Raka berada di kamarnya sedang mengemasi buku-buku yang akan di bawanya ke sekolah. Ia memasukkan satu persatu buku-buku tersebut ketika Ibunya membuka pintu kamar Raka dengan kasar. Raka mengernyitkan dahinya. Ibunya tampak sedang marah sambil menggenggam ponselnya.
“Apa-apaan ini Raka?!” bentak Ibunya dengan napas yang menderu-deru karena emosi.
Raka menghela napas panjang. Ia lelah dengan sikap Ibunya yang terus memaksakan kehendaknya. Menurutnya orang tuanya terlalu egois. “Ada apa, Ma?”
“Mama baru saja dapat telepon dari Mama Jessica,” mendengar kalimat Mamanya tadi saja Raka sudah mengerti arah pembicaraan ini.
“Mama nggak mau tahu. Pokoknya kamu harus berbaikan dengan Jessica!” perintah Ibunya membuat emosi Raka memuncak.
“Ma!” bentak Raka akhirnya. “Raka nggak suka sama Jessica!”
Mata Ibunya menyipit curiga. “Jangan bilang kamu suka sama cewek lain?!”
“Iya, Raka suka sama cewek lain,” tegasnya. Tangan Ibunya menutup mulutnya yang sedang terbuka lebar.
“Raka suka sama cewek lain, Ma. Segala sesuatu yang dimiliki dia, semuanya melebihi Jessica.”
“Cewek yang kamu suka berasal dari keluarga mana?” tanya Ibunya menantang Raka. Raka kembali mendengus sambil mengusap wajahnya.
“Kenapa Mama harus liat seseorang dari sudut pandang materinya aja sih, Ma? Di baik, Ma. Dia segalanya buat Raka.” Raka membawa tasnya lalu kembali menatap Ibunya. “Raka nggak mau tau, Ma. Pokoknya Raka suka sama cewek lain. Raka mau berangkat sekolah.”
Raka keluar dari kamarnya dan meninggalkan Ibunya yang terus berteriak memanggilnya. Raka menghidupkan mobil Mercedez Benz putihnya lalu melesat menuju sekolahnya berada.
***
Dara menempelkan dahinya ke atas meja. Semalaman ia tidak bisa tidur nyenyak karena terus membayangkan kejadian semalam ketika Alex hendak menciumnya.
Dara menjambaki rambutnya sendiri. Ia merasa kesal karena tidak bisa menghilangkan bayangan Alex dari benaknya. Dara kemudian menyentuh dada kirinya. Jantungnya selalu berdetak tak normal setiap ia memikirkan Alex.
Belum lagi ia harus mengembalikan jaket milik Alex. Padahal Dara sedang tidak ingin menemui cowok songong itu. Bagaimana jika ia tiba-tiba salah tingkah?
Apa yang harus aku lakukan?
Dara mengeluarkan earphone nya dari dalam tas dan menyumpalnya ke kedua telinganya. Mungkin dengan mendengarkan musik kesukaannya, ia bisa menghilangkan bayang Alex dari otaknya. Setelah memilih-milih lagu dari ponselnya, ia memutuskan untuk mendengarkan lagu berjudul Thinking Bout You dari pelantun favoritnya, Ariana Grande.
Got these thoughts in my head
Ain’t no way to forget
Got me losing my breath
Nobody got me the way that you did
Had my eyes rolling back
Had me arching my back
Now you love me so good
I wish you would hurry up and come back
Mendadak Dara membulatkan matanya lebar-lebar. Ia segera melepaskan earphone nya dan kembali menjambaki rambutnya sambil menjentuskan dahinya ke atas meja. Tidak keras, karena Dara tak ingin menyakiti dirinya sendiri.
Bahkan lagu favoritnya mengingatkannya pada Alex. Tanpa sadar, Dara membayangkan wajah Alex. Mata tajamnya, hidungnya yang mancung, dan bibir sexy nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARA [COMPLETED]
Teen FictionDara Fradella, Gue Dara, cewek pecinta mocca yang ceroboh dan hobi jatuh. Cowok yang gue suka? Jawabannya jelas, Raka Aldric. Cowok populer di sekolah yang paling manis dan lembut yang pernah gue temui. Tapi, sebuah ketidaksengajaan mempertemukan gu...