Chapter 30 | Our Love

4.9K 201 4
                                    

Istirahat, Dara dan Chika berdiam diri di balik bangkunya. Sibuk dengan urusannya masing-masing. Chika yang sedang berkaca dan sesekali berpose, sementara Dara sibuk mendengarkan musik lewat earphone nya. Apalagi kalau bukan Ariana Grande.

Mendadak suasana kelas menjadi riuh. Beberapa ada yang ngacir keluar kelas dengan raut wajah ketakutan. Dara yang masih fokus menatap layar ponselnya tiba-tiba seseorang melepas paksa earphone nya.

Dara mendongak dan mendapati pacarnya yang sudah berdiri di hadapannya dengan wajah datar sedikit kesalnya. Apa yang terjadi dengannya?

Dara melirik ke belakang Alex. Ada Angga yang berdiri di sana dengan cengiran lebar dan lambaian tangan menyapa. Tapi sepertinya lambaian itu bukan untuknya. Dara melirik ke arah lambaian itu. Angga melambaikan tangannya pada Chika?!

Chika hanya memutar bola matanya malas dan kembali mematut diri di depan cermin.

Angga memutar kursi di depan Chika dan duduk menghadapnya. Ia bertopang dagu dengan senyum yang terus menempel, memperhatikan gerak-gerik Chika.

Alex menarik meja di samping bangku Dara lalu duduk di atasnya. Salah satu kakinya kemudian terangkat ke atas meja Dara. Mengundang decakan kesal dari Dara.

"Ini kaki bisa diturunin nggak?" ujar Dara yang tak diindahkan oleh Alex.

"Kenapa tadi pagi nggak mau gue jemput?"

Oh, jadi ini alasannya kenapa muka Alex jutek hari ini.

"Gue nggak-aaaakk!" Chika mencubit kuat pinggang Dara lalu melotot dengan tatapan menyiratkan 'berhenti pake lo-gue ke pacar'.

Dara berdeham. Sikapnya berubah menjadi kikuk. "Ehm, gue eh aku nggak mau ngerepotin lo eh salah kamu lagi. Apartemen kamu kan jauh."

Dara dengan cepat membuang muka. Ia terlalu malu jika harus bertatapan dengan Alex. Ia mengalihkan pandangannya ke dua orang di sampingnya yang sedang melongo kemudian mengatupkan mulutnya rapat-rapat seakan menahan tawa. Membuat Dara menendangi kaki Chika dan Angga bergantian. Ia kembali menatap Alex dan astaga! Wajahnya datar. Lempeng kayak jalan tol.

Alex mengangkat sebelah alisnya heran.

Aku-kamu? Not bad.

"Lo cewek gue. Nggak ada yang namanya ngerepotin pacar. Pokoknya besok lo harus mau gue jemput." titahnya tegas tak terbantahkan.

Dara mendengus kesal. Ia melirik sinis Chika yang menyarankannya untuk memanggil aku-kamu pada Alex. Dan hasilnya? Alex tidak membalas panggilannya!

"Dan satu lagi, istirahat kedua lo harus nonton gue latihan basket di gedung olahraga. Lo harus duduk di tribun paling depan biar gue enak nyamperin elo nya."

"Kenapa harus?"

"Karena lo cewek gue!" suara berat Alex menggema. Membuat seisi kelas terperanjat dan bergidik ngeri.

"Iya, gue nonton. Nggak usah pake teriak gitu napa?" oke, Dara kembali memakai sebutan lo-gue nya.

"Bagus," mata Alex beralih pada Angga yang masih memperhatikan Chika. Alex mengambil penggaris besi di atas meja Dara dan memukulkannya ke kepala Angga.
Membuat cowok itu mengusap kepalanya yang sakit. "Berhenti ngeliatin adik gue macem buaya begitu."

"Gue bukan buaya kali," Angga kembali melihat Chika sambil mengangkat kedua alisnya. "Gue kelinci."

"Idih." Dara mengedikkan bahunya geli.

"Ya bener deh, kelinci. Lambang Playboy itu, kan? Cocok buat lo." senyum Angga seketika memudar setelah mendengar ejekan Chika.

"Yah, adek kok jahat banget sama abang sih. Salah abang apa coba?" rengek Angga yang kembali mendapat geplakan dari Alex.

DARA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang