20

858 29 3
                                    

Hari berlalu begitu cepat kini tepat 2 hari mereka berpisah ranjang bukan hanya ranjang namun tempat tinggal pun.

Reza terus mencari tahu keberadaan Afifah, ia tau ia salah ia ingin berubah ia juga sadar ini kesalahan yang amat besar. Bagaimana pun juga Afifah adalah istrinya. Dan dia sekarang sedang mengandung anaknya.

Reza sangat menyesal dengan apa yang telah ia perbuat andai waktu bisa di putar kembali pasti dia tidak akan menyia-nyiakan Afifah. Afifah sosok perempuan berharga dari apapun.

Reza merindukan Afifah, santan rindu, Reza terus mencari tahu dimana afifah, Reza dan Afifah sama sekali tidak memberitahukan keluarga mereka masing masing jika mereka berpisah. Bagaimana pun juga ini urusan mereka berdua bukan lagi orang tua.

Mereka sama sekali tidak ada komunikasi, Reza terus menghubungi nya namun hasilnya nihil Afifah tidak bisa di hubungi. Nomor ponselnya tidak aktif, begitupun dengan teman teman Afifah yang lain.

Afifah sangat terpukul ia tidak ingin ada lagi yang merasakan pahit nya cinta seperti Afifah.

Afifah mengakui ia sangat menyayangi suaminya, ia tidak ingin berpisah, bagaimana pun juga ini masalah keluarga mereka dan harus di selesaikan dengan kepala dingin.

Afifah menyadari sikapnya yang keterlaluan sampai kabur dari rumah, pasti Reza sedang mencari keberadaan Afifah, Afifah tau Reza mengkhawatirkan nya.

Afifah pun coba mengaktifkan ponselnya.
Dan benar saja banyak notif di layar ponselnya itu.

30 panggilan tidak terjawab (WhatsApp)

200 pesan belum di baca (mas Reza)

Yah begitulah sekiranya.

Afifah pun membaca pesan dari Reza, sebenarnya ia tidak tega jika harus melihat Reza seperti ini.

Ingin sekali rasanya Afifah membalasnya dan berkata "aku maafin kamu mas" namun itu tidak mungkin saat ini Afifah lebih mementingkan gengsi nya.

"Salah aku tuh apa ya, sampe kamu giniin aku mas" ucap afifah sembari meneteskan air matanya.

Afifah benar benar sangat terpukul suami yang selalu ia banggakan, suami yang selalu ia puji kini mengkhianati janji suci pernikahan mereka.

Walaupun hanya melalui perjodohan tapi perasaan itu akan timbul dengan sendirinya.

Usia kandungan Afifah sudah semakin besar, namun disaat ada masalah seperti ini ingin rasanya Afifah menggugurkan bayinya. Mungkin jika ia tidak ingat pada dosanya sudah lenyap calon bayi kembarnya ini .

Afifah tidak pernah keluar dari kamar apartemen nya itu. Ia selalu mengurungkan dirinya. Setiap mau makan selalu teman teman nya yang mengantarkan nya.

Meskipun mereka sibuk kuliah mereka juga memperdulikan kondisi teman nya. Dian dan Rike memang sengaja tidak di kasih tahu tentang ini, Afifah menolaknya, ia tidak mau teman nya masuk kedalam rumah tangganya. Apalagi Dian dan Rike sedang belajar di negeri orang. Bagaimana pun mereka tidak boleh memikirkan hal yang tidak penting sama sekali.

Afifah sadar hubungan rumah tangganya tidak pernah ribut ribut seperti ini, inilah pertama kalinya Afifah berantem separah ini.

Afifah ingin pulang ia sangat rindu, rindu kondisi rumah, rindu dengan orang yang menyakitinya. Bagaimana pun Reza adalah suaminya.

"Mas aku disini ada yang ngurusin apa kamu disana ada yang ngurusin juga? Yang masakin kamu setiap pagi siapa? Yang bangunin kamu di pagi hari siapa? Yang nyiapin air hangat buat kamu mandi siapa? Yang bikinin kopi buat kamu siapa? Kita kan ngga ada pembantu, kita udah pisah rumah sama orang tua, mas jujur aku kangen tapi aku kalah sama ego aku" - batin Afifah.

Takdir cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang