Chapter 22

4.6K 462 29
                                    

Jimin POV

Aku berbaring di sofa dengan selimut yang nyaman ketika bel berbunyi. Aku membuka mataku dan mendapati Namjoon berada disampingku.

"Dokternya sudah datang, Minnie. Ia akan menyembuhkanmu." Ia tersenyum padaku dan aku menatap sekeliling. Semua orang berada disekitar ruang tengah. Semua, kecuali Jin yang membukakan pintu.

"Sepertinya sakitnya sangat parah, ia bahkan muntah. Aku sudah mencoba memberinya obat, tapi sepertinya tidak berhasil. Ia juga demam." Aku bisa mendengar suara Jin.

"Sejak kapan ia mulai sakit?" Suara yang tidak kukenal terdengar.

"Tiga atau empat hari yang lalu." Jawab Jin sambil memasuki ruang tengah dengan seseorang.

"Dokter Im!" Seru Jungkook senang dan aku terlonjak karena suaranya.

"Jungkookie, bagaimana kabarmu?"

"Baik!" Aku menutup mataku dan berbalik. Bisakah mereka pergi?

"Bagus, Kookie. Tapi aku datang karena kudengar temanmu sakit, benar kan?"

"Kau bisa menyembuhkan Jiminnie?" Tanya Jungkook dan ia benar-benar terdengar sangat khawatir, sampai-sampai aku tidak bisa percaya.

"Ya, aku bisa. Jadi, bisakah kau pergi bermain sebentar ban kembali ketika aku sudah selesai?"

"Baiklah." Aku bisa mendengarnya berlari pergi. Namjoon mengelus rambutku dan kudengar langkah kaki mendekatiku. Aku membuka mataku dan menatapnya takut-takut.

"Halo, sayang. Namaku Im Jaebum, dokter mu. Aku akan membantumu." Ia tersenyum padaku. Astaga. Daftar psikopat disekelilingku bertambah satu.

"Aku baik-baik saja." Ucapku dan mencoba untuk menjauh tapi Namjoon menahanku.

"Kau tidak terlihat baik-baik saja. Jadi, biarkan aku memeriksamu." Dokter itu mencoba untuk menyentuhku tapi aku menepisnya.

"Tidak! Jangan sentuh aku!" Desisku sambil menatapnya tajam. Apa ia benar-benar seorang dokter? Bisa jadi ia adalah psikopat yang suka bereksperimen dengan pasiennya! Aku sangat tidak mempercayai orang ini.

"Tapi aku harus menyentuhmu. Aku tidak akan tahu bagian mana yang sakit bila kau tidak membiarkanku menyentuuhmu." Ia mengatakannya sambil tersenyum.

"Aku baik-baik saja. Aku sehat. Aku tidak perlu apapun." Aku mencoba melepaskan diri dari pegangan Namjoon.

"Tidak, Minnie! Jangan membantah. Dokter Im tahu yang terbaik." Namjoon berusaha menghentikanku dan menatap mataku. Aku bisa melihat kesabarannya yang mulai menipis.

Aku kembali menatap dokter itu sambil menghela nafas. Aku tahu aku tidak punya pilihan lain, tapi aku sangat tidak menginginkannya. Aku diculik dan sekarang harus menjadi kelinci percobaan juga?

"Tidak!" Tolakku sambil terus memberontak.

"Sayangnya kau tidak punya pilihan, baby. Maafkan aku." Ujar Namjoon. Aku menatapnya bingung dan berhenti bergerak. Dokter itu mengeluarkan sesuatu dari balik punggungnya dan aku kembali panik.

Jarum suntik! Tidak!

"Tidak! Jauhkan benda itu dariku! Aku mau dokter yang asli!" Aku menatapnya tajam sambil memukuli Namjoon.

"Aku dokter asli, sayang. Jangan panik. Ini tidak sakit. Aku ada disini untuk membantumu." Ia tersenyum padaku sambil mencoba menyuntikan cairan itu padaku.

"TIDAK! LEPASKAN! AKU TIDAK MAU! LEPASKAN AKU! A—a-ku membenci kalian..." Perlahan aku berhenti karena rasa kantuk yang menghantamku tiba-tiba.

"Tutup matamu dan tidurlah, Minnie. Semuanya akan selesai begitu kau bangun." Aku melihat senyum Namjoon dan kemudian semuanya gelap.

My Little Minnie [Translation]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang