41

187K 11.5K 388
                                    

"Bentar lagi kan kita libur akhir semester, gimana kalau kita liburan kepuncak bareng??" usul Daniel kepada semua sahabatnya. Mereka saat ini sedang berada di kantin, tempat paling disukai orang-orang kelaparan.

"Ayo, gue setuju sama lo," sahut Riva semangat.

"Oke nanti gue yang nyewa villanya," jelas Daniel membuat semuanya mengangguk setuju.

"Kapan lagi coba kamu kita liburan bareng? Pastinya kan nanti UN kita sibuk, makanya puas-puasin aja di puncak nanti, " seru Dira.

"O---"ucapan Daniel terhenti ketika melihat seseorang menduduki kursi di samping Ethan. Siapa lagi jila bukan Kania yang selalu mengejar-ngejar Ethan.

"Ethan, ko nggak ngajak aku sih?" tanya Kania dengan nada genit sembari bergelayut manja di tangan Ethan. Ethan tidak menanggapinya sama sekali, tetapi ia malah mengenggam tangan Riva erat.

"Eh tiga culun cabe! Ngapain lo disini?" sinis Kania, sedangkan Riva hanya mengangkat sebelah alisnya menatap perempuan itu malas.

"Terserah gue dong," datar Riva.

"Ohh lo nggak tau siapa gue?" tanya Kania dengan nada mengejek.

"Kagak penting juga," ketus Riva.

"Hahaha mampus lo!" seru Alexa.

"Udahlah Kania, mending lo pergi. Mual liat muka lo tuh." Ucapan Damar membuat wajah Kania memerah menahan amarah.

"Gue ingetin ya! Jangan pernah deket-deket sama pacar gue lagi!" Kania menunjuk Riva dengan jari telunjuknya tepat di wajah.

Riva yang tidak terima, segera melepaskan genggaman tangan Ethan. "Bukan gue, tapi lo bitch!" Riva bangkit dari duduknya dan mendekati Kania.

"Apa? Lo manggil gue apa??"

"BITCH!" Riva menaikkan suaranya sehingga mereka menjadi pusat perhatian.

Dengan emosi Kania menjengut rambut Riva kasar dan dibalas juga oleh Riva. Karena tarikan Riva di rambutnya sangat kencang, membuat Kania melepaskan jengutannya.

"Jauhin tangan kotor lo!dari rambut sahabat gue!" sahut Alexa tajam. Keduanya mendekati Riva.

"Jangan sekali-kali megang rambut gue, pake tangan lo bitch!" Riva sedikit mendorong Kania dan melepaskan jengutannya yang sudah berpenampilan acak-acakan.

"Aduhh temen-temennya dateng," ucap Kania dengan wajah so takut.

"Alahh bilang aja takut lo!" seru Dira kesal.

"Cih...Cupu aja belagu!"

"Mending belagu dari pada jadi cewek keganjenan sama cowok!" ucap Riva tidak mau kalah.

"LO!" Tangan Kania hendak menampar pipi Riva, tetapi seseorang mencekal tangannya.

"Tampar dia, berurusan sama gue," datar Ethan.

"Kamu ko ngebelain si cupu ini sih! Udah miskin, belagu lagi! Mending sama aku cantik, kaya," ucap Kania centil membuat Daniel, Damar, Dira, dan Alexa ingin mengeluarkan isi perut mereka.

Ethan melepaskan cekalannya dari tangan Kania. "Ja---" ucapannya terhenti saat merasakan benda kenyal menyentuh pipinya.

Riva menampar Kania yang tidak bisa dibilang pelan. Ia sudah tersulut emosi sekarang saat melihat Kania mencium pipi kekasihnya seenaknya. Sedangkan Kania terkejut saat mendapat tamparan yang sangat tiba-tiba. Ia memegangi pipinya yang terasa perih.

"Gue akan ngeluarin lo dari sekolah ini jalang!" Semua orang suah mengerubungi mereka. Tetapi Damar dan Daniel hanya menonton sembari memakan makanannya tanpa berniat membantu.

Temen laknat.

"Emangnya lo siapa berani ngeluarin gue? Kalian itu miskin jadi nggak akan bisa ngeluarin gue," sahut Kania mengejek.

Dengan cepat Riva, Alexa dan Dira melepaskan kaca mata dan melepaskan kepangan rambut.

"GUE ARIVA BELLA ADIJAYA!" ucap Riva lantang, membuat semua orang tercengang. Bagaimana tidak terkejut, ketika mendengar nama terakhir perempuan itu.

"GUE ALEXA DIRGANTARA," sahut Alexa.

"GUE ADIRA SALSA PRINATA!" Kania terdiam dengan wajah sudah memucat. Ia mengetahui nama-nama itu, sangat mengetahuinya.

'Lo milih lawan yang salah.' Riva tersenyum miring ketika melihat keterdiaman Kania.

"Kenapa hmm, takut ya? Kenapa diem aja," ucap Riva dengan suara di lembut-lembutkan sembari mengangkat dagu Kania kasar. Mereka bertiga terus menyudutkan Kania sampai ke ujung kantin.

"Haha kenapa diem aja? Tadi aja so-soan belagu!" ledek Dira.

Riva menampar pipi Kania lagi. "Itu buat lo, karena berani nyium pacar gue!"

Saat ingin menampar Kania lagi, sebuah tangan mencekal tangannya lembut.

"Udah Riva," bisik Ethan tepat di telinga Riva. Mau tidak mau Riva menurunkan tangannya dan berlalu pergi.

"Ini kayanya hari terakhir lo bitch!" ucap Alexa sinis, lalu menarik tangan Dira untuk pergi menyusul Riva. Sedangkan Kania berlalu pergi karena ia malu dipermalukan seperti itu.

"Than, kenapa mereka pergi? Padahal lagi rame!" sahut Daniel.

"Tolol!" datar Ethan berlalu pergi menyusul Riva juga, yang diikuti oleh Damar , meninggalkan Daniel yng melongo sejak tadi.

"YAH! KENAPA GUE DITINGGAL? AYANGG ETHANN TUNGGUIN GUE WOII!" Daniel berlari menyusul Ethan.

***

"Udahlah Riv, kan lo udah kasih pelajaran sama dia." Dira mengusap bahu Riva, yang sedang melihat bangunan-bangunan tinggi di depannya.

"Keluarin aja jalang kayak gitu! Berani-beraninya nyium Ethan! Etdahh main sosor aja tuh anak," ujar Alexa.

"Bukan karena itu." Ucapan Riva membuat mereka berdua kebingungan.

"Jadi?" tanya Dira penasaran.

"Dia kembali."

AribellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang