10: Betrayal

482 67 4
                                    

Park Woojin hanyalah satu di antara vampir beruntung di dunia ini.

"Kau akan kuangkat menjadi tangan kananku," tunjuk Junhui, "Bersama kita akan menguasai dunia penyihir."

Woojin memandang Junhui takjub. Ya, Junhui adalah satu-satunya penyihir yang tidak mengucilkan vampir. Dia menganggap vampir sebagai saudaranya sendiri.

Sampai suatu hari...

PRANG!!

Sosok vampir yang sedang berdiri di sana tersentak kaget. Tidak hanya vampir itu, tapi semua orang di sana juga.

"Kau memberikanku air mineral sementara kau sudah meminum ramuannya?" tanya Junhui dengan nada marah.

Vampir di hadapannya itu menggeleng takut.

"Aku tidak menyentuh setetespun isi botol itu," akunya.

Junhui menatap vampir itu lekat-lekat.

"Penggal kepalanya! Biar kulihat aku melihat seberapa banyak kau meminumnya," perintah tuannya itu tanpa ampun.

"Tidak! Jangan, Tuan! Ampunilah hambamu ini!!"

Sekeras apapun vampir itu meronta, Junhui diam saja.

Sampai ia melihat kepala vampir itu terpisah dengan badannya, ia mengangguk lega.

Woojin merasa terkhianati.

"Jangan bicara bodoh!"

"Dia membunuhku yang tidak melakukan kesalahan apapun."

"KAU SUDAH MELANGGAR PERINTAHNYA, KARENA ITU DIA MEMBUNUHMU!!"

"AKU HIDUP KARENA MENGHISAP DARAH PENYIHIR!!"

Woojin mengerjapkan kedua matanya beberapa kali. Ia sekarang berbaring di sebuah tempat entah apa namanya. Ia menoleh ke atas, melihat pohon-pohon yang menjulang tinggi hingga menutupi langit di atasnya.

Apakah ini di...

Hutan?

***

"Kau... lucu," ujar seseorang yang pipinya sedang memerah.

Hyungseob menoleh, menatap seseorang yang sedang duduk di sebelahnya. Melihat pipinya yang merah membuatnya tertular hal yang sama.

"Aa... terima kasih," balas Hyungseob memalingkan wajahnya, ia gantian menatap kereta sihir dan beberapa penyihir yang berlalu-lalang di jalan.

"Aku menyukaimu."

Hyungseob masih mengingat masa-masa itu dengan jelas, masa-masa termanis dalam sejarah hidupnya.

Termanis sebelum rasa panas yang dirasakan hatinya sekarang.

"Ahn Hyungseob!" panggil Euiwoong yang sedang mencari keberadaan Hyungseob.

Hyungseob duduk meringkuk di balik gang. Ia tidak ingin Euiwoong menemukannya. Tidak, bukan hanya Euiwoong. Ia juga tidak ingin melihat wajah Haknyeon.

"Harusnya aku menyadarinya sejak awal," keluhnya.

Ia tidak ingin menangis tapi air matanya mengalir begitu saja.

[√] bewitched | svt & pd101 s2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang