Chapter 25 | Posesif

5.4K 208 0
                                    

Dara melihat benda yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Sudah 15 menit ia menunggu datangnya bus yang belum juga datang. Dara menghela napas panjang.

Dara duduk di halte sambil sesekali mengipasi dirinya. Cuaca hari ini sangat panas.

Tiba-tiba sebuah motor ninja hitam berhenti di depannya. Pengemudi itu membuka kaca helmnya dan barulah Dara tahu siapa pengemudi itu.

"Naik." Dara berdecih di tempatnya lalu menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Selama ini Dara berharap mempunyai pacar yang romantis dan lembut. Bukannya seperti kingkong galak di hadapannya ini.

"Nggak," tolak Dara jual mahal.

Alex mendengus keras sambil menengadahkan wajahnya. "Naik nggak lo?!"

"Gue bilang nggak ya nggak. Bentar lagi juga bus nya dateng."

"Naik nggak lo? Sebelum gue ke sana cium lo nih." Dara tersenyum miring. Ini tempat umum, tidak mungkin Alex akan menciumnya di hadapan orang banyak. Dara mengamati wajah Alex dari balik helmnya. Raut wajahnya tegas dan tidak main-main. Dara meneguk ludahnya. Bagaimana jika Alex berkata benar?

"Satu..." Alex membuka helmnya.

"Dua..." Alex akan turun dari motornya. Sontak Dara menghampiri Alex dengan tergesa lalu memukuli lengan Alex.

"Ih, Lex. Ini kan tempat umum!" gerutu Dara seraya menekuk wajahnya sebal.

"Lagian lo pake jual mahal segala. Cepet naik!" Dara segera naik di jok belakangnya ketika Alex menoleh ke arah kakinya. Dara mengerutkan dahinya.

"Apa lagi?" tanya Dara malas. Ia ingin segera sampai ke sekolahnya dengan aman dan damai tanpa diawali dengan pertengkaran kecil seperti ini.

"Rok lo kenapa pendek banget gitu?"

"Ini rok sebenernya di bawah lutut tapi berhubung gue duduk jadi roknya terangkat ke atas." Alex mendengus. Ia tidak bisa membiarkan gadisnya menjadi pusat perhatian di jalan. Alex sedikit menyesal karena tidak membawa mobilnya.

"Turunin nggak?"

"Nggak bisa Alex, ya ampun!"

"Gue nggak mau tau pokoknya itu rok harus di bawah lutut!" perintah Alex mulai geram.

Dara memutar bola matanya malas. "Emang gue jin? Sekali kedip ini rok bisa langsung panjang? Lagian lo mintanya aneh-aneh, Lex. Buruan berangkat, bentar lagi bel masuk nih!"
Alex melepas jaket denimnya lalu dilemparkannya ke belakang membuat Dara melotot seolah bola matanya keluar setengah.

"Tutupin paha lo pake jaket gue!" Dara mendengus kesal lalu menuruti perintah Alex. Ia tidak pernah menyangka bahwa Alex bisa seposesif ini padanya.

"Pegangan," ujar Alex sembari menghidupkan mesin motornya.

"Ogah. Modus lo!"

"Ya udah." Tak butuh waktu lama, mereka berdua melesat menuju sekolah. Di tengah perjalanan, Alex menambah kecepatan motornya karena gerbang sekolah 10 menit lagi akan ditutup. Membuat Dara harus memegang erat jok yang ia duduki. Duduk di jok setinggi ini dan berkecepatan tinggi. Bisa dibayangkan bagaimana takutnya Dara sekarang.

Mau tidak mau, Dara akhirnya memeluk pinggang Alex. Membuat cowok itu tersenyum menang.

Akhirnya  mereka sampai di parkiran sekolah sebelum gerbang sekolah benar-benar ditutup. Dara melirik arlojinya. Hanya butuh waktu 10 menit mereka sampai di sekolah. Dara menggelengkan kepalanya terkesan. Berangkat sekolah mengendarai motor ternyata lebih cepat dari perkiraannya.

Alex berdiri di samping Dara lalu menunjuk jalanan di depannya dengan dagunya. Dara mengangkat sebelah alisnya tak mengerti. Alex menghembuskan napasnya kasar. Mempunyai cewek bego ternyata susah juga, pikirnya.

DARA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang