Chapter 21

4.4K 467 18
                                    

WARNING!!! CHAPTER INI DAN SELANJUTNYA MENGANDUNG ADEGAN-ADEGAN IMUT TANG TIDAK LAYAK DIBACA OLEH PARA FANGIRL BERHATI LEMAH.  DISARANKAN UNTUK TIDAK MEMBACANYA DI DEPAN PUBLIK BILA TIDAK INGIN DIANGGAP GILA. SEKIAN.

Jimin POV

Aku terbangun dan segera bangkit, hanya untuk mengerang dan kembali berbaring. Tubuhku terasa remuk, seakan tergilas sebuah bus. Sial, sakit sekali. Aku membuka mataku dan menatap sekeliling. Ruangan ini lagi, aku tidak terkejut. Aku menatap jendela, cahaya matahari samar-samar memasuki ruangan ini. Sepertinya sekarang masih sangat pagi.

Obat-obatan sialan itu. Aku membencinya! Mereka menyebabkan kepalaku sakit. Aku mencoba bangkit kembali, sangat perlahan sambil menopang kepalaku dengan tangan. Rasa sakitnnya tidak hilang juga. Aku butuh obat pereda nyeri tapi aku tidak mau memintanya pada orang-orang gila itu! Bisa saja mereka memberiku obat asing lainnya hanya untuk membuatku kembali tertidur.

Aku bahkan tidak bisa memahami mengapa mereka memberikannya padaku! Perlawananku tidak terlalu parah. Aku mengerang lagi dan menatap sekeliling. Apa yang bisa kulakukan? Kurasa aku bisa pergi ke toilet sekarang, sebelum mereka bangun.

Aku berdiri dan menggigil akibat sentuhan antara kaki telanjangku dengan lantai yang dingin. Aku berjalan kearah pintu dan mencoba membukanya. Aku terdian sejenak, berusaha mendengar dengan seksama. Tidak ada suara apapun, jadi aku mulai berjalan dan menuruni tangga. Aku terus berjalan ke toilet. Kemudian aku masuk dan menguncinya.

Aku tidak percaya aku berhasil! Aku tersenyum kecil. Aku harus cepat. Setelah selesai, aku mencuci tanganku. Aku menatap pantulanku dicermin dan kembali merasa sedih. Aku tidak terlihat baik-baik saja. Aku harus pergi dari sini. Kurasa obat-obatan itu tidak baik untuk kesehatanku!

Aku membuka pintu dan mulai melangkah ke arah tangga ketika aku mendengar suara-suara.

"Jimin tidak berada diruangannya!" Seru Namjoon.

"Apa? Apa ia mencoba kabur lagi?!" Jin terdengar sangat marah.

"Tidak, kurasa tidak. Mari kita mencarinya di lantai bawah, tahan amarah dan kepanikan kalian." Ujar Yoongi tenang.

Aku panik dan tanpa sempat berfikir berlari ke ruang tengah. Duduk disofa, sambil memeluk tubuhku. Mengapa disini sangat dingin? Aku larut dalam fikiranku saat aku mulai mendengar suara mereka menuruni tangga.

"Jimin?" Suara Jin terdengar dan aku segera membaringkan tubuhku. Kufikir berpura-pura tidur ide yang bagus. Aku tidak tahu semuanya akan menjadi begini rumit hanya karena aku meninggalkan kamarku. Ketika tidur kita terlihat lucu... kan? Mungkin aku tidak akan mendapat masalah bila aku melakukannya. Semoga saja.

"Aku menemukannya. Sudah kukatakan kau tidak perlu panik. Ia sedang tertidur di sofa." Aku mendengar suara Yoongi. Beberapa langkah kaki terdengar mendekat.

"Minnie? Mengapa kau ada disini?" Tanya Namjoon sambil mendudukan dirinya disampingku. Aku memeluk tubuhku semakin erat dan berbalik dalam 'tidurku'. Aku bisa merasakan sentuhan Namjoon dirambutku dan aku mati-matian menahan diri untuk tidak menepisnya.

"Tubuhnya dingin. Mengapa ia turun kebawah sini?" Tanya Namjoon.

"Mungkin ia ketakutan atau lapar. Kau tahu, anak kecil terkadang agak membingungkan, dan ia masih kecil. Atau mungkin ia tadi mencarimu dan tidak bisa menemukanmu." Ujar Yoongi.

Tidak akan pernah. Mencari Namjoon? Kau salah, Yoongi. Mana mungkin?

"Flu-nya bisa kembali lagi bila ia berada di tempat yang dingin seperti ini." Aku mendengar suara jin dan merasakan sebuah tangan di dahiku. "Ia agak demam. Sepertinya karema merasas sakit dan tidak nyaman ia turun tetapi malah tertidur di sofa. Oh bayi kecil yang malang. Aku akan menelpon dokter." Aku mendengar suara Jin pergi.

My Little Minnie [Translation]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang