30: Ministry of Sorcery

313 44 6
                                    

Kenapa chapternya udh 30 aja 😒

.

.

.

Akhirnya Seonho kembali ke dunia penyihir setelah beberapa hari dijaga hyung baru. Sekarang ia malah membawa hyung-hyung lainnya ke mari.

"Kita mau ke mana?" tanya Seonho ketika Wonwoo, Soonyoung, dan Jihoon sibuk mengagumi bagaimana rumah itu tidak tampak seperti hunian penyihir di film-film.

"K-kementerian sihir," jawab Soonyoung setelah susah payah mengubek-ubek pikirannya.

Seonho mengangguk paham. Ia segara berjalan ke arah pintu bercat merah di depan mereka dan mengusapnya dengan tangannya.

Pintu itu terbuka, membuat tiga manusia di belakangnya semakin takjub saja.

"Ayo ke kementerian, hyung. Seonho akan menunjukkan jalannya!" ajaknya antusias.

Seonho mempersilakan tiga manusia itu keluar terlebih dahulu dan merasakan udara bebas dunia lain, rasa oksigennya sama. Masih senormal biasanya. Seonho yang terakhir keluar dan menutup pintunya, menguncinya juga dengan usapannya.

"Jalan ke kanan!" pimpin Seonho kemudian berjalan mendahului mereka.

Jihoon memperhatikan betapa miripnya trotoar di sana seperti dunia manusia. Tapi alih-alih bus, ada pemberhentian kereta di beberapa destinasi umum seperti kantor juga taman.

"Ini penunjuk jalannya!" seru Seonho sangat antusias, sepertinya ia sangat menikmati perannya sebagai tour guide.

Penunjuk jalan yang dimaksud Seonho adalah panah biasa namun tampak penuh dan sepertinya sangat lengkap.

"Oke, hyung dan Seonho hanya perlu lurus mengikuti trotoar dan kita aka sampai."

"Ayo, Seonho!" seru Soonyoung antusias.

Jihoon memandang temannya itu aneh. Mereka tampak seperti Dora dan Boots yang selalu bersemangat kapanpun di manapun.

Jangan tanya siapa Boots.

"Jihoon," panggil Wonwoo.

Jihoon tersentak, menoleh ke samping, ke arah Wonwoo.

"Jangan melamun! Kita tidak tahu akan kesambet apa bila melakukannya di dunia penyihir."

Jihoon memicingkan kedua matanya, "Konyol."

Wonwoo hanya tersenyum singkat selagi mempercepat langkahnya, menyusul dua sosok yang sudah jauh di depan.

Jihoon baru menyadarinya, seberapa cepat ia tertinggal di belakang.

"Yak, tunggu aku!"

.

.

.

"Guanlin!" panggil Park Jihoon.

Guanlin mendongak setelah menyelesaikan urusan dengan ponsel yang amat dirindukannya.

"Ya?" sahutnya kemudian sesaat ia merasa bingung karena mereka hanya berdua.

Hanya ada Bae Jinyoung dan Park Jihoon di hadapannya.

"Mana anak itu?" tanya Guanlin dengan wajah horor.

"Dia menyeberang portal. Katanya kau disuruh jaga rumah dan tutup mulut," celetuk Bae Jinyoung yang tidak tahan dengan interaksi mereka berdua.

"Sudah. Ayo pulang!" ujarnya kemudian merangkul bahu Jihoon.

Jihoon menerimanya saja namun melirik tuan rumah sekilas. Guanlin tampak sedikit geram.

[√] bewitched | svt & pd101 s2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang