"To the point aja Dir." Riva menatap kesal Dira, karena sedari tadi Dira seperti menggantung ucapannya kepada mereka berdua.
"Namanya Ethan." Mendengar itu sontak membuat Alexa dan Riva terkejut.
"Ethan?!" ucap mereka berdua bersamaan.
"Kenapa sih? Ko pada kaget gitu. " Dira keheranan melihat reaksi dari kedua sahabat di depannya.
"Mmm nggak papa. Kaget aja, padahal ngeliat kalian ngobrol aja nggak."
"Maka dari itu gue pengen coba deketin dia."
"Ciee Dira suka sama Ethan." Alexa menggoda Dira yang sudah memerah.
"Ih Alexa apaansih, tapi sayangnya dingin banget dia. Gue harus berjuang terus." Dira menyemangati dirinya sendiri.
"Hahha semangat Dira menghadapi si es"
"Makasih Lex. Btw, lo kan deket sama Ethan Riv? Deketin gue sama Ethan dong, biar bisa pdkt gitu." Dira menatap Riva penuh harap.
"Mmm oke."
"Asik makasih, kalian itu benar-benar sahabat yang paling gue sayang," Dira memeluk lexa dan Riva yang dibalas oleh mereka berdua.
***
Pukul 23:00 malam, Ethan memasuki rumahnya yang gelap gulita.
"Kamu dari mana sayang??" seru seseorang yang ternyata itu adalah Ayu, mamah tiri Ethan.
"Bukan urusan Anda." Ethan melangkah menuju kamarnya, menghiraukan ayu yang sedang menatap dirinya khawatir.
"Sampai kapan kamu mau gini Ethan?" gumam kecil Ayu.
Ethan merebahkan tubuhnya yang terasa lelah sehabis berada di rumah Damar. Memang dia sengaja pulang selarut ini supaya tidak melihat ibu tirinya. Tapi sialnya, tadi dia malah melihat ibu tirinya.
Sudah beberapa tahun ini Ethan tidak bisa menerima Ayu sebagai ibu tirinya, sampai kapanpun tidak akan ada yang menggantikan ibu kandungnya.
Ethan mengambil bingkai foto yang berada di pinggir kasurnya, mengusap wajah ibunya yang sedang tersenyum manis. Tanpa ia sadari air matanya turun begitu saja saat melihat wajah di foto yang ia pegang saat ini.
"Mah? Ethan kangen," gumam Ethan sedikit terisak. Sebut saja dirinya cengeng atau apapun. Karena dirinya sama sekali tidak peduli.
Seorang anak kecil berumur 9 tahun berlarian di lapangan yang luas, tetapi tiba-tiba dia tersandung batu yang membuat dirinya terjatuh.
"Sakit," ringis anak kecil itu memegangi lututnya yang mengeluarkan cairan kental berwarna merah yang membuat air matanya berlinang.
Seorang wanita paruh baya mendatangi anaknya yang sedang menangis dengan lutut mengeluarkan darah.
"Ethan kamu kenapa nak?" seru wanita paruh bayah itu khawatir.
"Ethan jatuh Mah hiks."
"Mana sini Mamah liat luka kamu," ucap seorang wanita paruh baya itu yang tak lain adalah Syalin Alian.
"Sakit?" tanya Syalin memegang luka anaknya itu yang dibalas anggukan oleh Ethan.
"Segini belum apa-apanya Ethan, kamu harus tau bahwa nanti akan lebih sakit saat kamu kehilangan orang yang kamu sayang," ucap Syalin yang membuat Ethan bingung.
![](https://img.wattpad.com/cover/120359245-288-k173700.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aribell
Teen Fiction"Karena yang pergi akan selalu kembali, terkecuali seseorang yang telah ditelan oleh maut." Ariva Bella Adijaya, menyamar sebagai wanita culun karena kisah kelam di masa lalunya. Riva hanya ingin memulai kehidupan dan kisah yang baru di sekolah bar...