10 (hari kedua)

1K 55 1
                                    

Hari ini adalah hari kedua mereka untuk melanjutkan foto prewedding mereka.

Reza merasa sakit di dadanya di dalam hatinya, mantan kekasihnya Reza itu baru saja membuat cerita di WhatsApp dengan kekasih barunya yaitu Arya yakni teman SMA nya.

Reza saat ini hanya menyesal mengapa dulu dia menghiraukan ucapan ibu bapak nya ternyata benar kalau Kirana itu bukan perempuan baik baik.

Kali ini mereka akan melaksanakan foto prewedding di pagi hari karena siang nanti mereka akan pulang.

Reza saat ini memakai baju Koko berwarna putih sedangkan Afifah memakai gamis berwarna putih dan hijab pashmina berwarna putih, afifah tidak pinter bermake-up dia hanya mengoleskan bedak padat nya dan liptint saja sangat natural.

06:30

Afifah melihat ke arah jam sudah jam setengah 7 dia pun langsung bergegas menuju kamar Reza namun ketika Afifah mengetuk pintu kamar Reza, Reza tidak membukanya menyahut saja tidak, Afifah pun cemas.

"Apa dia belum bangun? Atau dia kenapa kenapa?baiklah aku masuk saja" ucap Afifah dengan gugup diapun membuka pintu kamar Reza dengan pelan pelan.

"Assalamualaikum" salam Afifah.

"Walaikum salam, ada apa kamu kesini?" Ucap Reza yang baru selesai mandi, sembari mengusap rambutnya dengan handuk kering nya itu.

"A.n..uu ii..tuh loh aduhh" ucap Afifah gerogi Karena dia tidak tahu kalau Reza sedang mandi.

"Apasih" ucap Reza sembari menatap mata Afifah.

"Ah ngga" ucap Afifah sambil menatap balik wajah Reza.

"Yasudah silahkan keluar nona, apa mau lihat aku ganti baju disini? Sabar dong kan bentar lagi halal" ucap Reza yang menggoda Afifah dan Afifah semakin gugup di buatnya.

"Ah tidak, baik aku tunggu di luar" ucap Afifah sembari menutup pintu kamar Reza.

Afifah kini di buat malu dengan Reza sehingga pipinya masih memerah seperti memakai blush on, baru kali ini Reza mengajak Afifah bercanda mungkin hatinya memang sudah terbuka untuk afifah kalau memang betul seperti itu betapa bahagianya Afifah.

Afifah memang belum mencintai Reza namun saat ini dia sedang belajar untuk mencintai calon suami nya itu dan mengikhlaskan semua yang pernah terjadi, Afifah hanya merasa nyaman dengan Reza mungkin karena sikap dan sifat Reza yang membuat Afifah nyaman karena perhatian nya.

Sudah hampir 15 menit Afifah menunggu di luar namun Reza tidak kunjung selesai. Padahal mereka belum sarapan, Afifah hanya bisa memegang perutnya saja karena dia merasakan sangat lapar, sedangkan Reza lama sekali di dalam, Afifah hanya bisa menunggu Reza karena tidak mungkin jika Afifah membeli makanan itu sendiri, bisa bisa dia bangunin macan lagi tidur. Reza berpesan jika butuh butuh apa bilang lalu gimana mau bilang Reza saja dari tadi tidak kunjung selesai dia laki laki namun seperti perempuan.

06:50

Tok tok tok...

"Mas apa masih lama? Aku lapar" ucap Afifah sembari mengetuk pintu kamar Reza.

"Masuk" Reza pun menggandeng tangan Afifah dan membawanya ke meja makan.

"Maaf saya tadi lama, maaf sudah buat kamu nunggu, saya buat ini buat kamu, buat saya juga deh buat kita pokoknya. Dimakan ya" ucap Reza sembari mengambil nasi goreng yang dibuatnya.

"Makasih yah mas, enak ko aku suka" ucap Afifah sembari tersenyum .

"Jelas dong, tapi kalau udah sah kamu yang bikinin saya ya" ucap Reza sembari senyum kepada Afifah .

Afifah yang kini sedang tersipu malu hanya mampu tersenyum untuk membalas perkataan Reza.

"Yaudah cepat di abisin nanti kan kita mau lanjut foto, oh iya btw baju kamu sudah diberesin?" Ucap Reza yang menghentikan keheningan.

"Udah ko mas, yaudah yuk makan dulu" ucap Afifah sembari tersenyum.

Mereka makan dalam diam hanya ada suara garpu dan sendok saja, setelah selesai makan Afifah tidak lupa untuk mencucikan piring yang kotor.

Selesai mencucikan piring Afifah izin kepada Reza untuk ke meja kamarnya karena ia ingin membetulkan pashmina nya yang saat ini sedang berantakan.

Sampai di meja itu Afifah melihat ada satu lembar kertas dan disitu ada tulisan
Tulisan nya yang seperti ia kenal lalu Afifah membacanya dalam hati.

To: calon istri.

Assalamualaikum. Saya memang tidak mencintai kamu, tapi saya sedang belajar untuk mencintai kamu saya bersyukur karena kita sudah di pertemukan walaupun lewat perjodohan. Saya bersyukur akan mempunyai istri seperti kamu yang nurut Sholeha, saya harap kamu mampu menerima saya apa adanya. Saya nyaman sama kamu fah.

From : calon suami mu.

Setelah membaca selembar kertas itu Afifah hanya bisa tersenyum dia akui dia saat ini sedang senang, bahkan bahagia.

Afifah dan Reza pun segera keluar karena akan melaksanakan foto prewedding di pantai.

Setelah 1setengah jam mereka melakukan foto mereka kembali beristirahat dan makan siang lalu mereka langsung membereskan kamar masing masing dan langsung bergegas pulang.

Selama di perjalanan hanya ada kediaman tidak ada yg berbicara sama sekali sampai akhirnya Reza mulai membuka pembicaraan.

"Ini buat kamu" ucap Reza sambil mengasih satu pucuk surat.

"Apa ini?" Ucap Afifah yang pura pura tidak tahu Afifah sebenarnya sudah mengetahui nya.

"Itu surat dari saya ungkapkan hati saya tulus" ucap Reza sembari tersenyum kepada afifah.

Afifah pun membaca nya dalam hati dan setelah sampai akhir bacaan dia hanya tersenyum manis dan berucap

"Terimakasih mas" sembari tersenyum kembali.

"Saya suka sama kamu fah, mungkin baru suka tapi saya yakin suka ini bakal menjadi sayang dan cinta" ucap Reza sembari melanjutkan menyetir mobilnya.

Afifah hanya bisa tersenyum malu. Dia senang Reza bisa berbicara seperti itu, tapi apakah Afifah merasakan nya juga? Jika tidak dia tidak mungkin bisa sebahagia ini.

3 hari lagi mereka akan melaksanakan pernikahan dimana perasaan sayang dan cinta akan tumbuh dengan sendirinya.

Hari demi hari telah di lalui oleh mereka, Reza pun sudah mengikhlaskan tentang Kirana dia tidak ingin hubungan rumah tangga nya nanti akan kedatangan nama Kirana lagi, dia sangat membencinya.

Reza sadar setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan. Semua janji yang selalu terucap hanya jadi angin yang hempas begitu saja.

Penyesalan memang ada namun jika takdir sudah berbicara kita hanya bisa diam menurut kepada takdir. Semua bisa kita ubah tapi tidak untuk takdir.

كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

"... Allah telah menetapkan takdir untuk setiap makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi"

Jadi kita sebagai manusia tidak boleh menyesal karena takdir sudah di tentukan jauh sejak 50 ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.

Langit dan bumi saja belum tercipta bagaimana manusia?.






Hayyyyy maap yah Islam banget. Maaf ini mah
Yang lagi sama Sama suka minta bintang boleh kan Kaka? Jangan jadi pembaca yang horror tinggal kan jejak kalian di vote atau komentar.

Happy reading guys 👐👐👐👐

Takdir cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang