Putra berguman mendengar perkataan Ana."Ngakunya sih enggak mau ketemu dia lagi, giliran liatin orang nya aja sampai kepleset".
Ana kaget mendengar ucapan Putra yang tahu ia tadi pagi terpleset karena melihat wajah Andra.
"Kenapa enggak jawab, bener kan?" ucap Putra menaikkan kedua alisnya.
Ana hanya mengangguk mengiyakan perkataan Putra, dalam batinnya ia malu setengah mati karena Putra tau kejadian bodoh tadi pagi yang menimpanya.
"Kamu enggak nanya gitu aku tau darimana?," ucap Putra
"Enggak tau dan enggak mau tau" ujar Ana kesal.
Putra melihat raut wajah Ana yang kesal. Putra pun hanya tersenyum melihat wajah Ana yang kesal.
"Segitunya naksir sama Andra itu," batin Putra.Putra keluar dari kelas bergegas menuju ke sekertariat untuk mengambil brosur event ulang tahun kampusnya.
Ira yang melihat Putra keluar dari ruangan memanggil Putra dengan lantang.
"Put mau kemana?" teriak Ira lantang.
"Ke sekertariat, mau ikutan?" jawab Putra.
"Enggak lah, mau rapat ya?" tanya Ira lagi.
"Enggak, mau ambil brosur buat ulang tahun kampus kita.Nanti suruh dibagi-bagiin sama mahasiswa mahasiswi lain, bantuin ya" ujar Putra.
"Siap-siap, awas nanti disana ada Andra sama Hilda Put," Ana menyahut pembicaraan Putra dan Ira.
Putra tak menghiraukan perkataan Ana, ia berjalan dengan langkah lebar menuju ke sekertariat yang berada di sebelah selatan ruangan.Putra pun berjalan langkah demi langkah, di benak nya Putra memikirkan yang dikatakan Ana.
"Awas Put, nanti ada Andra sama Hilda.
Putra berusaha bodo amat dengan perkataan itu dan melangkah sampai di depan ruang sekertariat, dilihat nya ada Andra disana bersama teman-teman panitia yang lain.
"Hoi bro, masuk sini" tegur Andra.
Putra kaget Andra menyapanya, ia hanya terdiam saat Andra menyapanya Putra memasuki ruangan sekertariat.
"Lu masih marah sama gua bro?" tanya Andra lirih membisikkan ke telinga Putra.
Putra tak menjawab pertanyaan Andra. Putra hanya terdiam memaku membisu, ia masih memendam amarah pada Andra atas kejadian beberapa hari yang lalu.
"Gua minta maaf deh. Serius gua enggak ada apa-apa sama Hilda" ujar Andra.
Putra melirik ke arah Andra, Putra tak percaya dengan apa yang diucapkan Andra."Ya kali enggak ada apa-apa, foto berdua diposting di instagram," batin Putra.
"Perasaan Putra gimana ya di sekret kalo lihat Andra sama Hilda" ucap Ana dengan nada sedih.
"Kalo hati hancur lagi bawa aja ke ketok magic nanti bisa seperti semula, kan dia sendiri yang bilang" ujar Ira sambil mengingat ingat apa yang pernah dilontarkan Putra.
"Husst!, emang nya Putra mobil dibawa ke ketok magic?,"
"Bercanda kali, jangan dianggap serius" guman Ira.
Seusai urusan di sekretariat selesai, Putra terburu-buru ke kelas karena jam sudah menunjukkan pukul 1 siang, tandanya perkuliah sudah dimulai.Putra mempercepat langkahnya supaya cepat sampai di kelas karena sebentar lagi perkulihanan di mulai, ia takut terlambat memasuki kelas.
"Pasti dosen nya udah ada." batin Putra.
"Dosennya mana?" tanya Putra sesampainya dikelas.
"Belom ada" jawab Ira.
"Yaelah, tau gini enggak usah lari-lari segala, capek hati, capek pikiran" ujar Putra memulai perkataannya yang baper.
"Dasar baperan!," seru Ana melihat ke arah Putra yang raut wajahnya terlihat capek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Alien[Terbit]
Fiksi UmumCover by @saegraph Open pre order Berawal saat Ana tak sengaja menabrak Andra dan menemukan kartu mahasiswa Andra yang terjatuh di lantai. Akhirnya mereka saling mengenal satu sama lain dan Ana jatuh cinta kepada Andra, tapi kenyataan pahit harus An...