28

641 14 3
                                    

"Aku berangkat dulu yah" ucap Reza yang kini berhadapan dengan sang istri.

"Kamu beneran mau pergi sekarang mas?" Tanya Afifah.

"Emang nya kamu fikir saya lagi bercanda yah?" ucap Reza dengan senyum kecutnya.

"Yaudah mas hati hati yah di jalan" ucap Afifah dia pun segera menyalimi tangan suaminya.

"Aku fikir kamu bakalan tetap disini, nemenin aku mas. Ternyata ngga" batin Afifah

"Mulut sama perasaan perempuan itu beda mas, di mulut bilang aku ngga papa di hati bilang aku pengen kamu disini, tapi kapan kamu ngerti?, Nanti kalau aku lahiran siapa yang di samping aku? Siapa yang akan ngazanin anak kita? Ternyata pekerjaan itu lebih penting di bandingkan aku yah mas" ucap Afifah pelan.

Afifah hanya ingin melahirkan di saat keadaan keluarga nya kumpul namun nyatanya suaminya sendiri yang pergi, meskipun urusan kerjaan padahal posisi itu bisa saja di gantikan, entah karena hal apa Reza seperti menyembunyikan sesuatu.

****

2 hari telah berlalu, masih dengan kebiasaan yang sama seperti kemarin kemarin Afifah menjalankan aktifitas seperti biasa namun saat siang hari ketika hendak ke dapur afifah mengalami kram di bagian perut. Sangat sakit bahkan pinggang nya kini terasa sangat panas, Afifah teriak sekencang mungkin namun di dalam rumah sedang tidak ada siapa siapa, orang rumah sedang keluar.

"Ahhh sakittt" lirih Afifah.

"Afifah? Kamu kenapa?" Ucap Ari yang datang tiba tiba karena telah mengantarkan ibunya Reza .

"Sayang kamu kenapa?" Tanya ibu mertuanya.

"Sakit mah" ucap Afifah.

"Bawa kerumah sakit aja yuk Tante takut kenapa kenapa" ucap Ari, langsung saja Afifah di gendongnya menuju mobil.

Di dalam mobil Afifah hanya bisa teriak menahan sakitnya tak henti henti ia memanggil nama suaminya. Namun apa daya Reza sudah di hubungi berkali kali namun tidak ada jawaban, sampai tiba di rumah sakit pun Reza masih tidak menjawabnya.

"Dasar bodoh! Istri lahiran masih sempet sempet nya cuek, istri Lo ningalin Lo sendiri, baru tau rasa dah ya Lo" umpatnya Ari dalam hati.

Kini Afifah sudah berada di ruang persalinan untuk melahirkan sang buah hati, lama menunggu di luar, Ari dan keluarga besar Reza dan Afifah mencoba menghubungi nomor Reza namun naas tidak ada jawaban sekalipun, sampai akhirnya sang bidan keluar dan memberitahukan bahwa bayi terlahir selamat.

"Bapak suaminya?" Tanya sang bidan kepada Ari.

"Oh bukan, saya kerabat suaminya Afifah, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Ari.

"Jadi gini, bayi terlahir selamat, bayinya kembar perempuan semua, namun kondisi ibu memburuk, ia mengalami pendarahan yang sangat banyak, sehingga membuat nya lemas dan pingsan, doakan saja ya supaya ibu juga bisa selamat" ucap sang bidan.

Ari mendengar perkataan sang bidan pun mendadak lemas, kenapa harus begini? Ini semua karena Reza andai saja dia disini pasti Afifah akan kuat.

Sudah hampir 4jam Afifah tidak sadarkan diri, namun wajahnya tetap tersenyum meskipun sedang tidak sadarkan diri.
Tiba tiba...

Detak jantung nya tidak berjalan. Ari pun segera memanggil dokter untuk memeriksa nya.

"Dokter tolong pasien, detak jantung nya tidak jalan dok" ucap Ari.

"Saya periksa dulu ya pak" ucap sang dokter lembut.

"Inalillahi wa innailaihi rojiun"

"Gak, ngga mungkin kan ini?" Ucap Ari.

"Yang sabar yah pak, semoga ibu di tempatkan di surganya Allah" ucap sang dokter.

Hanya ada suara isakan tangis di dalam kamar itu. Tidak ada kebahagiaan hanya ada kesedihan kerapuhan.












Maap banget ya baru bisa update lagi selama ini akun nya gabisa dibuka 😢
Happy reading guys
Hope you like it!!😘😘

Takdir cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang