Jimin POV
Jin memasuki kamar dengan Namjoon di belakangnya. Aku mengalihkan pandanganku dari mereka dan memeluk lututku. Aku pun menyadari jika punggungku mulai merasa sakit karena duduk di lantai tetapi aku tidak peduli.
"Jimin?" Jin bertanya dan aku mengabaikannya. Mengapa aku harus memperhatikannya? Mereka mungkin hanya akan memberitahuku jika aku tidak diperbolehkan menari karena aku adalah seorang bayi sialan.
"Minnie, kumohon dengarkan aku. Apa kamu bisa menatap mataku?" Namjoon berusaha untuk menarik perhatianku sekarang. Aku menolak dan menyembunyikan wajahku di lututku. Kenapa mereka tidak bisa melihat jika aku tidak ingin berbicara sekarang? "Maafkan aku, sayang. Aku bersikap berlebihan. Aku hanya tidak ingin kau pergi ke kelas itu."
"Jimin, dengarkan perkataan daddy mu. Dia tidak ingin bersikap seperti ini. Aku akan menghukumnya jika kamu mau." Ucap Jin dan aku mendengar Namjoon terkejut.
"Hyung! Kau mana bisa.."
"Oh, tentu saja aku bisa, Namjoon. Dan kamu pasti tau itu!" aku berusaha menahan tawaku dari mulutku, tetapi gagal. Ini terasa lucu. Jin memang adalah seorang bos bahkan untuk Namjoon. "Oh, itu lucu, kan Jiminnie? Hukuman apa yang pantas untuknya, ya?" aku menggerakkan kepalaku sedikit dan menatap Jin sebentar. "Apa ia harus di tampar? Atau haruskah aku mengambil ponselnya? Apa yang ada di pikiranmu?"
"Ya ampun, Jiminnie. Ia harus di pukul. Itu akan sangat lucu!" Taehyung berkata di sebelahku dan mulai tertawa.
Dipukul? Itu terdengar sangat bagus tapi aku tidak ingin seseorang merasakan sakit. Aku tidak suka itu.
Aku menggeleng kepalaku dan mendongakkan kepala. Aku mengusak air mataku dengan lengan kaosku dan menatap Jin. Aku sedang tidak ingin melihat Namjoon saat ini.
"Aww— lihat anak imut ini." Jin tersenyum dan aku mulai merasa malu. Mengapa ia harus menyebutku imut sedangkan aku tidak? Aku sangat malu. "Aku sudah berbicara pada daddy mu tentang keinginan kecilmu untuk menari dan kita tidak akan memperbolehkanmu untuk pergi ke kelas itu." Mataku membulat dan aku mulai menangis lagi. Mimpiku dan kesukaanku...
"Oh, tidak tidak tidak. Jangan menangis, sayang. Kami memutuskan kamu bisa menari dengan Hoseok di studio menari nya." Namjoon berkata dengan cepat dan bergerak ke arahku. Ia memelukku dan menaruhku di pangkuannya, bahkan sebelum aku bereaksi. Aku terkejut. Mereka.. mereka memperbolehkanku menari?
Aku menatap Namjoon dengan kedua mata besarku. "Aku—aku bisa menari?" aku berbisik, masih tidak mempercayainya. Ia bisa saja bercanda tentang itu untuk menyakitiku. Seperti yang aku bilang, aku tidak mempercayai mereka.. untuk sekarang.
"Tentu saja. Dan kamu bisa memulainya hari ini tapi hanya untuk satu ja,. Setelah satu jam, kita akan lihat apa kamu bisa menari untuk dua jam dan kami akan memasang peraturan untukmu. Mengerti?" Namjoon tersenyum.
Aku mengangguk dan tak bisa menyembunyikan senyumku yang terlukis di bibirku.
"Aww—siapa anak kecil yang bahagia ini?" aku melihat ke arah pintu dan melihat Hoseok. Aku meloncat dan berlari ke arahnya.
"Aku boleh menari, Hoseokie! Menariii!" aku berkata dengan senang dan mulai meloncat ke atas dan ke bawah.
"Lihat, kan? Aku sudah bilang padamu jika semuanya akan baik-baik saja dan aku tidak perlu berbicara pada daddy mu. Kita bisa menari sekarang hika kamu mau?" aku menangguk dengan sangat cepat. "Baiklah, silahkan tanyakan daddymu dan katakan terimakasih, little one."
Aku memutar balik dan berlari ke arah Namjoon lagi. "Terimakasih, daddy. Bisakah aku pergi sekarang? Kumohoooon~" aku menatapnya dengan puppy eyes ku. Ia tersipu.
"Tentu, sayang. Tapi ingat. Hanya satu jam dan jadilah anak baik." Aku mengangguk dan memeluknya dengan sangat erat.
Ini bukan berarti aku menyukainya.. sangat. Hanya sedikit. Aku hanya sangat sangat senang karena aku bisa menari!
Aku melepaskannya dan kembali berlari ke arah Hoseok."Ayoo!" ucapku semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Minnie [Translation]
FanfictionOriginal story belongs to @SheilaNandos Jimin seorang pemuda berumur 21 tahun yang diculik dan diperlakukan sebagai anak kecil. Ia dipaksa melakukan hal-hal yang diluar batas 'wajar' umurnya. Mulai dari memakai baju bayi, menghisap 'dot', dan di m...