Minghao dan Jisoo sudah tetidur pulas sementara Mingyu sekarang terbangun. Ia merasa tidak aman karena berada di hutan sihir.
Ia berbalik dan tidur menghadap Hyungseob.
Hyungseob?
Tidak, dia tidak sedang menghadap siapa-siapa.
Mingyu sontak bangun dan memastikan di sampingnya benar-benar tidak ada Hyungseob, bukan imajinasinya semata.
Ia mencubit tangannya sendiri untuk membuktikan itu.
Sakit.
Bukan mimpi.
Ini kenyataan.
Mingyu menoleh ke sisi lain tenda. Minghao dan Jisoo masih tertidur pulas.
"Apa yang harus kulakukan?" gumam Mingyu bingung.
***
"Mau mencari jalan keluar bersama?" tanya sosok di sebelah Hyungseob.
Seharusnya kita tidak boleh percaya pada orang yang baru pertama kali kita temui, bukan begitu?
Hyungseob menatap sosok itu ragu. Dia bisa saja berbahaya. Mungkin penyihir jahat atau makhluk sihir.
"Aku tidak akan menyakiti seseorang yang sudah menolongku," ujar sosok itu.
Hyungseob mengangguk singkat, mengiyakan perkataan sosok itu.
"Boleh aku tahu siapa namamu?" tanya sosok itu mengulurkan tangannya.
"Ahn Hyungseob," balas Hyungseob singkat.
Sosok itu masih memegang tangan Hyungseob. Ia tersenyum memperlihatkan gingsul yang dimilikinya.
Dengan fitur wajah itu, sosok di hadapannya itu tampak berlipat-lipat kali lebih tampan dibanding sebelumnya.
"Park Woojin," ujarnya.
Hyungseob menarik tangannya, menyudahi fantasi yang sedang berjalan di otaknya.
"Aku tidak pernah melihat seorang penyihir di hutan sihir," ujar Woojin.
"Kami jarang pergi ke perbatasan seperti ini. Ada banyak bahaya yang menanti di sekitar kita begitu keluar dari zona aman," jelas Hyungseob.
Woojin menganggukkan kepalanya. Lalu ia teringat kata-kata saudara sebangsanya sejak dulu.
Musuh bebuyutan bangsa vampir adalah para penyihir.
Kalimat itu selalu terngiang-ngiang di kepalanya.
Semua penyihir kecuali Moon Junhui.
"Bahaya itu... apa vampir termasuk salah satunya?" tanya Woojin.
Hyungseob mengangguk singkat.
"Mereka penulis buku TERLARANG DI DUNIA PENYIHIR bilang musuh bebuyutan para penyihir adalah bangsa vampir," jelas Hyungseob.
Hyungseob menghela nafasnya sejenak sebelum melanjutkan kata-katanya.
"Tapi aku tidak menemukan bahaya selain apabila mereka menghisap darah kita tiga kali. Selebihnya tidak ada," tambahnya.
Woojin menatap Hyungseob, menunggu hingga Hyungseob selesai mengatakan semua yang ingin dikatakannya.
"Sejujurnya aku sangat takut kalau mereka menghisap darahku dan aku tidak ingin mati sebelum aku menikah dengan..."
Hyungseob menghentikan kalimatnya.
"Lupakan saja! Aku tidak akan menikah dengan siapapun. Biarkan saja mereka menghisap darahku," sesal Hyungseob tidak memandang di mana dia mengutarakan perasaannya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[√] bewitched | svt & pd101 s2
FanfictionKim Mingyu, seorang siswa SMA biasa sebelum secara tidak sengaja ia menenggak habis ramuan penyihir di botol minumannya. "Bukankah kau seharusnya tertimpa balok-balok itu? Kenapa sekarang kau baik-baik saja?" "Yak! Jadi kau ingin aku mati?" [ mult...