53.

163K 10.2K 238
                                    

Seperti biasa Riva selalu mengenakan seragam tidak rapih dan jauh dari aturan. Tetapi berbeda dengan sebelum-sebelumnya rambutnya sekarang dicat berwarna biru.

Dirasa sudah siap, Riva keluar kamar dan menjalani rutinitas paginya yaitu sarapan bersama keluarga.

"Pagi."

"Pagi," ucap mereka bersamaan.

"L...bo sebolah de? Eb...bangnya uddahh sebbatt?" ujar Azram Azram tidak jelas karena mulutnya penuh oleh makanan.

"Makan yang bener Azram!" Zahra mengingatkan anaknya yang masih mengunyah dengan makanan memuncrat kemana-mana.

"A...bbi...sn...ya...A...z...lamm...ngggga dikacihh maaaaakabb sammma mmmaah." Azram terus saja mengucapkan kata-kata tidak jelas dan memasukkan suapan kedalam mulutnya.

Riva terkejut saat secuil nasi menempel di hidungnya. Buru-buru ia menyingkirkan nasi itu di hidungnya dengan wajah menunjukkan ekspresi jijik. Kesal, Riva menepuk punggung Azram kencang.

"'Uhukk...uhukk...air woy airrrr!! Etdah air mana air? Mau gue m...hukkk mati!" Azram buru-buru mengambil sebuah teko air lalu menuangkannya di gelas. Dengan sekali teguk ia menghabiskan air itum


"Dek! Lo mau bikin gue mati?" Azram menatap Riva kesal.

"Lagian lo ngomong kagak bener! Itu tuh nasi ada di hidung gue!"

"Yaa, maaf! Gue kan nggak sengaja elahh."

"Makan udah kayak anak kecil aja! Nggak dikasih makan berapa tahun sih lo?"

"Gue laper! Semalem kan Papah sama Mamah main drama! Jadi gue gak dikasih makan! Mau masak tapi gak bisa."

"Dasar pe---"

"AZRAM, RIVA!" ucap Candra tegas membuat mereka berdua terdiam.

"Makan yang benar!" mendengar itu Riva dan Azram menuruti perkataan Papahnya. Karena sudah tidk bisa di ganggu gugat. Mungkin masih baper karena masalah dengan Mamahnya.

Ketukan pintu mengalihkan perhatian mereka. "Itu siapa Mah?" tanya Riva yang dibalas gelengan oleh Zahra.

"Nggak tau Mamah juga, kamu bukain gih."

"Bang Azram aja Mah." Azram menatap Riva tidak terima.

"Ko gue?!?"

"Siapa tau itu Ethan." Riva segera berlari untuk membukakan pintu.

"Et...eh?" Riva melirik ke kiri dan kanan tidak ada siapapun disana.

Jadi siapa yang mengetuk pintu?

Mata Riva menangkap sebuah kotak hitam berada di teras rumahnya. Ia mengambil kotak itu dan mengocok-ngocoknya pelan.

Rasa penasarannya sudah memuncak kali. Dengan segera ia membuka kotak itu perlahan dan...

"AAA!!!" Riva melempar kan kotak itu sembarang arah sehingga isi kotaknya mencuat keluar yang tak lain adalah bangkai tikus dengan dilumuri darah.

Tubuh Riva gemetar. Tatapannya terhenti pada sebuah kertas yang sedikit terkena darah. Riva mengambil kertas itu cepat dan membacanya.

AribellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang