Chapter 16 | With You

4.9K 253 0
                                    

Hari ini wajah Dara kembali kusut. Rambut panjangnya yang diikat pony tail tampak berantakan dengan anak rambut yang menjuntai di wajahnya, kedua matanya dihiasi warna hitam dan kantung mata yang terlihat jelas. Seragam yang digunakan pun tampak kusut seperti belum disetrika.

Selama KBM berlangsung, Dara tidak pernah fokus. Ia terus melamun sambil melihat keluar jendela, hingga matanya bertemu dengan seseorang yang sangat ia hindari hari ini. Alex.

Alex sepertinya membolos dari pelajaran. Kedua kaki panjangnya melangkah lebar menuju taman belakang. Dara menatap wajah Alex yang jauh berbeda darinya. Alex tampak biasa-biasa saja seperti tidak punya dosa.

Bel istirahat berbunyi, semua anak ngacir keluar kelas. Sedangkan Dara duduk di balik bangkunya sambil menjentuskan dahinya ke meja beberapa kali. Dara hanya ingin menghilangkan Alex dari otaknya.
Argh! Alex seperti hantu saja. Ia terus melayang-layang di dalam otaknya. Rasanya Dara ingin membuang otaknya jauh-jauh dan mengganti dengan otak baru.

Chika memandangi sahabatnya sambil bertopang dagu dan menggelengkan kepalanya menatap teman sebangkunya yang sepertinya sedang frustasi. Mungkin hampir gila?

“Kenapa lagi lo?”

“Gue nggak bisa tidur. Hidup gue nggak tenang sejak gue ketemu dia,” ucap Dara tanpa sadar dan tidak mengangkat kepalanya sama sekali.

Chika mengernyit. “Siapa? Raka? Alex?”

“Dua-duanya.”

Chika mengerutkan bibirnya kesal. “Lo tadi bilang ‘dia’. Berarti yang lo maksud kan cuma satu orang bukan dua orang. Ah elah gue pengin nimpuk lo nih gegara saking begonya lo.”

“Emang gue tadi bilang gitu ya?”

Astaga! Pekik Chika geram dalam hati.

Tiba-tiba Dara berdiri menuju luar kelas dengan langkahnya yang seperti orang mabuk.

“Mau ke mana lo?!” teriak Chika tak mengerti.

“Gue mau keluar bentar!”

Kedua kaki Dara menyusuri setiap koridor di sekolah. Tak peduli pada tatapan dan bisikan kebencian dari cewek-cewek satu sekolahnya.

Bodo amat dah! Gerutu Dara dalam hati.

Mendadak Dara berhenti berjalan di pertigaan koridor. Matanya menatap ke arah kiri, ia melihat Alex sedang tertidur di atas rerumputan. Tanpa sadar kedua kakinya berjalan menuju Alex. Dara berada beberapa meter dari Alex. Ia segera melotot dan menatap kedua kakinya.

“Kalian kok gerak sendiri sih, kaki! Emang kalian punya otak ya bisa gerak sendiri gitu?!” telinga Alex mendengar teriakan Dara tanpa membuka matanya. Alex tersenyum tipis. Sangat tipis agar Dara tidak menyadari bahwa Alex sudah terbangun dari tidurnya.

Sedetik kemudian Dara membungkam mulut lancangnya dengan kedua tangannya. Ia menatap Alex dengan membulatkan kedua matanya.

Untung aja Alex nggak denger teriakan gue.

Dara menatap benda pipih yang tergeletak di samping Alex dan mengernyit. Ponsel Alex terus berbunyi tapi lagi-lagi cowok itu tidak menjawabnya. Apa Alex dan Ayahnya sedang bertengkar?

Dara menghampiri Alex dan berjongkok di sebelahnya. Ia tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menjawab panggilan dari Ayah Alex, karena menurutnya itu tidak sopan. Tidak menjawab panggilan dari orang tua adalah perbuatan yang tidak benar.

Dara meraih ponsel Alex perlahan, tapi sekali lagi Dara gagal. Alex menarik lengan Dara sebelum Dara bisa meraih ponselnya hingga tubuh Dara berada di atas tubuh Alex dengan kedua tangan bertumpu pada dada Alex.

DARA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang