara sama aku? Aku mau minta maaf, Na," ujarnya.

"Aku kira tadi malam Putra bercanda."

Andra mengangguk. "Oh, aku minta maaf," ujarnya.

"Enggak usah minta maaf, belom lebaran. Eh, aku ke lab dulu ya."
Ana berlalu meninggalkan Andra dan Andra mengikuti langkahnya.

"Tunggu, bareng lah. Aku juga mau ke lab, kamu lantai berapa?" tanya Andra lalu mempercepat langkahnya dan mereka berjalan berdampingan.

"Lantai 3," jawab Ana singkat.

Mereka menaiki anak tangga dan Ana sengaja mempercepat langkahnya supaya ia tidak bersamaan dengan langkah Andra.

"Jangan cepet-cepat, kamu sengaja ya? Katanya udah enggak marah."

Ana mendengus kesal. "Kamu tuh kaya tuyul, kemana-mana ngikut," ujarnya.

Ini alien, lama-lama nyebelin juga. Lebih ngeri dia yang posessif kaya gini daripada dia  bersikap cuek ke aku.

"Kok galak gitu sih? Aku baru tau kalo kamu bisa galak juga."

"Mendingan kamu buruan ke labmu deh, sana!" usir Ana.

Andra menghela napas panjang. "Kamu ngusir aku? Segitu bencinya kamu sama aku?."

Deg
Andai kamu tau Ndra, aku enggak bisa benci sama kamu. Walapun sikapmu sudah melukai perasaanku sekalipun.

"Enggak."

"Ya udah, aku ke lab dulu ya," pamit Andra kemudian. Andra menaiki anak tangga untuk menuju ke lantai 4.

Ana dari lantai dua, diam-diam memperhatikan langkah Andra sampai Andra tenggelam tak terlihat lagi.

Hari yang aneh.