"Perkenalkan nama gue Kania Abrinata, salam kenal semuanya," ucap Kania sembari tersenyum manis. Matanya menangkap sosok laki-laki bermuka datar yang sangat familiar baginya, ia segera mengingat-ingat siapakah itu. Ethan! Kali ini ia ingat, dia adalah laki-laki yang ia tabrak di kafe kemarin.
"Kania, kamu duduk di kursi kosong belakang itu ya," tunjuk Bu Lia yang dibalas anggukan oleh Kania. Kania segera berjalan menuju kursi yang ditunjuk oleh guru tadi. Kepalanya menoleh sekilas kearah Ethan yang sedang duduk bersama seorang culun.
'Untung gue pilih sekolah ini,' batin Kania tersenyum.
"Tugas yang kemarin, silahkan di kumpulkan." Siswa siswi segera berjalan ke meja guru untuk mengumpulkan tugas.
"3 orang lagi, siapa yang tidak mengumpulkan?" tanya Bu Lia kilatan matanya sudah terlihat membuat semua yang berada di kelas bergidik ngeri.
3 orang mengacungkan tangannya keatas membuat seluruh perhatian tertuju kepada mereka, siapa lagi jika bukan Riva, Alexa, dan Dira.
"Kalian tidak mengumpulkan? Silahkan keluar bersihkan lapangan sampai istirahat!" titah Bu Lia yang dibalas anggukan mereka bertiga lalu melangkah keluar kelas dengan santainya.
"Buka buku halaman 128, kita lanjutkan yang kemarin," jujar Bu Lia.
"Ethan," bisik seseorang. Ethan mengalihkan pandangannya ke samping yang ternyata itu adalah Daniel.
"Ikutin mereka yuk? Suntuk gue disini," ucap Daniel pelan agar tidak ketahuan oleh Bu Lia.
"Lo mau kemana Niel?" tanya Damar dengan suara yang dibilang besar, sehingga seluruh perhatian menatap Damar dan Daniel begitupun Bu Lia yang sudah memberi tatapan tajam.
"Aduh Damar, gara-gara lo nih," ucap Daniel menyalahkan Damar.
"Ko nyalahin gue sih? Lo tadi ngomong sama si Ethan, gue nggak diajak!" ucap Damar tak mau kalah.
"Lo ko git---" ucapan Daniel terpotong saat melihat Bu Lia sudah berada di sampingnya.
"DAMAR, DANIEL, KELUAR DARI KELAS SEKARANG DAN BERSIHKAN LAPANGAN!" titah Bu Lia. Kedua mata Daniel seketika berbinar.
"Ibu makasih banget, yaudah Daniel keluar dulu assalamualaikum," pamit Daniel menyalami telapak tangan Bu lia dan diikuti oleh Damar lalu pergi kelapangan. Saat Bu Lia hendak melanjutkan menerangkan kembali, Ethan beranjak pergi dari kelas menghiraukan guru yang sedang mengajar.
"Ethan! Mau kemana kamu!" sahut Bu Lia sedikit berteriak.
Ethan berjalan kearah lapangan, dimana sudah terdapat sahabatnya dan Riva dkk, yang sedang terduduk dipinggir lapangan. Mereka seolah masa bodoh dengan hukuman.
"Ethan." Daniel melambaikan tangannya saat melihat Ethan datang. Ethan duduk di sebelah Riva dengan keringat di dahinya karena kepanasan.
"Haus gue," gumam Riva sembari mengipas-ngipaskan wajahnya menggunakan telapak tangan.
"Daniel," ketus Ethan, memberikan uang kepada Daniel yang sedang mengobrol bersama Alexa. Entah ada angin apa dua orang itu nampak akur hari ini.
"Apa Than? Tiba -tiba ngasih uang ke gue."
"Minum."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aribell
Teen Fiction"Karena yang pergi akan selalu kembali, terkecuali seseorang yang telah ditelan oleh maut." Ariva Bella Adijaya, menyamar sebagai wanita culun karena kisah kelam di masa lalunya. Riva hanya ingin memulai kehidupan dan kisah yang baru di sekolah bar...