Chapter 11

4.8K 502 26
                                    

Jimin POV

Ini sudah terhitung 2 hari sejak aku meninggalkan para 'penculik' itu. Dan aku masih berada di rumah Sehun. Ia merawatku dengan baik, tapi aku rasa ini terlalu berlebihan. Aku ingin pulang kerumah—pergi sekolah dan bekerja, tapi ia tidak mengizinkanku untuk pergi dari rumah ini. Rasanya seperti ia mengunciku seperti 'mereka'.

"Jimin-ie. Aku akan pergi kerja. Tetaplah diam di rumah dan makan sesuatu. Tenang.. aku akan pulang saat jam 6." Ia berteriak dan aku mendengar suara pintu ditutup. Aku mendesah. Aku sedang berada di kamar tamu dan aku.. sakit. Aku terkena flu. Aku pikir ini karena aku berjalan di malam hari 2 hari yang lalu.

Aku tidak memberitahunya karena ia sudah terlalu protektif kepada diriku. Jadi aku tidak ingin ia lebih khawatir. Aku hanya akan pergi dan membeli beberapa obar dan semuanya akan baik-baik saja.

Aku perlahan bangkit dan mengenakan pakaianku lalu memakai sepatu Sehun. Oke—aku tau ini sangat kebesaran untukku tapi aku tidak peduli. Aku mengambil kunci cadangan dan pergi keluar rumah. Aku hanya perlu pergi ke toko di pinggir jalan, membeli obat dan pulang kerumah. Sehun tidak akan pernah menyadarinya. Jadi, apa yang salah?

Aku sampai di toko dan batuk sangat keras. Sepertinya aku lebih sakit dari yang kupikirkan. Aku mulai merasa sangat butuk dan mencari obar. Aku hanya ingin pergi secepat yang aku bisa lalu tidur. Aku mulai merasa panas. Demam juga? Oh—terimakasih.

Aku menemukan tempat obat-obatan dan mulai mencari obat untuk demam, batuk, dan flu. Setelah menemukan semua itu kemudian mengambil sebotol air dan pergi ke kasir untuk membayarnya. Aku membayar dengan uang yang aku ambil di rumah Sehun. Aku tau seharusnya aku tidak melakukan itu. Tapi Sehun tidak memperbolehkanku untuk ke bank dan mengambil uang. Cause that boy is fuckin rich.*

Aku berterimakasih kepada wanita tua itu dan mengambil bungkusannya. Aku pergi dan mulai berjalan menuju rumah. Aku memeluk diriku sendiri. Tubuhku merasa semakin buruk. Mungkin ini adalah ide yang buruk untuk meninggalkan rumah dan apa seharusnya aku memberitahu Sehun? TIDAK. Aku tidak bisa melakukan itu.

"Jimin?" aku memutar badanku ke arah suara dan melihat sumber suara tersebut dengan mata membesar. TAEHYUNG? THE HELL—NO! Aku menatapnya dengan kaget untuk beberapa saat. Aku melepaskan peganganku pada obat-obatan yang kubeli lalu berlari dengan cepat. Bagaimana bisa hal sial seperti ini terjadi padaku?

"HEY—BERHENTI! Namjoon hyung, Jin hyung. Aku menemukannya!" aku mendengar dia berteriak. Aku menatap ke belakangku dan melihat mereka mulai berlari juga. Aku benar-benar mempunya kesialan. Aku mencoba untuk berlari lebih cepat tetapi itu tidak berguna karena tubuhku sangat sakit. Aku tau ini tidak akan bertahan lama.

Aku kembali melirik kebelakangku dan melihat mereka sedikit lebih jauh dariku. Aku pun melihat tempat sampah di antara dua toko. Aku pergi dan bersembunyi di balik tempat sampah itu dan mulai batuk dengan keras. Aku mencoba untuk diam, tetapi kerongkonganku benar-benar sakit.

"Dimana dia?" aku mendengar Jin bertanya tepat di depan tempat sampah. Aku mencoba untuk membuat tubuhku sekecil mungkin dan menahan nafasku. Tenggorokanku sangat sakit. Kepalaku pun mulai merasakan sakit yang hebat. Aku bernafas dengan keras. Sangat buruk. Seharusnya aku tetap diam di kasur.

"Mungkin ia bersembunyi di balik tempat sampah itu?" ucap Namjoon. Aku mulai panik. TIDAK. Kumohon. Pergilah. Aku merasakan air mataku mengalir walaupun aku berusaha menahannya.

"Ayo kita lihat." Ucap Jin dan aku mendengar sesuatu mendekat. Aku memeluk diriku sendiri dan menahan batuk yang ingin keluar. Mungkin orang itu akan pergi karena aku benar-benar jauh di tempat sampah. Mungkinkah orang itu terlalu malas untuk pergi?

Aku memejamkan mataku dalam panik. Nafasku semakin cepat dan tidak beraturan sembari menangis.

"Ketemu." Aku membuka mataku, mendongakkan kepalaku dan melihat Jin berdiri di depanku. Aku merasa lebih panik dan mulai berbisik kepada diriku sendiri. tidak. Tidak. Dan tidak.

"Minnie! Kita menemukanmu." Aku terdiam dan melihat Namjoon ketakutan. "Ayo kita pulang, oke?" aku menggelengkan kepalaku dengan cepat dan mulai merasa pusing. Aku berdiri dan mencoba untuk lari melewati mereka tetapi Jin menangkapku.

Aku mulai memberontak di pelukannya tapi ini tidak akan berhasil karena aku sedang sakit. "Minnie, apa kamu baik-baik saja? Kamu terlihat sedang sakit." Namjoon menghampiriku dan aku mulai panik kembali. Kemudian aku batuk dan meringis karena rasa sakit di kerongkonganku.

"Dia demam. Aku bisa merasakannya." Ucap Jin dan melonggarkan pegangannya. Aku tidak peduli karena aku merasa sangat sakit di seluruh tubuhku.

"Oh—Jimin yang malang." Ucap Taehyung dan mengusap rambutku. Aku tersentak atas kontaknya yang tiba-tiba. Aku hanya ingin pulang ke hyung dan memeluknya.

"Ayo kita pulang. Minnie butuh tidur." Ucap Namjoon.

"TIDAK! Lepaskan aku! Aku tidak ingin pergi!" aku sedikit memberontak dan berteriak.

"Berhenti bergerak! Kita akan menjagamu dengan baik."ucap Jin dan menahanku lebih keras.

"TIDAK! Aku ingin hyung ku!" seruku.

"Hyungmu ada dirumah! Ayo pergi." Namjoon meletakkan ku di bahunya.

"TIDAK! Sehun hyung. Aku ingin Sehun hyung ku." Aku mulai terisak. Maaf, oke? Aku hanya merasa emosional. Aku seharusnya mendengarkan ucapannya dan tetap diam dirumah.

"Ia bukan kakak yang baik. Ia membiarkanmu sakit seperti ini, Jimin." Ucap Jin. Kamu tiba di mobil dan mereka menaruhku di kursi penumpang bersama Taehyung. Aku merasa lelah dan pusing.

"Kamu bisa tidur." Ucap Taehyung dan memelukku. Aku bahkan tidak mempunyai tenaga untuk menolak. Semuanya pun menggelap dan aku mulai tertidur.


.........


is anyone expect this to be update? ehe. 

this is for NAMJOON DADDY'S BIRTHDAY! AYAY!

And i'm so emo~ Jiminie is too cute for Namjoon. TT 

Vote + Comment, please^^

My Little Minnie [Translation]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang