Jimin POV
"Tidak!" Aku menolak.
"Jangan keras kepala dan jadilah anak baik. Jangan membantah." Desis Jin sambil berusaha melepaskan kaosku.
"TIDAK. Aku bisa melakukannya sendiri. Aku tidak membutuhkan bantuanmu."
"Jimin. Berhenti berpura-pura menjadi dewasa, kamu itu masih kecil. Cukup diam dan ini akan selesai dalam 10 menit. Setelah selesai kau bisa kembali berbaring karena kau sakit." Yoongi berusaha menjelaskan sambil tersenyum padaku. Aku menatapnya selama beberapa detik, lalu menggelengkan kepalaku.
Membiarkan mereka menyentuhku? Tentu saja tidak. Kembali diculik membuat perasaanku sangat buruk, aku tidak bisa kabur. Dan sekarang aku harus membiarkan mereka menyentuhku?
"BERHENTI! Menurut-lah, Jimin. Kau mulai membuatku marah, baby. Apakah aku harus menghukummu lagi? Bukankah kau tidak menyukai hukumanku, tapi mengapa masih tidak menurut? Haruskah aku mengingatkanmu akan hukumanku?" Jin menatapku tajam.
Aku menggigil. Hukumannya. Pukulan yang sangat sangat menyakitkan. Jin menatapku tanpa belas kasihan dan aku tahu ia akan melakukannya lagi jika aku tidak membiarkan mereka menyentuhku dan mengganti bajuku. Aku menunduk malu. Aku merasa buruk. Aku tidak ingin dihukum tapi tidak ingin mereka menyentuhku juga.
"Jimin, biarkan kami memandikanmu dengan cepat. Kau sedang sakit dan aku juga tahu kau lelah. Kau bahkan bisa bermain atau tidur saat kami memandikanmu." Aku membelalakan mataku pada Yoongi. Ya, memang benar aku sangat mengantuk dan lelah, tapi bukan berarti aku akan membiarka mereka menyentuhku. Like—what the hell?
"Hal itu tidak akan berhasil, Yoongi. Kukira ia lupa bagaimana rasa hukumanku. Hanya anak nakal yang mendapatkannya dan saat ini ia sedang menjadi salah satunya." Mataku melebar.
"Hyung, kurasa ia hanya memberontak karena malu dan sakit."
*Uww dibelain yungi:') /g*
"Tidak, Yoongi. Aku tahu kau tidak suka aku menghukumnya tapi ia harus belajar untuk patuh." Jin menarikku ke lututnya. TIDAK! jangan lagi.
Aku terkesiap dan berusaha untuk melarikan diri. Aku memberontak tapi cengkramannya begitu kencang.
"Jimin, berhenti bergerak!" Jin mendesis dan memukul bokongku keras. Aku berteriak dan berusaha meraih sesuatu. Satu-satunya benda yang dapat ku genggam hannyalah celana Jin tapi aku tidak mau menyentuhnya. Tiba-tiba sebuah tangan menggenggam tanganku. Aku menoleh dan mendapati Yoongi tersenyum sedih ke arahku.
Aku berusaha melepaskannya, tapi kemudian Jin memukulku lagi sehingga aku kembali menggenggam tangannya erat. Hanya tangannyalah satu-satunya benda yang bisa kugenggam. Kami tidak sedang berada dikamar sehingga aku tidak bisa mencengkram selimutku.
Aku merasakan air mata yang lolos bersamaan dengan isakkan ku.
"Kau baik-baik saja, Jimin. Lihat, sekarang kamu sudah menjadi anak hebat yang menerima hukumannya. Kau seharusnya patuh." Kata Yoongi. Jin tiba-tiba memukul bokongku dua kali sekaligus dan aku tersedak. Ia pun berhenti dan mendudukkanku.
"Bernafas, Jim. Bernafas." Kata Jin dan aku berusaha untuk menghindarinya. Aku membencinya. Aku tidak mau ia menyentuhku, menatapku, bahkan berbicara padaku.
Aku menatap Yoongi dan berusaha meraihnya. Aku lebih memilih berada dalam pelukannya dibandingkan di pelukan Jin.
Aku rasa Yoongi mengerti dan meraihku dari Jin, mendudukanku di pangkuannya. Kemudian aku mulai menangis. Jin menghela nafas.
"Yoongi, mandikan ia. Jika Jimin menolak lagi, panggil aku. Aku akan memasak sesatu." Kemudian pria itu pergi.
"Ayo." Yoongi melepaskan pakaianku dan aku berusaha untuk tidak protes. Aku kehabisan energi.
......
Yoongi memakaikan onesie bayi berwarna biru padaku lalu menyisir rambutku. Aku menghela nafas. Aku tidak bisa protes. Aku hanya ingin tidur.
"Selesai. Lihat, ini tidak sulit. Ayo makan lalu tidur." Yoongi menggendongku dan meninggalkan toilet.
Kami berjalan ke dapur dan semua orang telah berkumpul disana, dengan meja yang penuh makanan.
"Bagaimana keadaanmu, Jim? Kau menghabiskan waktu yang lama sekali untuk mandi."Hoseok tersenyum padaku dan aku hanya menyembunyikan wajahku pada leher Yoongi. Aku tidak mau berbicara pada siapapun di ruangan ini.
Yoongi duduk dan mendudukanku di samping kanannya. Namjoon berada disebelahku dan aku berusaha menjauh darinya, karena mungkin saja ia mulai berteriak lagi.
"Ini. Aku membuatkanmu sup karena kau sakit." Jin menaruh semangkuk sup dihadapanku dan aku menatapnya. Sup alfabet yang terlihat normal. Tapi aku yakin 100% sup itu mengandung obat tidur, seperti sebelumnya. Oh—ayolah. Kau tidak bisa mempercayai penculikmu.
"Makanlah, Jimin. Kau akan merasa lebih baik setelahnya." Aku hanya menatap supku dan mematung. Tidak bisakah mereka membiarkanku tidur? Aku sudah makan pagi ini dan sekarang? Aku hanya terlalu lelah dan bahkan aku tidak butuh obat mereka untuk tertidur pulas.
"Kemarilah, aku akan menyuapimu." Yoongi meraih sendokku. Aku terkejut tapi ia hanya tersenyum dan mulai menyuapiku. Aku benar-benar tidak punya energi lagi untuk protes, dan mengingat hukuman yang sebelumnya kudapatkan... menolak bukan pilihan bagus. Aku bisa merasakan tatapan Jin padaku dan rasa sakit yang masih tertinggal.
Aku membuka mulutku. Senyum Yoongi melebar dan ia mulai menyuapiku. Dan sekarang aku berfikir... mengapa bukan Yoongi yang menjadi 'Daddy' ku? Aku lebih memercayainya dibanding Namjoon. Hey, maaf aku berfikir seperti ini tapi aku tidak punya pilihan lain, jadi... aku lebih memilih Yoongi daripada Namjoon.
*Tiba" berubah jadi Yoonmin:')*
Aku menghabiskan supku dan menunduk malu. Aku mulai merasa seperti bocah sungguhan. Mereka tidak membiarkanku melakukan apapun sendiri.
'Anak pintar! Ayo kita sikat gigimu." Kata Yoongi sambil meraih tanganku. Aku bisa merasakan semua matamemandangku, jadi aku hanya mengikutinya tanpa protes.
tbc!
Haiiiii eheheeheheh
kalau kalian jeli, mungkin kalian bakalan nyadar kalo yang nulis chapter ini bukan Hika, karena dia masih hectic banget ngurusin UAS sedangkan gw dah beres yeayyy:)) *ditabokHika*
yaa gw kan salah satu readernya dia dan gw kesel bgt dia lama banget update work ini. tiap liat dia nyante gw suka nyuruh dia update, tapi apa jawaban dia? NANTI.
yes. nyebelin banget kan.
jadi pada suatu siang pas dia balik kosan, gw nodong dia.
'klo lu ga update" mulu gw ajalah yg translate-in'
dan dia jawab oke. sooooo here i'm:))
maap klo translate-an gw payah. harus dimaapin pokonya. HARUS!
heheheheheheheheh
udha achhh bhayz.
karena gw baek, klo chapt ini udah 30 votes gw publish chapt selanjutnya dehhh
maap bacot.
bye beneran.
Regards,
Blossom:)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Minnie [Translation]
FanfictionOriginal story belongs to @SheilaNandos Jimin seorang pemuda berumur 21 tahun yang diculik dan diperlakukan sebagai anak kecil. Ia dipaksa melakukan hal-hal yang diluar batas 'wajar' umurnya. Mulai dari memakai baju bayi, menghisap 'dot', dan di m...