Jimin POV
"Tersenyumlah pada Daddy, baby." Aku menatap Namjoon datar. Untuk apa aku tersenyum padanya?
"Mungkin ia agak lelah?" Tebak Yoongi. Aku mengalihkan atensiku padanya kemudian menunduk.
"Atau mungkin kita harus membiarkannya sendiri, untuk menenangkan pikirannya? Maksudku... semua ini asing baginya dan kita baru saja meracuninya dengan obat itu, gosh!" Aku mendongak demi menatap Hoseok. Oh my god... apakah aku sedang tidak berhalusinasi? Apakah Hoseok baru saja membelaku, ia berada dipihakku?!
"Apa yang kau katakan, huh? Minnie bahagia." Ujar Taehyung.
"Tidak, dia tidak bahagia. Dapat dipastikan sekarang ia merasa sangat takut dan terluka. Ia tidak bisa berjalan atau berbicara seperti dulu. Ini salah, seharusnya ia jatuh ke pola pikir little dengan suka rela, bukan karena diracuni seperti binatang! Suatu saat ia pasti akan menerimanya, ia hanya butuh waktu. Namjoon, bukankah dulu kau berkata bahwa kau ingin membuatnya bahagia dan merasa dicintai, tapi bila kau melakukannya dengan cara seperti ini... aku akan membawa Jimin dan pergi dari sini. Aku tahu ia sangat cocok menjadi seorang little, tapi aku tidak bisa menahan diriku melihatnya diracuni seperti ini!" Hoseok menatap Namjoon tajam.
Aku menghela nafas kecewa. Hoseok tidak benar-benar berada dipihakku. Ia hanya ingin mereka berhenti memberiku obat itu tapi, yah, ia tetap ingin aku menjadi seorang little.
"A-a-aku tidak tahu. Dia hendak kabur. Aku... aku hanya tidak ingin kehilangannya..." Namjoon menunduk.
"Aku mengerti akan hal itu, tapi kita juga sudah pernah melalui hal ini dengan Jungkook, ingat? Kita bisa melalui ini semua tanpa menggunakan obat itu, kita tidak membutuhkannya. Kumohon, Namjoon..." Oh tuhan, semuanya sekarang menjelma drama. Tapi sayangnya, semua ini bukanlah skenario tentang narkoba atau sejenisnya. Semuanya, penculikan dan penyuntikan racun pada tubuhku ini nyata. Sungguh, saat ini aku benar-benar ingin pulang...
Hening sejenak. Namjoon terlihat berfikir keras.
"Baiklah... sudah kuputuskan. Kita tidak akan menggunakan obat itu lagi." Putus namjoon sambil tersenyum kecil pada semua orang. Tapi aku yang sudah kehilangan rasa, hanya menatapnya tajam lalu memalingkan wajah. Haha, sungguh membahagiakan sekali.
*this is sarcasm, fyi:))*
"Berapa lama waktu yang diperlukan sampai efek obat itu habis?" Tanya Yoongi.
"Satu sampai dua minggu. Aku tidak tahu pasti, tapi bukankah kita punya penawarnya? Mereka memberikannya secara gratis ketika aku membelinya. Haruskah kita menggunakannya?" Tanya Jin.
"Kau punya penawarnya?" Seru Hoseok riang. Ia kemudian menatapku.
"Kau dengar itu, baby? Kau akan kembali berjalan dan berbicara lagi. Bukankah ini membuatmu bahagia?" Dan aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak tersenyum. Hoseok itu.. dia... sangat.. entahlah. Hanya saja, ia selalu mampu membuatku kembali tersenyum. Aku menyukainya. Hanya ia... aku tidak lagi menyukai Yoongi sejak ia tidak menentang mereka saat hendak meracuniku.
"Aku akan membawanya sekarang juga." Jin pun bangkit dan setengah berlari meninggalkan ruangan. Aku memanfaatkan momen itu untuk melihat sekeliling... dan mendapati Jungkook yang tertunduk. Merasa diamati, ia mendongakkan wajahnya dan menatapku. Kemudian, ia memberiku sebuah senyuman sendu, lalu memalingkan wajahnya.
Apa. Apaan. Itu?! Aku tidak mengerti. Ia bersedih? Ah, tunggu... mungkin karena sekarang ia tidak akan punya seseorang yang bisa ditertawakan lagi.
"Ini." Jin memasuki ruang tengah dengan sebuah suntikan ditangannya. Yeay. Jarum suntik. Lagi. Aku sangat membencinya! Kurasa aku akan menunggu selama dua minggu sampai efek obat itu hilang? Itu lebih baik.
Aku berusaha untuk menghindarinya tapi lalu Hoseok meraihku kepangkuannya. Aku menatapnya.
"Jangan takut, baby. Aku ada disini untukmu, dan setelah ini kau akan mampu berjalan lagi. Kau menginginkan hal itu, bukan?" Dia dan senyuman sialannya. Aku terpaku pada tatapannya, tidak menyadari Jin yang sudah berada disampingku. Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang dingin menyentuh lenganku. Aku menoleh dan mataku membelalak. Jin baru saja membersihkan bagian yang akan disuntiknya!
"Sebentar lagi semuanya akan selesai. Lihat aku, Jimin. I'm your hope, i'm your angel, i'm J-Hope!" Aku kembali menatap Hoseok. Ia menamai dirinya sendiri dengan nama J-Hope? Astaga. Lalu aku merasakan cubitan dilenganku dan refleks menoleh; mendapati jarum sialan itu menembus kulitku. Jin menekannya dan bisa kurasakan cairan asing itu memasuki tubuhku, menimbulkan rasa sakit yang tidak terkira.
Aku mendesis, menutup mataku rapat-rapat. Mengapa sakit sekali? Mengapa??? Aku membuka mataku dan setetes air mata pun turun mengaliri pipiku. Ahhhh sialan. Mengapa aku sangat sensitif terhadap rasa sakit dan selalu terbawa emosi?! Aku selalu berakhir menangis. Jadilah lelaki sejati, Jimin, be a fucking man!
Dan aku mulai merasakan pening menghantam kepalaku. Tidak. TIDAK JIMIN. Kau tidak akan pingsan hanya karena obat sialan itu! Aku terus mendebat diriku sendiri sampai kegelapan melingkupiku.
Selamat tinggal, Jimin...
...adalah hal terakhir yang kukatakan pada diriku sendiri, sebelum terlelap.
Tbc!
Mau camp weekend ini:)) doakan semoga lancar:))
ps: sumpah translatenya ga pake hati, lagi ga mood:( so, kalo bikin feelsnya gadapet mohon dimaafkan:"
Regards,
Blossom:)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Minnie [Translation]
FanfictionOriginal story belongs to @SheilaNandos Jimin seorang pemuda berumur 21 tahun yang diculik dan diperlakukan sebagai anak kecil. Ia dipaksa melakukan hal-hal yang diluar batas 'wajar' umurnya. Mulai dari memakai baju bayi, menghisap 'dot', dan di m...