Malam harinya, Andra tak bisa tidur, ia bingung bagaimana cara menjelaskan kesalahpahaman antara ia dan Ana.
Harus segera diluruskan, apa minta tolong Putra aja ya.
Akhirnya, Andra menelpon Putra dan selang beberapa detik Putra mengangkat telepon Andra.
"Halo, bro, ada apa?" ucapnya lewat telepon.
"Bantuin gua buat jelasin semua ke Ana bro, please!.
"Mending lu ke rumah gua sekarang, entar gua teleponin dia dah."
"Oke bro, gua kesana." Andra menutup pembicaraannya lewat telepon.
Andra keluar dari kamarnya lalu bergegas menuju keluar rumah untuk mengambil motornya yang sengaja ia parkirkan di depan rumahnya.
Dan Andra menaiki motornya lalu menyalakan mesin kendaraannya lalu melajukan kendaraannya ke arah rumah Putra yang kira-kira lima belas menit dari rumahnya.
Lima belas menit kemudian, Andra sudah berada di depan rumah Putra yang terlihat sepi mencekam kemudian Andra turun dari motornya dan meletakkan helmnya di atas motor.
Tok tok tok
Andra mengetuk pintu rumah Putra beberap kali, tapi tak ada jawaban apapun.
Putra mana nih, jangan-jangan gua dikibulin lagi, orangnya enggak ada dirumah.
Klek
Putra membuka pintu rumahnya lalu meminta maaf pada Andra karena ia lama membuka pintu dikarenakan ia sedang asyik makan.
"Duduk situ, bro," ujar Putra menunjuk ke arah kursi yang tak jauh dari tempat Andra berdiri.
Tanpa membalas perkataan Putra, Andra lalu duduk di tempat duduk yang ditunjuk oleh Putra dan Putra ikut duduk di sebelah Andra.
"Cepetan telepon Ana."
"Emang lu mau ngomong sama dia?" ujar Putra kemudian.
Dengan muka memelas Andra mengarahkan pandangannya ke arah Putra. "Iya, tapi lu yang ngomong duluan. Nanti bilang aja Andra mau ngomong penting," ujarnya.
Putra mengambil ponselnya yang berada didalam celana jeansnya lalu membuka kunci ponselnya kemudian mencari kontak ada yang ada di ponselnya dan menelponnya.
Nada dering telepon Ana berbunyi, ia memandangi layar ponselnya dilihatnya ada telepon dari Putra dan Ana langsung mengangkat telepon dari Putra.
"Ada apa, Put?" tanyanya dalam telepon.
"Enggak, Na. Aku baru sama Andra, katanya dia mau ngomong penting sama kamu."
"Bodo amat, aku enggak peduli! Ana menutup sambungan teleponnya.
Putra memalingkan pandangannya ke arah Andra, dari raut wajahnya terlihat raut wajah kecewa.
Apa gua terlalu jahat sama lu, Na? Sampai-sampai lu benci banget sama gua.
"Sorry, bro. Gua dah berusaha. Tapi, kayanya lu harus berusaha sendiri deh."
"Iya, gua pamit mau pulang," ujar Andra kemudian berlalu pergi menuju ke motornya lalu memakai helmnya dan menyalakan mesinnya kendaraannya dan melajukan kendaraannya kembali menuju ke rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Alien[Terbit]
General FictionCover by @saegraph Open pre order Berawal saat Ana tak sengaja menabrak Andra dan menemukan kartu mahasiswa Andra yang terjatuh di lantai. Akhirnya mereka saling mengenal satu sama lain dan Ana jatuh cinta kepada Andra, tapi kenyataan pahit harus An...