Dara membuka matanya perlahan dan mengerjapkannya. Ia mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya. Kamar bernuansa monochrome. Ah, ia baru ingat jika semalam ia menginap di apartemen Alex.
Masih pukul 6 pagi dan hari ini adalah hari Minggu. Dara menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya. Selimutnya hangat. Tidak, bahkan lebih hangat. Seperti ada aura panas di dekatnya. Dara hendak menggerakkan tubuhnya tapi tidak bisa. Tubuhnya seakan terkunci.
Tunggu. Apa ini?
Dara menyentuh perutnya yang sedang dililit sesuatu. Tangan? Dara menoleh ke belakang dan benar saja. Seorang cowok sedang tidur pulas sambil memeluknya.
Sontak Dara melebarkan matanya dan membuka mulutnya tak percaya. Dar bangkit dari tidurnya, memastikan jika penglihatannya tidak salah. Dan yang dilihatnya memang benar. Alex tidur bersamanya!
"AAAAAAAAA!!!" jerit Dara sangat nyaring. Membuat si pemilik kamar terbangun sambil mengucek matanya.
"Kenapa lagi..."
Plakk!!
***
Alex mengusap wajahnya kesal. Setelah mendapatkan tamparan keras dari Dara, emosinya memuncak. Ia baru kali ini diperlakukan seperti itu. Tapi ia tidak berdaya. Sungguh, ia tidak ingin marah-marah pada gadisnya.
Masih setia menatap lurus jalanan di depannya, Alex kembali membuka suara untuk yang kesekian kalinya. "Masih marah?"
"Ngapain lo semalem tidur bareng gue sih?! Lo nggak apa-apain gue kan?!" ujar Dara setengah membentak.
"Denger," Alex menghela napas panjang. Gadisnya ini sangat keras kepala. "Semalem lo ngigo dikejar valak. Lo semalem teriak-teriak. Ya gue bangun lah."
Dara mengerutkan dahinya. Apakah benar ia mengigau semalam? Jika benar betapa memalukannya dia.
"Gue coba bangunin lo tapi lo malah main tarik baju gue. Ya mau nggak mau gue tidur di sebelah lo. Mana tega gue biarin lo tidur sendirian ketakutan gitu."
"Tapi lo nggak apa-apain gue kan?" Dara masih menaruh curiga pada Alex.
"Ya ampun, Ra. Gue nggak apa-apain lo. Gue nggak nafsu sama lo!" Alex mendengus keras. Tampaknya ia mulai frustasi menghadapi gadisnya. Ia tidak pernah ingin melewati batasannya. Tapi jika kondisi dan situasinya mendukung, yah, Alex tidak tahu apa yang akan diperbuat olehnya pada Dara.
Oke, Alex mulai berpikir kotor sekarang.
"Nggak nafsu apaan? Orang lo main nyosor aja nyium gue!" sergah Dara. Ia mulai tidak mempercayai Alex setelah cowok itu melontarkan kalimatnya barusan.
"Ya..." Alex tampak berpikir sejenak. Mencari alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan Dara. Pertanyaan yang sulit menurutnya.
"Ya apa?!"
"Ya nafsunya beda," balas Alex asal. "Udahan napa, Ra. Gue nggak apa-apain lo. Sumpah, nggak bohong gue. Gue cuma peluk lo semalem."
Dara membuang mukanya. Ia memandangi jalanan di jendela sampingnya sambil melipat tangan di depan dada. Setelah tadi terjadi perang dingin di apartemen Alex, cowok itu mengantarkan Dara pulang dengan mengenakan kembali seragamnya yang sudah kering.
Mobil Alex akhirnya berhenti di depan rumah Dara. Dara akan keluar dari mobil tapi Alex dengan cepat mencekalnya. Menyuruh Dara untuk kembali duduk dan memandangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARA [COMPLETED]
Teen FictionDara Fradella, Gue Dara, cewek pecinta mocca yang ceroboh dan hobi jatuh. Cowok yang gue suka? Jawabannya jelas, Raka Aldric. Cowok populer di sekolah yang paling manis dan lembut yang pernah gue temui. Tapi, sebuah ketidaksengajaan mempertemukan gu...