Chapter 38 | Kejutan?

4.1K 169 15
                                    

Pagi-pagi sekali Alex telah berada di dalam rumah Dara. Menunggunya bersiap untuk berangkat sekolah bersama.

Semalam Alex berhasil membujuk Dara untuk menetap di apartemennya. Mereka menghabiskan waktu bersama melakukan aktivitas selayaknya sepasang kekasih lainnya. Dan tentunya mereka terpisah saat tidur.

Alex mengalihkan pandangannya dari secangkir kopinya pada gadisnya yang baru saja keluar dari kamarnya. Alex tersenyum.

"Udah siap?" Dara menjawabnya dengan mengangguk. "Ayo."

"Mah, Dara berangkat." teriak Dara membuat Mamanya yang sibuk di dapur segera menghampiri anaknya.

Dara mencium tangan Mamanya diikuti oleh Alex yang melakukan hal yang sama.

Mereka akhirnya keluar dari rumah, memasuki mobil Alex, dan tak butuh waktu lama bagi Alex untuk melesatkan mobilnya.

Sampai di parkiran sekolah tidak seperti biasanya ada dua orang yang menunggu kehadirannya dengan senyum lebar di masing-masing wajah mereka.

"Dara!" teriak Chika sambil berlari menghampiri Dara yang baru saja keluar dari mobil. Mereka berpelukan sampai sebuah suara menghentikan mereka untuk berpelukan.

"PB dong!" seru Angga di belakang Chika.

"Apaan?" kali ini Alex yang bersuara.

"Pajak Balikan." balas Angga dengan cengiran lebar yang langsung mendapatkan tinjuan di perutnya oleh Alex. Cukup keras tentunya.

"Anjing! Sakit bangsat!" serunya sambil terbatuk.

Tanpa Angga duga, Alex merangkul bahu Angga lalu sebelah tangan miliknya ia masukkan ke dalam saku celana. Membuat Angga terbengong sesaat dan sedetik kemudian tersenyum lebar. Melihat perubahan besar yang terjadi pada sahabatnya ini membuatnya ikut senang.

"Aku ke kelas." ucap Alex sambil menggeret Angga.

"Dah, sayang!" seru Angga membuat Chika menggelengkan kepalanya.

"Kalian pacaran?" Chika langsung saja mendelik tajam pada Dara. Namun kali ini berbeda. Ada semburat merah menghiasi pipi Chika.

"Gila lo! Ya kali gue pacaran sama tuh dugong. Udah deh, yuk masuk kelas." Chika menarik tanga Dara secara paksa untuk memasuki kelas.

Tanpa mereka ketahui, Jessica mengawasi mereka dari lantai dua sekolah sambil mengepalkan tangannya pada pagar besi balkon.

"Mereka serasi." ucap Raka dari balik tubuh Jessica mengejutkannya.

"Gue harap lo bisa bahagia kayak mereka sekarang. Semoga lo bisa nemuin cowok yang lebih baik dari gue."

Raka menepuk pundak Jessica lalu pergi menghilang begitu saja.
Jessica mengetatkan kepalannya sampai buku-buku jarinya memutih. Tentu saja ia tak terima. Tidak terima jika musuhnya berbahagia. Di atas penderitaannya.

Seakan teringat oleh sesuatu, Jessica mencari ponselnya. Dengan napas memburu ia mendial sebuah nomor di ponselnya. Kedua tangannya gemetar hebat saat menempelkan ponselnya pada telinganya.

Pada deringan ketiga, terdengar suara seseorang dari seberang.

"Halo?"

"S-saya... saya menerima tawaran anda."

***

Seorang cowok bertubuh jangkung sedang berdiri sambil menyandarkan punggungnya pada badan mobilnya. Sesekali ia melihat arlojinya lalu tersenyum lebar. Ia kemudian mengalihkan pandangannya pada sebuah cafe yang letaknya tak jauh dari sana. Cowok itu—Alex merasa tak sabar dengan apa yang akan terjadi nantinya. Ketika kekasihnya melihat kejutan yang ia beri.

DARA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang