Chapter 39

4K 342 77
                                    

Err--- Hello. hehehehe

Anyone ready for the update? :)) 

.

.

Namjoon POV

Aku mendengar suara tangisan dari lantai atas. Akupun bangkit.

"Kupikir bayiku telah bangun." Aku tersenyum dan meninggalkan dapur. Aku berjalan menuju kamarnya dan masuk. Senyumku semakin melebar melihat Jimin telah duduk di ranjangnya dan melihatku dengan mata berkaca-kaca.

"Bayiku yang malang." Aku mendekatinya dan langsung mengangkat tubuhnya. Aku meletakkan tubuhnya di pinggangku dan dia menyembunyikan wajahnya di leherku. Dia terlihat sangat imut dengan rambut tidurnya. Ia pun tenang dan hanya bernafas di gendonganku.

"Apa tidurmu nyenyak, sayang?" Tanyaku. Aku mencari dot nya di sekitar. Aku menemukannya di samping bantalnya dan langsung memberikan dot itu padanya. Ia langsung menerima dot itu di mulutnya dan menunjuk ke arah ranjang. Aku terlihat bingung untuk sesaat tapi kemudian aku melihat boneka beruangnya. Aku tersenyum dan mengambilnya.

"Oh, kamu ingin Joonie?" tanyaku. Ia mengangguk.

"Onnieee" ia bergumam dan mengulurkan tangannya, meminta bonekanya. Aku pun memberikan bonekanya dan dia langsung memeluk boneka itu erat.

"Ayo kita turun dan melihat paman-pamanmu." Ia hanya menatapku. Aku kembali tersenyum gemas dan meninggalkan kamarnya.

"Hyung" Aku melihat ke sebelah kiri ku dan melihat Taehyung berdiri disana dengan Jungkook.

"Bayi, bangun?" Jungkook tersenyum dan mulai bersemangat.

"Ya, tapi dia butuh waktu untuk tetap tenang dan bermain dengan mu." Ucapku sembari mengelus punggung Jimin. Dia masih terlihat sangat mengantuk. Ia pun menyenderkan kepalanya di pundakku.

"Tapi—tapi ingin bermain sekarang!" Jungkook merengek dan menarik perhatian Jimin. Ku merasakan Jimin mulai ketakutan.

"Kookie, no! Namjoon hyung bilang tunggu, maka kau harus menunggu. Jangan mengamuk! Kamu membuat bayinya kesal dan seorang kakak yang baik tidak melakukan itu." Taehyung berkata dengan tegas kepada Jungkook.

Aku tersenyum kepada diri sendiri, melihat Taehyung yang bisa mengatasi situasi ini. Dia tumbuh sangat dewasa. Aku merasa sangat bangga.

"Ayo turun." Ajakku dan berjalan turun kebawah. Aku berjalan memasuki ruang santai dan duduk di sofa dengan Jimin di pangkuanku. Aku menyalakan televisi dan memasang film anak-anak.

"Ayo kita tonton ini, sayang." Aku tersenyum dan sedikit memindahkan kepala Jimin. Matanya setengah terbuka.

"Tapi aku ingin sekarang, tidak mau nanti!" Aku mendesah . Jungkook benar-benar hanya berpikir tentang bermain.


"Tidak. Berhenti atau kau akan mendapatkan hukuman." Aku mendengar Jin berucap.

"TIDAAAK!" Jungkook berteriak dan memicu Jimin. Ia pun mulai terisak dan melihat sekitar dengan ketakutan.

"Tidak, Minnie. Jangan menangis, sayang. Itu hanya Kookie yang berteriak. Tidak ada yang terjadi. Kamu baik-baik saja." Aku berbisik, mencoba menenangkan Jimin.

Aku mendengar seseorang dari tangga dan aku tau jika Jin mulai mengambil tindakan. Tiba-tiba, bell rumah berbunyi dan aku pun mendesah kasar. Kenapa harus sekarang?

"Bisakah seseorang membukakan pintu?" aku bertanya sedikit keras dan mengelus punggung Jimin. Tidak ada yang menjawab dan bell rumah kembali berbunyi.

"Daddy harus membuka pintu. Tunggu sebentar, ya" aku berkata kepada Jimin dan membaringkan tubuhnya di sofa. Ia menatapku dengan mata besarnya dan mulai menangis lagi.

"Oh—tidak, sayang. Daddy akan kembali dan kita akan kembali berpelukan." Aku berbalik dan berlari kecil kearah pintu.

"Siapa?" tanyaku sembari membuka pintu.

"Halo." Aku terkejut.


.............

is anyone still waiting for this? :")) 

Sorry for making you wait

Don't forget to Vote + Comment!

i guess.. 50 comments then i will update again. hehe


My Little Minnie [Translation]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang