30

196K 12.3K 452
                                    

Saat ini Ethan sedang mengurung diri. Bahkan ia masih memakai seragam yang penuh oleh bercak darah. Dia sudah  mendengar keadaan Riva dari Daniel. semakin merasa bersalah karena dirinya Riva koma.

Ayu merasa sangat khawatir. Entah sudah yang keberapa kali ia mengetuk pintu kamar Ethan. Namun tak ada sahutan sama sekali.

"ARGH!!" teriak Ethan dari dalam kamar. Suara pecahan juga terdengar. Kekhawatiran Ayu pun semakin menjadi.

"ETHAN! BUKA PINTUNYA!" Ayu menggedor-gedor pintu kamar Ethan. Ayu segera menghubungi suaminya. Sedangkan keadaan Ethan saat ini sangat tidak baik. Kamarnya sudah tidak berbentuk lagi, kali ini ia melihat pantulan dirinya di cermin.

"Gue hampir ngebunuh Riva!!" Ethan memukul cermin di hadapannya dengan keras sehingga hancur berkeping-keping dan tangannya pun mengeluarkan darah.

Ia hanya marah pada dirinya sendiri.

"Riva maafin gue," lirih Ethan.

Ayu dan Rio sangat khawatir dengan keadaan Ethan. "Ethan? Ini Papah, nuka pintunya ya?" bujuk Rio.  Tidak ada sahutan sama sekali dari anaknya itu. Rio menghela nafas kasar. "Biarin dia sendiri dulu"

"Tapi Pah, gimana kalau Ethan kenapa-napa?" tanya Ayu gelisah.

"Biarin dia tenang dulu, saya tau dia pasti lagi butuh waktu sendiri," ucap Rio berlalu pergi ke kamar, diikuti oleh Ayu. Walaupun dia sangat khawatir.

***

"Hei Riva," sapa Damar menduduki kursi di samping kasur Riva.

"Lo kapan bangunnya sih?" damar mengenggam tangan Riva lembut.

"Lo tau nggak? Sekarang hari libur loh. Gue mau ngajak lo jalan-jalan ketempat yang indah. Syaratnya, lo harus bangun."

"Lo udah kayak putri tidur aja. Bangun Riva, udsh saatnya lo bangun. Ini udah satu minggu lo tidur."

"Riva, gue sayang sama lo. Tapi gue akan mundur, kebahagiaan lo adalah hal yang utama."

"Lo gak tau, seminggu ini Ethan makin dingin dan jarang banget ngomong. Di sekolah pun jarang gabung sama anak-anak. Kalau di rumah selalu ngurung diri di kamar. "

"Gue pergi dulu buat nenangin Ethan ya, gue harap lo bangun. Cepet bangun putri tidur." Damar mengecup kening Riva lembut, setelah itu berlalu pergi menuju rumah Ethan.

"Assalamualaikum Tante," ucap Damar ramah kepada Ayu.

"Wa'alaikum salam, Daniel nya mana? Ko tumben sendirian?" tanya Ayu.

"Daniel nanti nyusul Tante. Ethannya masih suka ngurung di kamar Tan?"

"Iya, Tante khawatir banget. Dia juga jarang banget makan, terus selalu kedenger benda pecah." Damar yang mendengarnya terkejut, segitu frustasi kah Ethan saat ini? Ethan yang dulu kembali lagi saat kehilangan ibu kandungnya dahulu.

"Yaudah kalau gitu Damar ke kamarnya Ethan dulu ya Tan?" pamit Damar yang dibalas anggukan kepala oleh Ayu. Damar mendekat ke arah kamar Ethan.

"Ini gue, Damar." Tidak ada sahutan apapun dari Ethan.

"Itu semua takdir Than, bukan karena lo."

"Gue hampir ngebunuh Riva..." sahut Ethan dari dalam kamar.

"Itu semua takdir Ethan!!"

"Sama aja gue pembunuh," lirih Ethan.

"Lo gini buat apa? Kalau lo kayak gini terus, Riva nggak bakal bangun! Harusnya lo ada di sampingnya terus! Supaya dia tau bahwa masih ada yang sayang sama dia. Bukan kaya gini Ethan!" Pintu kamar di hadapannya terbuka, menampilkan wajah kusut dan penampilan acak-acakan. Dengan wajah yang pucat dan seperti terdapat kesedihan mendalam di tatapan matanya, sehingga seperti mayat hidup.

Damar yang melihat keadaan Ethan saat ini hanya terdiam. Ia tau perasaan Ethan saat ini. Damar memasuki kamar Ethan dirinya dibuat terkejut melihat kaca yang sudah retak, vas bunga pecah dan berserakan dimana-mana, bercak darah di lantai, kasur yang sudah acak-acakan, dan buku-buku berserakan dimana-mana. Pokoknya ini sudah tidak pantas disebut kamar tapi kapal pecah.

Mata damar menangkap tangan Ethan yang terdapat banyak luka. "Buat apa nyalitin diri lo sendiri? Kalau Riva ngeliat lo kayak gini dia bakal sedih Than. Sekarang lo siap-siap, kita ke rumah sakit.

"Gue gak bisa, kakaknya ngelarang gue."

"Sekarang lo siap-siap aja cepet! Kita ke rumah sakit sekarang!" titah Damar kesal. Sedangkan Ethan hanya menuruti saja.

"DAMAR! KEADAAN ETHAN GIMANA SEKARANG?" heboh Daniel.

"Berisik! Ethan nggak papa! kita tungguin di luar aja."

"Eh Mar? Ini kamar Ethan?" kaget Daniel, yang baru menyadari keadaan kamar Ethan.

"Yaelah lo baru ngeh dari tadi, udah cepet!!" Keduanya keluar dari kamar.

"Damar? Gimana? Ethannya udah keluar?" tanya Ayu gelisah.

"Udah Tante, sekarang kita mau ke rumah sakit dulu," balas Damar

"Rumah sakit? Mau jenguk siapa?" bingung Ayu.

"Temen, yaudah kita tungguin di mobil ya Tan," pamit Damar setelah itu berlalu pergi bersama Daniel menuju mobil. Ethan keluar kamar dan langsung berlalu pergi,  menghiraukan Ayu yang hendak berbicara.

Ethan segera memasuki mobil Damar dan berlalu pergi menuju rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit mereka bertiga melangkah menuju ruangan Riva.

"Mau ngapain lo disini bangsat!"

AribellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang