"Ethan bangun nak, ini kan hari pertama kamu masuk kekelas 12." Ayu menggoyang-goyangkan tubuh Ethan yang masih tertidur dengan selimutmenggulung tubuhnya.
"5 menit lagi Mah."
"Ethan, bagun nak. Katanya kamu mau jemput pacar kamu?" mendengar kata itu, Ethan membuka matanya perlahan.
"Iya ini, Ethan bangun ko."
"Cepet siap-siap Ethan!"
"Iya Mamah." Ethan mengecup pipi Ayu sekilas lalu memasuki kamar mandi. Ayu tersenyum manis mendapat perlakuan seperti itu dari anaknya.
Semenjak hari dimana Riva berkunjung ke rumah, Ethan mulai mendengarkan penjelasan Ayu dan lelaki itu kini sudah memaafkan Ayu dan Rio. Karena penjelasan Ayu membuat nya semakin merasa bersalah. Ternyata selama itu ia salah paham, semua ini justru karena permintaan mendiang ibu kandungnya.
Selesai bersiap-siap Ethan keluar dari kamarnya. Ethan menduduki kursi yang terdapat di meja makan tersebut dimana terdapat Rio dan Ayu. Mereka makan dengan tenang, terkadang juga mengobrol mengenai sekolah Ethan.
Bagi Ethan, hari ini hari yang paling bahagia baginya. Bisa berkumpul bersama keluarga kecil kembali.
***
"Riva bangun!!!" Zahra membangunkan anak bungsunya dengan kesal. Bagaimana tidak kesal ia membangunkan anaknya sampai setengah jam.
"Mamah Riva ngantuk!" Riva menarik selimutnya sampai keatas kepalanya. Zahra segera menyingkap selimut itu.
"Mamah! Riva ngantuk ishh!" Riva membuka matanya dengan kesal.
"Bangun atau uang jajan lu gue potong!" ancaman itu membuat mata Riva melotot kaget dan buru-buru menuju kamar mandi. Itu memang cara satu-satunya yang mampu membuat Riva terbangun.
Riva sudah siap dengan tampilan biasanya, bukan tampilan nerdnya. Dan hari ini adalah hari ia kelas 12 yang berarti ia harus belajar semaksimal mungkin. Walaupun dia tidak belajar dia tetap pintar, itulah yang dijatakan oleh mamah Zahra.
Setelah dirasa semuanya sudah, Riva keluar kamar menuju meja makan. Kini melihat Ethan setiap bagi di rumahnya sudah biasa.
"Dari tadi disini?" tanya Riva menduduki kursi di sebelah Azram.
"Baru."
"Oh." Riva memakan sarapannya dengan santai.
"Dek cepetan makannya, mau telat lu?" sahut Azram mengingatkan.
"Mentang-mentang udah lulus lo Bang!"
"Liat jam gih." Riva menuruti perkataan Azram. Ia melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 06:45 yang berarti sebentar lagi gerbang akan ditutup
"Oh, masih jam segini. Biarin aja kali."
"Bentar lagi masuk bego!"
"Azram." Azram menyengir tanpa dosa menatap Candra.
"Ayo Riva, ini hari pertama," sahut Ethan. Riva segera menghabiskan makannya cepat lalu bangkit.
"Mah, Pah, Bang, kita pergi dulu." Riva berpamitan, lalu melangkahkelaur rumah diikuti oleh Ethan.
"Dasar pasangan kampret!" gumam Azram melanjutkan makannya.
Ethan saat ini sedang fokus menyetir dan lebih sialnya lagi sekarang sedang macet panjang. Untung saja ia memilih membawa motor, jadi tidak terlalu terjebak macet.
Riva melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 07:15, berarti bel sudah berbunyi 15 menit yang lalu. Berhubung sekarang hari Senin berarti upacara sedang dilaksanakan.
"Than, udah masuk loh. Mungkin sekarang upacara."
"Tenang aja."
15 menit berlalu, mereka sudah keluar dari macet yang amat panjang itu. Iya seperti sepanjang jalan kenangan gue sama dia.
"Pak bukain pintunya," ujar Riva. Pak Panji menatap keduanya bingung.
"Saya takut dimarahin neng." Pak Panji menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Udah Pak bukain aja! Bu Endah urusan saya." Riva menatap Pak Panji bahwa akan baik-baik saja.
"Aduh gimana ya neng." Pak Panji semakin bingung karena melihat Ariva selaku anak ketua yayasan. Akhirnya ia membukakan gerbang dan membiarkan keduanya masuk.
"Yahh udah pada upacara, males banget gue," gumam Riva menuruni motor. Ethan dan Riva melangkah menuju mading sekolah, untuk mengetahui kelas mana yang ia tempati.
Tetapi, mereka menjadi bahan tontonan karena berjalan santai melewati koridor yang berhadapan langsung dengan lapangan. Guru- guru yang melihat itu geram, tetapi mereka tidak bisa melakukan apa-apa terhadap anak ketua yayasan.
Ethan melihat namanya berada di kelas XII IPA 5 dan ia juga melihat nama Riva berada dikelas itu juga dan berarti ia sekelas lagi dengan Riva.
"Yahhh ko sekelas sama lo lagi sih. Bosen gue," ucap Riva pura-pura kecewa.
"Hm." Melihat ekspresi Ethan muram, Riva mengacak-acak rambut Ethan lalu melarikan diri.
"Awas ya!" Ethan mengejar perempuan itu yang mulai menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aribell
Teen Fiction"Karena yang pergi akan selalu kembali, terkecuali seseorang yang telah ditelan oleh maut." Ariva Bella Adijaya, menyamar sebagai wanita culun karena kisah kelam di masa lalunya. Riva hanya ingin memulai kehidupan dan kisah yang baru di sekolah bar...