35: Innocence

312 41 8
                                    

#kejar_tayang_2

.

.

.

"Jisoo-hyung," panggil Hyungseob lagi.

Jisoo memijat keningnya pelan. Ia tidak tahu harus berbuat apa dengan kondisi seperti ini. Apalagi ada seorang vampir sehat walafiat yang bisa menggigitnya kapan saja.

Ia tidak tahu namanya dan Hyungseob berkata bahwa ia juga menampungnya di rumahnya.

Tapi Jisoo tidak bisa percaya bahwa dirinya aman-aman saja.

"Daehwi..."

Daehwi terperanjat saat ia mendengar suara Samuel. Kedua matanya mengerjap pelan.

"Kau baik-baik saja?" panik Daehwi.

"Apa... yang terjadi?" tanyanya dengan suara pelan seakan baru saja bangun tidur.

Daehwi meremas tangan Samuel erat-erat. Itu biasa dilakukannya untuk menghilangkan sifat malasnya. Dan biasanya berhasil.

Buktinya Samuel langsung sadar.

"KAU BERTANYA APA YANG TERJADI SETELAH MENCAKAR WOOJIN, HAH? Apa yang kau pikirkan?" bentak Daehwi.

Jisoo dan Hyungseob ikut tersentak karena teriakan tiba-tiba Daehwi.

Samuel melirik ke arah Hyungseob dan Woojin yang terbaring di pangkuannya. Dia sama sekali tidak bergerak.

"W-Woojin..."

Puk!
Daehwi memukul bahunya agak keras, merutuki Samuel dan dirinya sendiri. Samuel sendiri bahkan tidak tahu mengapa Woojin terluka. Entah itu benar akibat cakarannya atau tidak, tapi yang jelas ia tampak sangat sekarat.

"Sekarang kita perlu ramuan penyihir langka untuk menyembuhkan lukanya," keluh Daehwi.

Samuel jadi bingung.

"Di mana kita bisa mendapatkannya?" rutuk Daehwi lagi, "Bisa-bisanya kau diam saja setelah melukai temanmu sendiri."

Jisoo dan Hyungseob juga bingung.

"Di luar aman-aman saja," ujar seseorang yang baru saja memasuki sel penjara, Ong Seongwoo.

Jisoo mendongak, menatap Seongwoo, "Terima kasih tapi sekarang kita memiliki sebuah pekerjaan tambahan." Kemudian ia melirik Woojin yang terbaring lemas.

"Dia benar-benar butuh darah penyihir dalam dosis yang banyak," gumam Seongwoo kemudian balas melirik Jisoo.

Jisoo terbelalak.

"Bukan, aku tidak akan mengorbankan kalian berdua demi dia. Kita harus mencari alternatifnya, darah penyihir yang dapat hidup abadi," cetus Seongwoo."

"Apa tidak ada cara lain?" tanya Hyungseob memelas.

Seongwoo menggeleng sejenak, kemudian berjongkok di samping Woojin, memperhatikan ekspresinya yang sepertinya sedang tidur dalam damai.

"Aku tidak tahu apakah dia masih hidup atau tidak," cemas Hyungseob.

"Bukankah kau hanya perlu menaruh jari-"

Refleks, Hyungseob menepis jari Seongwoo yang akan mengecek nafas Woojin. Seongwoo beralih memegang telapak tangan Woojin, mengecek apakah nadinya masih berdenyut.

Tapi sebelum sempat membuka mulut, Hyungseob sudah menyelanya terlebih dahulu.

"Jangan katakan apapun!" 

Seongwoo menelan kata-katanya kembali.

"Aku tidak dapat menerima kenyataannya sekarang," ujar Hyungseob lagi, meraih tangan Woojin dan merasakan denyutnya sendiri.

[√] bewitched | svt & pd101 s2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang