Chapter 4 | Raka Aldric

6.5K 281 3
                                    

Bel istirahat berbunyi nyaring. Di saat semua anak ngacir keluar kelas dan menuju ke kantin, hanya satu anak yang sedang membuka lembar demi lembar buku pelajaran yang baru saja ditempuhnya sebelum istirahat tadi. Dialah Raka Aldric.

Salah satu murid teladan dan kesayangan para guru. Selain karena orang tuanya yang berperan sebagai donatur terbesar di sekolah yang ditempati Raka sekarang, para guru menyukainya karena Raka selalu menempati ranking pertama paralel.

Raka adalah salah satu cowok terpopuler di sekolah. Seperti yang sudah dijelaskan, Raka menempati posisi kedua yang mempunyai fans terbanyak di sekolah. Sama seperti Alex, wajah Raka sedikit kebulean karena Kakeknya yang berasal dari Inggris. Rambut hitam lebatnya, dengan kedua mata yang sayu, dan senyum manisnya yang selalu tertempel di wajah tampannya membuat para gadis seketika meleleh setelah melihat paras tampan Raka.

Tapi tentu saja, sifat Raka jauh berbeda dengan Alex. Raka adalah cowok yang lembut dan manis. Ia juga selalu bersikap ramah kepada siapa saja termasuk kepada para fansnya. Membuat para gadis tanpa malu mengungkapkan perasaannya kepada Raka, walaupun Raka selalu menolak perasaan para gadis itu. Tentunya dengan sikap yang lembut dan tidak menyakiti hati para gadis.

Raka mengikuti dua ekstrakurikuler di sekolahnya, yaitu ilmu bela diri Karate dan musik khusunya piano. Sudah beberapa kali ia memenangkan lomba bermain piano antarsekolah dengan genre musik andalannya, yaitu Jazz. Membuatnya sekali lagi menjadi kebanggan para penghuni sekolah.

Intinya, Raka adalah tipe lelaki yang sempurna bagi para gadis.

Di samping lelaki sempurna, sudah pasti ada gadis sempurna yang selalu berada di sisinya. Gadis cantik dengan rambut bergelombang dan berwarna coklat. Memakai seragam ketat, menjadikan lekuk tubuhnya terlihat jelas. Ia memilin ujung rambutnya yang tergerai indah dan senyum centilnya yang selalu tertempel di wajah putih mulusnya. Jessica Claretta. Satu-satunya cewek populer di sekolah yang tak segan melabrak siapapun yang berani mendekati prianya.

Gadis itu berdiri di ambang pintu kelas Raka. Memperhatikan setiap gerak-gerik cowok yang sedang sibuk membaca itu. Sebelum bibirnya merasa gatal untuk segera menyapa cowok itu dengan suara genitnya.

"Raka!" teriak Jessica membuat beberapa murid yang ada di kelas memusatkan perhatian pada Jessica, tidak terkecuali pada Raka.

Jessica menghampiri Raka dengan berlari kecil layaknya anak kecil yang girang menghampiri toko ice cream. Raka menghela napas panjang sebelum membalasnya dengan tersenyum. Setiap hari ia harus menghadapi gadis ini, membuat Raka merasa risih dengan sikap Jessica.

Jessica mengambil tempat duduk di samping Raka lalu melingkarkan kedua tangannya di lengan Raka dan menyandarkan kepalanya ke bahu Raka. "Gue kangen sama lo!"

Setiap hari udah ketemu. Apanya yang dikangenin? Gerutu Raka dalam hati.

Raka menarik tangannya pelan ingin terlepas dari belitan kuat gadis itu, tapi usahanya gagal. Jessica semakin menguatkan lingkarannya dan mencengkeram lengan baju Raka.

"Lepasin, Jess. Ini di sekolah. Gue takut nanti semua orang ngira kita pacaran," ucap Raka pelan agar tidak terdengar oleh teman-teman sekelasnya. Raka tidak ingin membuat malu Jessica.

"Biarin, ih. Kita kan emang pacaran."

Raka menghela napas panjang. "Kita nggak pacaran."

Kali ini Jessica mendongak. Wajah mereka yang terbilang cukup dekat, membuat gadis itu bisa melihat dengan jelas pantulan dirinya di kedua mata gelap Raka. Jessica benar-benar tidak suka jika Raka mengelak hubungan di antara mereka. Raka dengan Jessica memang tidak berpacaran. Raka tidak pernah mau berpacaran dengan Jessica. Alasannya adalah Raka tidak mencintainya. Tapi bagaimana dengan orang tua mereka? Orang tua mereka sudah setuju untuk menjodohkan Jessica dengan Raka. Dan Jessica tentu saja menyetujuinya. Siapa yang tidak ingin dijodohkan dengan cowok ganteng seperti Raka? Hanya cewek bodoh yang tidak menginginkannya.

Jessica tersenyum pada Raka. Senyum yang dipaksakan. Ia kembali menyandarkan kepalanya, kali ini ke dada Raka. Jessica memejamkan matanya.

"Kita pasti berpacaran, sayang. Kita harus berpacaran."

DARA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang