California, USA
Dara Fradella, wanita berusia 27 tahun yang kini tengah tersenyum manis sangat sibuk untuk melayani pelanggan setianya.
"Thank you for coming here." ucapnya ketika pelanggan tetap tersebut memberikan sejumlah uangnya.
Dara menghela napas panjang lalu mengikat rambutnya ke atas. Sungguh pekerjaan ini sangat melelahkan. Kini Dara mengerti bagaimana dulu Bos nya saat ia bekerja di cafe sangat pemarah. Ternyata memiliki sebuah usaha tidaklah mudah.
Ya, semenjak kepindahannya dari Indonesia, Dara mulai merintis usaha cafe di California. Berkat temannya semasa SMA yaitu Chika, kini ia bisa mendirikan usaha tersebut dan cafenya lumayan ramai oleh pengunjung.
Dara memandangi setiap sudut cafenya. Ia tersenyum bangga atas pencapaiannya selama ini. Bagaimana ia berjuang melawan kerasnya kehidupan dan kembali bangkit atas keterpurukannya.
Dara memandangi dirinya di pantulan kaca di mejanya lalu menggenggam erat kalung yang terpasang di lehernya. Meski kehidupan Dara sudah tidak lagi mengalami kesulitan keuangan namun tetap saja, hidupnya hampa.
Beberapa kali ia mencoba untuk membuka hatinya pada seseorang namun usahanya selalu gagal. Ia selalu teringat akan lelakinya. Cintanya.
"Nona?"
Masih dengan pandangan kosongnya, Dara menyambut pembeli tersebut dengan tanpa melihatnya. "Ada yang bisa saya bantu?"
"Aku ingin segelas espresso."
"Baiklah, akan segera saya buatkan." Dara sibuk meracik kopi pesanan pelanggan hingga tak sadar jika sedari tadi ia tengah diperhatikan.
"Kalungmu cantik."
Dara hanya tersenyum tipis atas pujian tersebut. Ia menyerahkan segelas kopi pada pria itu. "Ini pesanan anda tuan. Terima kasih."
Terdengar dengusan geli dari pria itu. Dara yang tak mau ambil pusing segera menyibukkan dirinya pada pekerjaan lain.
"Apa kau tidak sadar jika kau sangat cantik?"
Dara yang mendengar itu hanya bisa menahan emosinya. Bahkan ia tidak mau berbalik badan untuk melihat pelanggan nakal itu. "Jaga sopan santun anda tuan."
Pria itu tertawa renyah. Tidak takut akan peringatan dari Dara. Namun satu kalimat yang keluar dari bibir pria itu seolah menghentikan jantungnya.
"Aku merindukanmu, tikus kecilku."
Kedua tangan Dara mendadak gemetar. Matanya pun melebar. Apa yang ia dengar baru saja membuatnya hampir tak percaya.
Ia membalikkan tubuhnya perlahan. Ditatapnya pria itu secara seksama barulah Dara menyadari sesuatu. Pria bertubuh jangkung dengan setelan jas resmi dan kumis tipis yang menghiasi wajah tampannya. Pria itu tersenyum manis pada Dara.
Dara yang sekujur tubuhnya kaku, hampir saja terjatuh jika tidak dibantu oleh adanya counter di belakangnya.
"K-kau?"
"Bagaimana kabarmu, Dara Fradella? Aku masih tetap mencintaimu."
***
.
.
.Tarik nafas dalam-dalam lalu keluarkaaaaan
Fuuuuh akhirnya tamat jugaaa 😅
Gimana?
Ada yg seneng cerita ini tamat?
Atau malah sedih? 🤭
Tenaaaang
Bakal ada cerita-cerita baru yg author buat untuk kedepannya 😊And talk about this story, kira-kira siapa yang nyamperin Dara di cafenya?
Aku kasih tau mukanya yaaa
Jadi kalian bisa kira-kira sendiri 😄
Terima kasih banyak buat yg udah mau nunggu ini cerita sampe tamat 🙏🏻🤗
Semoga kalian suka dengan jalan cerita ini dan semoga kalian gak bosen" buat nungguin cerita" aku selanjutnya 🥰
See you on my next story!
Bye! 😘🤗🥰😚🖤
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARA [COMPLETED]
Teen FictionDara Fradella, Gue Dara, cewek pecinta mocca yang ceroboh dan hobi jatuh. Cowok yang gue suka? Jawabannya jelas, Raka Aldric. Cowok populer di sekolah yang paling manis dan lembut yang pernah gue temui. Tapi, sebuah ketidaksengajaan mempertemukan gu...