Dara duduk di kursi meja makannya dengan lemas dan sesekali mengucek matanya. Sebenarnya ia masih ingin bergulat dengan kasurnya. Tapi mau bagaimana lagi, hari ini adalah hari pertama ia memasuki sekolah barunya. Dulu Dara tinggal dan bersekolah di Bandung, namun Mamanya berencana untuk pindah ke Jakarta berharap agar perekonomian keluarganya membaik.
Dara melirik ke arah roti berselai strawberry yang berada digenggaman Adiknya, Dewa. Secepat kilat Dara merebut roti milik Dewa dan mengigitnya dengan suapan penuh.
"Woy!" Dewa hendak melempar Dara dengan sendok ketika Mamanya mencekal tangan Dewa dan mendelik ke arahnya.
"Kamu sudah dapat perkejaan sambilan?" tanya Mamanya sembari mempersiapkan susu untuk kedua anaknya dan mengganti roti milik Dewa.
"Udah, Ma. Dara dapet pekerjaan di cafe," Dara menghabiskan roti dan susunya lalu beranjak dari kursinya. "Aku berangkat!"
Dara lahir dari keluarga kelas menengah. Namun sejak Papanya meninggal 2 tahun lalu, Dara dan keluarganya terlilit hutang yang ditinggalkan oleh Papanya. Demi melunasi hutang-hutangnya, Mamanya ingin bekerja di Ibu Kota yang katanya mampu mendongkrak perekonomian keluarganya. Mau tidak mau, Dara ikut terjun untuk membantu melunasi hutang-hutang itu. Ia bekerja paruh waktu di cafe pada malam hari. Berbicara tentang cafe, Dara mengingat keinginan Papanya yang belum terwujud yaitu mendirikan sebuah cafe sederhana karena kegemarannya pada kopi. Suatu saat, Dara pasti akan mengabulkan keinginan Papanya.
Di sinilah Dara berdiri dengan segelas mocca yang di belinya di pinggir jalan tadi dan sebelah tangannya meremas tali tas ranselnya. Di depan gerbang utama sekolah swasta yang katanya terfavorit di Jakarta. Jujur, jantung Dara berdebar sekarang. Sekolah baru, suasana baru, dan tentunya teman baru bukanlah hal yang mudah untuk Dara lewati.
Dara melangkahkan kedua kakinya dengan mantap memasuki halaman sekolah. Sekolah dengan gedung bertingkat tiga yang berisi beberapa lapangan olahraga dan sebuah taman yang berhiaskan air mancur dan berbagai bunga. Sungguh, Dara merasa takjub melihat sekolahnya.
Karena saking asiknya memandang sekolah barunya, Dara tidak sengaja menginjak bekas kaleng minuman. Dara yang memang tidak memiliki refleks yang bagus, akhirnya berpasrah diri menjatuhkan tubuhnya. Dara memejamkan matanya takut merasakan kesakitan. Gelas moccanya terpental ke atas dan untung saja tutup gelas itu masih menehmpel. Yah, meskipun gelas mocca nya tidak akan tertolong.
Tiba-tiba sebuah tangan meraih gelas mocca itu dan satu tangannya lagi melingkar di pinggang kecil Dara agar gadis itu tidak terjatuh. Sontak Dara membuka matanya lebar-lebar. Dan, wow! Apa yang dilihat Dara membuat rona merah di pipinya menyeruak keluar.
Ganteng anjir! Pekiknya dalam hati.
Lelaki yang menyelematkannya tersenyum. "Lo nggak papa?"
Dengan cepat Dara membenarkan posisi berdirinya dan sedikit menjauhi lelaki di hadapannya ini. Lelaki itu menyodorkan mocca milik Dara dan segera disambut hangat olehnya.
"Thanks." ucap Dara tersipu malu.
"Lain kali lo harus berhati-hati," lelaki itu melanjutkan langkah kakinya meninggalkan Dara yang masih termangu memandangi punggung lelaki itu yang kian lama semakin mengecil di pandangan Dara. Gadis itu melanjutkan perjalanannya tak fokus dan akan membalikkan tubuhnya ketika sosok bertubuh tegap dan jangkung menabraknya. Membuat gelas itu memuntahkan isinya dan mengotori jaket lelaki di hadapannya itu.
Dara membelalakkan matanya dan membuka mulutnya lebar-lebar. Ia mendongak dan menatap lelaki di hadapannya yang sedang mengusap tengkuk lehernya dan rahangnya mengeras. Lelaki itu segera mencengkeram lengan Dara sangat kuat hingga Dara meringis kesakitan. Lelaki itu menghunuskan tatapan tajamnya seolah ingin membolongi kedua mata Dara.
Kedua mata lelaki itu berkilat marah. Tidak ada sedikitpun kehangatan yang dipancarkan oleh kedua mata tajamnya. Hingga suara bariton lelaki itu menggema membuat semua yang ada di sekitarnya tersentak, termasuk Dara.
"LO CARI MATI YA?!!!"
.
.
.
.
.
.
.Sorry kalau kata-katanya masih amburadul.
Maklum baru pertama kali masukin cerita ke wattpad.
Jadi agak kaku gitu, hehe 😁I hope you like it! 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
DARA [COMPLETED]
Teen FictionDara Fradella, Gue Dara, cewek pecinta mocca yang ceroboh dan hobi jatuh. Cowok yang gue suka? Jawabannya jelas, Raka Aldric. Cowok populer di sekolah yang paling manis dan lembut yang pernah gue temui. Tapi, sebuah ketidaksengajaan mempertemukan gu...