6. the next TARGET?

960 73 3
                                    

Vote dulu yaaa ❤

On mulmed Mark Tuan, CEO kita ❤

---

"Maksud bapak?"

Mark tak menjawab pertanyaan Soya, melainkan Mark hanya tersenyum menanggapinya.

Keduanya kini telah berada di sebuah restoran, rapat kali ini menggunakan ruangan VVIP, di dalam ruangan itu telah terdapat beberapa pria paruh baya yang sedang melempar senyuman pada Mark maupun Soya yang berada di belakang Mark. Soya menarik lengan Mark agar berhenti, Mark pun menoleh dan mendapati wajah Soya yang pucat pasi. "Kenapa?" Tanya Mark.

"Gue takut," Ucap Soya dengan suara yang sangat pelan, pandangan Soya jatuh pada laki-laki yang mengenakan dasi biru tua. Mark mengikuti pandangan Soya.

"Takut kenapa?"

Tangan Soya yang masih berada di lengan Mark bergetar, sebelah tangan Soya pun ikut mengenggam lengan Mark dengan kuat, karena Soya sudah tak sanggup berdiri dengan tegap. Mark yang menyadari perubahan Soya, melepaskan tangan Soya dan berganti merangkul gadis itu. "Saya nggak bisa meninggalkan rapat ini," kata Mark.

Soya mengangkat wajahnya untuk menatap mata Mark, namun persekian detik Soya tak sadarkan diri, dengan sigap Mark membawa Soya dalam gendongannya, Mark yang mulai panik membawa Soya untuk meninggalkan restoran itu.

"Sial!" Gumam Mark.

Mark melajukan mobilnya menuju rumah sakit terdekat, setelah sebelumnya Mark menghubungi karyawannya agar datang di rapat kali ini.

∆∆∆

Sejam lebih Mark berada disisi Soya, setelah di periksa dokter, dokter bilang Soya memiliki sebuah hal buruk dengan seseorang, dan ketika bertemu kembali dengan orang itu, semua kejadian yang lalu kembali merasuki pikirannya.

Klek

Mark menoleh dan mendapati seorang laki-laki tengah menatapnya penuh kebencian, "Lo apain Soya?"

"Gue nggak apa-apain, gue cuma minta dia buat ikut gue rapat," kata Mark dengan santai. Karena kesal yang sedari tadi telah memuncak laki-laki itu meraih kerah Mark dan mencengkeramnya dengan sangat erat, "Nggak mungkin cuma karena itu dia sampai nggak sadarkan diri."

Mark melepaskan cengkraman laki-laki itu, lalu merapihkan kerahnya yang sedikit berantakan, "Sebelum dia bilang takut, gue liat dia natap laki-laki yang mau rapat sama gue, terus dia tau-tau pingsan, gue nggak tau apa-apa,"

Laki-laki itu mengusap wajahnya, "Sial, Gue minta sama lo tolong jangan ajak dia rapat saat orang yang tadi dia liat ikut rapat lo,"

Mark mentautkan alisnya, "Kenapa? Dia karyawan gue, terserah gue mau ajak dia atau nggak, itu bukan hak lo,"

Laki-laki itu memukul wajah Mark, "Dia punya trauma sama laki-laki itu, kalau emang lo nggak bisa turutin itu, pecat dia, biar gue yang kasih pekerjaan kedia."

Mark mengusap ujung bibirnya yang terasa perih, "Jihoon, gue nggak pernah ganggu hidup lo, selama ini lo bisa hidup tenang dan bahagia dengan semuanya, gue cuma minta sama lo dan keluarga lo, jangan pernah muncul di hidup gue, apalagi ikut campur sama kehidupan gue,"

Jihoon menunjukkan seringaiannya, "Gue nggak akan ganggu hidup lo, kalau lo nggak muncul di kehidupan gadis gue,"

Mark menunjuk Soya yang masih terlelap, "Dia gadis lo? Sejak kapan? Setau gue kalian cuma teman, ya teman, dan seterusnya akan seperti itu,"

"Gue membiarkan lo memainkan semua gadis, tapi jangan Soya. Gue tau selama ini lo nggak pernah serius sama semua cewek, semuanya cuma target lo, buat lo sakitin, dan Soya? Dia the next target lo."

the REASON! (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang