Chapter 9 | She's Different

5K 234 2
                                    

Alex mengacak-acak rambutnya gusar lalu menundukkan kepalanya dalam. Alex memandangi tangan kanannya dan mengusapnya.

Bahkan dia udah berani nyentuh gue.

Mau tidak mau ingatan akan kejadian tadi berputar begitu saja dalam otaknya. Gadis itu masih menatapnya tajam setelah Alex mengeluarkan kata-kata andalannya.

""LO BENERAN CARI MATI YA?!!!"

Gadis itu masih mempunyai nyali untuk membalas tatapan tajam Alex. Bahkan tubuh rampingnya tidak gemetar sedikitpun.

Bukannya takut, Dara malah mencengkeram tangan Alex. "Coba aja lo bunuh gue! Gue udah muak sama sikap angkuh lo ini! Lo sama sekali nggak memperlakukan wanita sebagai mana mestinya! Gue benci sama cowok kayak lo!!!"

Alex menarik satu sudut bibirnya tak percaya. Cewek ini kelewat bego atau bagaimana? Berani sekali ia berkata seperti itu seolah ia sangat mengenal Alex. Dia murid pindahan dan dia tidak tahu apa-apa mengenai identitas Alex yang sebenarnya. Alex penguasa di sini, yang dengan mudahnya membuat semua orang bertekuk lutut di hadapannya. Dan dia bilang apa? Alex tidak memperlakukan wanita sebagai mestinya. Untuk apa Alex melakukan itu? Terutama pada cewek di hadapannya yang kini mencengkeram kuat tangan Alex hingga Alex bisa merasakan kuku-kuku cewek itu menancap di kulitnya.

Ini pertama kalinya Alex menerima perlakuan seperti ini dari seorang cewek. Dan untuk pertama kalinya seorang gadis berani menyentuhnya dalam konteks yang berbeda. Jika banyak gadis yang menyentuhnya dengan tujuan menggoda. Berbeda dengan gadis ini. Ia seakan menantang Alex untuk mengetahui apa yang akan Alex lakukan selanjutnya pada gadis ini.

Tidak ada yang berani melerai mereka. Semuanya seakan membisu dan membeku di tempat. Hingga sohib Alex menarik bahu lebar Alex. Ia merasa bahwa sahabatnya ini sudah berlebihan. "Udeh, Bray. Nggak usah diperpanjang lagi. Tahan emosi lo. Dia itu cewek."

Alex membenarkan kalimat Angga. Ia sudah berlebihan. Baru kali ini ia menghadapi seorang gadis sampai seperti ini. Hatinya menyuruhnya untuk berhenti, tapi egonya tidak mengijinkannya.

Alex menepis tangan Angga. Tangan besar Alex terangkat ke udara hendak menampar gadis itu ketika sebuah tangan mencekalnya. Alex menoleh cepat.

"Cukup. Lo terlalu berlebihan, Lex." ucap Raka dengan nada menenangkan.

Alex semakin melotot. Matanya lalu beralih pada tangan Raka yang mencekalnya kuat. "Lo berani nyentuh gue?"Alex semakin geram. Alex membenci kehadirannya. Sangat membencinya.

Raka tidak menjawabnya. Ia merasa tidak perlu menjawab pertanyaan konyol Alex. Raka merangkul bahu Dara lalu mencoba melepaskan cengkeraman Alex dan berhasil.

Alex membalikkan tubuhnya, tak ingin berlama-lama berurusan dengan cowok brengsek itu. Samar-samar Alex mendengarkan percakapan keduanya. Sontak ia membalik tubuhnya menatap dua sejoli yang saling berbagi senyum.

"Lo nggak papa? Lo terluka?" tanya Raka lembut yang dijawab gadis itu dengan anggukan pelan dan tersenyum.

Alex menjambak rambutnya frustasi melihat pemandangan di depan matanya. Membuat tingkat emosinya semakin meninggi.

"Argh!" jerit Alex seraya memantulkan bola orange di dekatnya dengan kekuatan tinggi hingga bola itu melambung tinggi setara atap sekolah. Alex meninggalkan lapangan dan berderap ke tempat yang bisa membuatnya tenang.

Dan di sinilah ia berada. Duduk di bangku kayu panjang di taman belakang. Menjambaki rambutnya sendiri. Emosinya sudah berangsur reda. Ia menatap tajam benda apapun di hadapannya lalu kembali menunduk.

Tiba-tiba guyuran air dingin membasahi seluruh kepalanya. Sontak Alex mendongak dan mendapati sahabatnya yang sedang menunjukkan deretan giginya pada Alex.

DARA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang